Senin, 22 Agustus 2022

Handout "Mengenal Negara-Negara ASEAN"

 Mengenal Negara-Negara ASEAN

ASEAN (Association of South East Asian Nations) merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN diprakarsai lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Saat ini, ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Letak Geografis Negara-negara ASEAN



Berdasarkan letak geografis, ASEAN terletak di antara dua samudra dan dua benua. Dua samudra tersebut yaitu Hindia dan Pasifik, sedangkan dua benua yaitu Asia dan Australia.
Berdasarkan bentuk secara geografis, negara-negara ASEAN memiliki ciri sebagai berikut: a. Compact, yaitu berbentuk hampir seperti lingkaran. Contohnya negara Kamboja. b. Fragmented, yaitu berbentuk kepulauan yang terpisah-pisah. Contohnya Indonesia. c. Elongated, yaitu bentuk memanjang. Contohnya negara Vietnam. d. Protruded, yaitu bentuknya lebih kompleks dan beragam, biasanya terdapat ‘tangan’ yang memanjang. Contohnya Thailand dan Myanmar.


Karakteristik masing-masing negara anggota ASEAN secara umum.

A.   Indonesia

Indonesia terletak di antara 95° BT–141° BT dan antara 6° LU–11° LS dan persilangan dua benua dan dua samudra. Secara geologis, Indonesia merupakan daerah pertemuan antara dua deretan pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Selain itu, Indonesia juga merupakan pertemuan antara lempeng Asia, Indo-Australia, dan lempeng dasar Samudra Pasifik. Indonesia memiliki relief yang beraneka ragam bentuknya, yaitu Pegunungan, Dataran tinggi, Dataran rendah, Peneplain, Depresi.

Ekspor utama Indonesia mengandalkan sektor minyak dan gas (migas) serta hasil sumber daya alam berupa bahan-bahan mentah, seperti hasil hutan (kayu, rotan, karet dan lain-lain), tekstil, serta hasil pertanian dan perikanan (beras, udang, dan hasil laut). Adapun impor utamanya berupa perkakas industri, farmasi dan kimia, barang-barang elektronik, dan otomotif. Sumber daya alam Indonesia terutama berupa hasil tambang, pertanian, dan bahan baku industri. Kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia berlangsung secara bilateral, regional, dan multilateral.

B.    Brunei Darussalam

Negara Brunei Darussalam terletak pada 4° LU – 6° LU dan 114° BT – 115° BT. Wilayah Brunei dikelilingi oleh negara Malaysia. Negara Brunei Darussalam terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian barat dan bagian timur. Bagian barat terdiri atas 3 daerah, yaitu daerah Tutong, Belait, dan Brunei. Bagian timur adalah daerah Temburong. Brunei memiliki iklim tropis.

Setengah dari keseluruhan penduduk Brunei adalah orang Melayu. Etnis terbesar kedua adalah Tionghoa, dan sisanya pendatang, yang diperkirakan berasal dari Jawa, Sumatra, dan kalimantan (Dayak). Bahasa resmi penduduk Brunei adalah Melayu, juga bahasa Inggris dan Tiongkok sebagai bahasa kedua. Lebih dari 60% penduduk Brunei memeluk agama Islam. Kegiatan perekonomian Brunei sebagian besar ditopang dari hasil minyak dan gas bumi. Brunei dijuluki sebagai negara petro dolar Asia Tenggara. Industri utama kedua yang memberikan kontribusi bagi devisa negara adalah tekstil, makanan dan minuman, serta bahan bangunan. Brunei melakukan impor mesin-mesin dan peralatan transportasi dan bahan-bahan kimia. Minyak dan gas merupakan sumber daya alam andalan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Brunei. Perikanan dan pertanian juga menjadi sumber daya alam Brunei.

C.    Filipina

Filipina terletak antara 5° LU–21° LU dan di antara 117° BT–126° BT. Luas wilayahnya 30.000 km². Filipina merupakan negara kepulauan, dengan jumlah pulau ±7.107 (data tahun 2012). Pulau yang sudah didiami baru 4.000 pulau (2015). Pada umumnya, rakyat Filipina masih banyak mengandalkan bidang pertanian. Namun, seiring kemajuan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia telah terjadi pergeseran, yang tercermin dari meningkatnya pendapatan dari sektor industri. Sumber daya alam yang terdapat di Filipina antara lain kayu, minyak bumi, nikel, cobalt, perak, emas, dan perunggu. Sedangkan hasil pertaniannya berupa padi, jagung, kelapa, tebu, pisang, abaca (sisal/serat), tembakau, nanas, dan ikan.

Filipina bernama resmi Republik Filipina. Pada tahun 2015 penduduk Filipina sebesar 103 juta jiwa, dengan pertumbuhan sebesar -0,1% per tahun. Etnis mayoritas penduduk adalah Filipino, yaitu campuran Melayu-Spanyol, Melayu, Spanyol, dan Moro negrito. Agama yang paling banyak dianut adalah Katolik Roma (85 %), Kristen (5 %), Islam (7 %), dan Buddha (3 %).

D.   Kamboja

Kamboja terletak pada 10° LU-15° LU dan 102° BT–108° BT. Kamboja mempunyai wilayah seluas 181.300 km2 . Kamboja beriklim tropis muson, Iklim ini dipengaruhi iklim muson timur laut. Sungai Mekong merupakan sungai yang terpenting di Kamboja. Kamboja Tengah merupakan sebuah daerah yang subur. Pegunungan-pegunungan yang berjajar membentuk setengah lingkaran menjadi perbatasan alamiah antara Kamboja dan Thailand. Mata pencaharian penduduk Kamboja bertumpu pada bidang pertanian dengan sistem pengolahan yang masih tradisional.

Kamboja tergolong negara dengan jumlah penduduk sedikit di Asia Tenggara, yakni 15,4 juta jiwa (2015). Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja adalah etnis Khmer, sekitar 85% jumlah penduduk Kamboja. Sisanya adalah etnis Vietnam, lalu diikuti etnis Tiongkok, sekitar 100.000 muslim Cham, serta beberapa dari suku primitif. Mata pencaharian penduduk Kamboja bertumpu pada bidang pertanian dengan sistem pengolahan yang masih tradisional.

E.    Laos

Letak astronomis Laos 14° LU–22° LU dan 100° BT–107° BT, dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Thailand dan Birma; sebelah utara berbatasan dengan Tiongkok dan Vietnam; sebelah timur dengan Vietnam, dan sebelah selatan dengan Kamboja. Laos beriklim tropis dengan Musim hujan yang panas, Musim kemarau yang sejuk, dan Musim pancaroba yang kering dan panas. Laos adalah negara pegunungan, dengan kawasan hutan tropis yang belum terjamah dan wilayah lainnya merupakan dataran tinggi.

Laos adalah satu dari beberapa negara komunis yang masih tersisa di dunia. Penduduk Laos tahun 2015 berjumlah 6,9 juta jiwa, dengan pertumbuhan -0,3% per tahun. Kurang lebih 50% penduduknya memeluk agama Konghucu, 34% menganut kepercayaan suku, 2% Kristen, dan lain-lain mencapai 6%. Bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa Laos. Adapun bahasa keduanya yaitu Inggris, Vietnam, dan Prancis. Etnis bangsa yang banyak ditemukan yaitu etnis Laosian (60%), suku gunung 35%, dan suku lain hanya 5%. Pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama yang menyerap lebih dari 72% tenaga kerja. Luas lahan pertanian ± 932.000 hektar dan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi dan jagung.

F.    Malaysia

Secara geografis, Malaysia berbatasan dengan Laut Cina Selatan, Indonesia, Selat Singapura, Singapura, Selat Malaka, dan Thailand. Malaysia terletak di antara 1° LU–7° LU, dan antara 100° BT–120° BT. Malaysia memiliki iklim tropis. Malaysia dibagi menjadi dua daerah yang berada pada dua pulau yang berbeda. Malaysia barat terletak di Semenanjung Malaka (Asia), dan Malaysia Timur ada di Kalimantan Utara. Topografi Malaysia barat diliputi bentukan pegunungan dengan puncak tertinggi di Gunung Tahan yaitu 2.189 m. Dataran pantai Malaysia timur umumnya sempit dan berawa-rawa serta sungai-sungai yang pendek dan berkelok-kelok. Malaysia merupakan penghasil timah terbesar di dunia. Barang tambang lain yang dihasilkan yaitu bauksit, batu bara, besi, tembaga, emas, dan perak.

Penduduk Malaysia terdiri atas orang Melayu ±50%, Tiongkok ±37%, India 11%. Sisanya adalah orang-orang Eurasia, Eropa, dan keturunan bangsa lain. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Malaysia. Penduduk Malaysia lebih dari 50% beragama Islam, disusul agama Buddha 12%, kepercayaan Tiongkok (Taoisme) 7%, sisanya yaitu Kristen dan Hindu serta agama lainnya. Perekonomian utama Malaysia juga banyak bergantung pada hasil pertanian. Sumber devisa terbesar bagi negara masih mengandalkan penjualan barang tambang minyak dan gas, ditambah hasil perkebunan karet yang melimpah.

G.   Myanmar

Secara astronomis, Myanmar terletak antara 11° LU–28° LU dan 92° BT–101° BT. Luas wilayah Myanmar 678.036 km. Adapun batas negara meliputi Sebelah utara: Tiongkok, Sebelah selatan : Laut Andaman, Sebelah barat : Teluk Benggala, Sebelah timur : Laos dan Thaliand. Myanmar terbagi dalam dua musim, yaitu bagian selatan beriklim tropis, dan bagian utara beriklim subtropis. Iklim Myanmar dapat digambarkan sebagai iklim muson tropis. Negara Myanmar terbentuk dari dua lipatan pegunungan di sebelah barat dan sebuah patahan blok di sebelah timur. Keduanya berjajar dari utara ke selatan.

Penduduk Myanmar terdiri dari beberapa kelompok etnis. Dewasa ini, etnis Tibet Burma mencapai 72% dari jumlah keseluruhan penduduk Myanmar. Etnis ini dianggap sebagai pewaris peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Mon yang menempati wilayah sekitar dataran rendah Irawadi. Kelompok suku lain ialah Shan (9%), Karen (7%), Tiongkok (3%), dan India (2%). Mayoritas penduduk 32 Kelas VIII SMP/MTs Myanmar memeluk agama Buddha. Pertanian merupakan aktivitas ekonomi yang penting. Kira-kira 65 persen penduduk Myanmar bermata pencaharian sebagai petani. Sumber daya alam utama Myanmar berasal dari hasil pertanian, perkebunan dan perikanan, serta pertambangan. Hampir di setiap wilayah Myanmar, lahan– lahan dimanfaatkan untuk pertanian.

H.   Singapura

Singapura terletak pada 1°11’ LU – 1°27’ LU dan 103°39’ BT – 104°5’ BT. Singapura secara langsung berbatasan dengan Selat Johor di sebelah barat dan sebelah utara, serta Selat Singapura di sebelah timur dan selatan. Secara geografis, Singapura memiliki beberapa pulau kecil, di antaranya Pulau Tekong Besar, Pulau Sentosa, dan Pulau Ubin. Singapura beriklim tropis, lembap, dan banyak turun hujan. Keadaan alam negara Singapura pada umumnya relatif datar. Akan tetapi, di beberapa tempat dijumpai perbukitan.

Penduduk Singapura berjumlah 5,5 juta jiwa (2015). Sebagian besar penduduk Singapura adalah keturunan Tiongkok (78%), orang Melayu (14%), orang India (7%) dan sisanya suku bangsa yang lain. Agama Buddha merupakan keyakinan paling banyak yang dianut rakyat Singapura, disusul Islam, Taoisme, Kristen, dan Hindu. Singapura merupakan pelopor industri di kawasan Asia Tenggara, bahkan menjadi negara yang mempunyai kekuatan industri terbesar di dunia. Singapura mengembangkan negaranya pada sektor pariwisata dan perdagangan.

I.     Thailand

Terletak diantara 6° LU–21° LU dan 97°BT–106°BT. sebelah utara berbatasan dengan Myanmar dan Laos. sebelah barat berbatasan dengan Myanmar. sebelah timur berbatasan dengan Kamboja dan Laos. sebelah selatan berbatasan dengan Malaysia (dan Teluk Thailand). Thailand beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 26o C. Topografinya berupa pemukaan tanah yang dilewati aliran sungai-sungai yang berliku-liku di bagian tengah; dataran tinggi di timur laut; hutan dan pegunungan serta bukit-bukit di sebelah utara; dan wilayah selatan kebanyakan berupa bukit-bukit. Thailand merupakan negara terbesar keempat penghasil timah di dunia. Selain timah, terdapat juga minyak bumi dan worfram sebagai hasil dari sumber daya alam barang tambang. Wilayah paling utara Thailand dijuluki sebagai Golden Triangle (segitiga emas), dan merupakan salah satu penghasil opium terbesar di dunia.

Penduduk Thailand berjumlah 65,1 juta jiwa (2015), Sebagian besar (±75%) berasal dari suku bangsa Thai. Sisanya orang-orang Tiongkok (14%), Melayu, dan Mongolia yang berkulit kuning (11%). perekonomian Thailand sangat tergantung pada bidang pertanian dengan beras dan karet sebagai komoditas utamanya. Selain itu juga dihasilkan kelapa, tembakau, sutera, kapas, dan berbagai jenis tanaman dan buah-buahan.

J.    Vietnam

Di sebelah barat, Vietnam berbatasan dengan Teluk Siam, Laos dan Kamboja; di sebelah utara berbatasan dengan Tiongkok; serta di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Secara astronomis, Vietnam terletak antara 23° LU–9° LU dan 105° BT–109° BT. Vietnam memiliki dua daerah iklim yang berbeda. Daerah bagian utara beriklim sedang dan di daerah bagian selatan iklimnya tropis atau panas. Secara geografis, Vietnam terdiri dari Daerah pegunungan, Delta Sungai Merah, Barisan Pegunungan Annam, Garis pesisir pantai yang sempit, Delta Sungai Mekong.

Secara etnis Vietnam menjadi negara yang homogen di Asia Tenggara. ± 90% penduduknya orang Vietnam. Kelompok yang terbesar adalah rumpun Thai dan Hmong. Vietnam terus berusaha untuk memandu jalannya pembangunan ekonomi melalui kebijakan Doi Moi yang menjamin perkembangan yang sehat dari perekonomian dan pembangunan daerah yang seimbang. Vietnam terkenal dengan irigasi yang baik. Oleh sebab itu, bidang pertanian masih menjadi salah satu bidang yang memberikan kontribusi cukup besar bagi rakyatnya. Hasil pertanian utama yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, ubi jalar, jagung, tebu, teh, dan kopi.

Mengenal Negara-Negara ASEAN Klik dibawah!!

 Mengenal Negara-Negara ASEAN

MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN UNDUH FILE POWER POINT KLIK !!

 MENGENAL NEGARA-NEGARA ASEAN

Jumat, 10 Juni 2022

Sejarah Persatuan Wartawan Indonesia

 Persatuan Wartawan Indonesia

Persatuan Wartawan Indonesia selanjutnya dikenal dengan nama PWI adalah organisasi profesi wartawan pertama di Indonesia.[1] PWI berdiri pada 9 Februari 1946 di Surakarta bertepatan dengam Hari Pers Nasional.[1] PWI beranggotakan wartawan yang tersebar di seluruh Indonesia.[1] Saat ini PWI dipimpin oleh Atal Sembiring Depari selaku ketua umum yang menjabat sejak 2018 hingga 2023.[2]

Sejarah

Berdirinya organisasi PWI menjadi awal perjuangan Indonesia dalam menentang kolonialisme di Indonesia melalui media dan tulisan.[1] Setelah berdirinya PWI, organisasi serupa juga didirikan.[1] Organisasi tersebut adalah Serikat Penerbit Suratkabar atau SPS pada 8 Juni 1946.[1] Serikat Penerbit Suratkabar mengganti namanya menjadi Serikat Perusahaan Pers pada 2011, bertepatan dengan hari jadi SPS yang ke-65.[1][3][4] Kepentingan untuk mendirikan SPS pada waktu itu bertolak dari pemikiran bahwa barisan penerbit pers nasional perlu segera ditata dan dikelola, dalam segi idiil dan komersialnya, mengingat saat itu pers penjajah dan pers asing masih hidup dan tetap berusaha mempertahankan pengaruhnya.[5] Karena jarak waktu pendiriannya yang berdekatan dan memiliki latar belakang sejarah yang serupa, PWI dan SPS diibaratkan sebagai "kembar siam" dalam dunia jurnalistik.[5]

Panitia usaha

Sebelum didirikan, PWI membentuk sebuah panitia persiapan pada awal awal tahun 1946.[5] Panitia persiapan tersebut dibentuk pada tanggal 9-10 Februari 1946 di balai pertemuan Sono Suko, Surakarta, saat diadakannya pertemuan antar wartawan Indonesia.[5] Pertemuan itu dihadiri oleh beragam wartawan, diantaranya adalah tokoh-tokoh pers yang sedang memimpin surat kabarmajalahwartawan dan pejuang.[5] Pertemuan tersebut menghasilkan dua keputusan, diantaranya adalah:[5]

  • Disetujui membentuk organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang diketuai oleh Mr. Sumanang Surjowinoto dengan sekretaris Sudarjo Tjokrosisworo.[5]
  • Disetujui membentuk sebuah komisi beranggotakan:
  1. Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakyat Jakarta),
  2. B.M. Diah (Harian Merdeka, Jakarta).
  3. Abdul Rachmat Nasution (kantor berita Antara, Jakarta).
  4. Ronggodanukusumo (Suara RakyatMojokerto).
  5. Mohammad Kurdie (Suara MerdekaTasikmalaya).
  6. Bambang Suprapto (Penghela RakyatMagelang).
  7. Sudjono (Surat Kabar BerjuangMalang)
  8. Suprijo Djojosupadmo (Surat Kabar Kedaulatan Rakyat,Yogyakarta).[5]


Ke-8 orang tersebut dibantu oleh Mr. Sumanang  dan Sudarjo Tjokrosisworo. Tugas mereka adalah merumuskan hal-ihwal persuratkabaran nasional waktu itu dan usaha mengkoordinasinya ke dalam satu barisan pers nasional di mana ratusan jumlah penerbitan harian dan majalah semuanya terbit dengan hanya satu tujuan, yaitu “Menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan nyala revolusi, dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional, untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.”

Komisi 10 orang tersebut dinamakan juga “Panitia Usaha” yang dibentuk oleh Kongres PWI di Surakarta tanggal 9-10 Februari 1946. Kurang tiga minggu kemudian komisi bertemu lagi di kota itu bertepatan para anggota bertugas menghadiri sidang Komite Nasional Indonesia Pusat yang berlangsung dari 28 Februari hingga Maret 1946. Komisi bersidang dan membahas masalah pers yang dihadapi, kemudian pada prinsipnya sepakat perlunya segera membentuk sebuah wadah untuk mengkoordinasikan persatuan pengusaha surat kabar, waktu itu disebut Serikat Perusahaan Suratkabar.

26 tahun kemudian menyusul lahir Serikat Grafika Pers (SGP), antara lain karena  pengalaman pers nasional menghadapi kesulitan di bidang percetakan pada pertengahan tahun 1960-an. Kesulitan tersebut meningkat sekitar tahun 1965 sampai 1968 berhubung makin merosotnya peralatan cetak di dalam negeri, sementara di luar Indonesia sudah digunakan teknologi grafika mutakhir, yaitu sistem cetak offset menggantikan  sistem cetak letter-press atau proses ‘timah panas’. Mesin-mesin dan peralatan cetak letter-press yang sudah tua, matrys dengan huruf-huruf yang campur-aduk, teknik klise yang tidak lagi mampu menghasilkan gambar-gambar yang baik, semuanya menambah suramnya kehidupan pers nasional. Oleh karena itu, tergeraklah keinginan untuk meminta pemerintah ikut mengatasi kesulitan tersebut. Pada bulan Januari 1968 sebuah nota permohonan, yang mendapat dukungan SPS dan PWI, dilayangkan kepada Presiden Soeharto waktu itu, agar pemerintah turut membantu memperbaiki keadaan pers nasional, terutama dalam mengatasi pengadaan peralatan cetak dan bahan baku pers.

Undang-undang penanaman modal dalam negeri yang menyediakan fasilitas keringanan pajak dan bea masuk serta dimasukkannya grafika pers dalam skala prioritas telah memacu berdirinya usaha-usaha percetakan baru. Menyusul berbagai kegiatan persiapan, akhirnya berlangsung Seminar Grafika Pers Nasional ke-1 pada bulan Maret 1974 di Jakarta. Keinginan untuk membentuk wadah grafika pers SGP terwujud pada 13 April 1974. Pengurus pertamanya terdiri ketua H.G. Rorimpandey, bendahara M.S.L. Tobing, dan anggota-anggota Soekarno Hadi Wibowo dan P.K. Ojong. Kelahiran SGP  dikukuhkan dalam kongres pertamanya di Jakarta, 4-6 Juli 1974.

Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) ditetapkan sebagai anggota organisasi pers nasional berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pers. Bidang periklanan sebelumnya diwadahi oleh Persatuan Biro Reklame Indonesia (PBRI) yang berdiri sejak September 1949 dan didominasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Pada tahun 1953 di Jakarta dibentuk organisasi saingan bernama Serikat Biro Reklame Nasional (SBRN).  Setahun kemudian keduanya bergabung dengan nama PBRI. Tahun 1956 Muhammad Napis menggantikan F. Berkhout sebagai ketua. Bulan Desember 1972 rapat anggota PBRI memilih A.M. Chandra sebagai ketua baru menggantikan Napis dan bersamaan dengan itu nama organisasi diubah menjadi Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia. Berdasarkan UU pers tahun 1982, organisasi periklanan dinyatakan sebagai komponen keluarga pers nasional. Juga ditetapkan bahwa bidang usaha (aspek komersial) periklanan berada di bawah pembinaan Departemen Perdagangan & Koperasi sedangkan bidang operasionalnya (aspek idiilnya) ditempatkan dalam pembinaan Departemen Penerangan.

Sejauh ini, sebagaimana para jurnalis Indonesia di masa penggalangan kesadaran bangsa, para wartawan dari generasi 1945 yang masih aktif tetap menjalankan profesinya dengan semangat mengutamakan perjuangan bangsa, kendati rupa-rupa kendala menghadang kiprahnya. Mengingat sejarah pers nasional sebagai pers perjuangan dan pers pembangunan, maka tepatlah keputusan Presiden Soeharto tanggal 23 Januari 1985 untuk menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional



Sumber: 

https://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Wartawan_Indonesia

https://www.pwi.or.id/detail/622/Sejarah


Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN