Prinsip-prinsip
Learning Organization
Organisasi Pembelajar didasarkan
atas beberapa ide dan prinsip yang integral kedalam struktur organisasi. Peter
Senge dalam hal ini menyebutkan bahwa inti dari Organisasi Pembelajar adalah
Disiplin Kelima (The Fifth Discipline), kelima disiplin itu adalah:
1. Keahlian
Pribadi (Personal Mastery)
2.
Model Mental (Mental Model)
3.
Visi Bersama (Shared Vision)
4.
Pembelajaran Tim (Team Learning)
5.
Pemikiran Sistem (System Thinking)
Sementara
itu Michael J. Marquardt menambahkan satu disiplin lagi yaitu dialog
(dialogue). Hampir sama dengan Marquardt, Douglas Guthrie menambahkan dan
menyempurnakan apa yang sudah di sampaikan oleh Peter Senge, penambahan dan
penyempurnaan itu adalah:
1.
Pembelajaran Tim dan
Pembelajaran Umum (Public and Team Learning)
2.
Bertindak dengan penuh
makna dan kemungkinan (Acting in High Level of
Ambiguity)
3. Dialog secara umum (Dialogue
Generatively)
4.
Melihat
organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Viewing the Organization as an Integrated Whole)
1. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Penguasaan
pribadi adalah suatu budaya dan norma lembaga yang terdapat dalam organisasi
yang diterapkan sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi untuk
bertindak dan melihat dirinya.
Penguasaan
pribadi merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukkan kemampuan untuk
senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan
kesabaran, dan memandang realitas secara obyektif.
Penguasaan
pribadi juga merupakan kegiatan belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi
kita untuk menciptakan hasil yang paling kita inginkan, dan menciptakan suatu
lingkungan organisasi yang mendorong semua anggotanya mengembangkan diri mereka
sendiri kearah sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang mereka pilih.
2. Model/pola Mental (Mental Model)
Model
mental adalah suatu prinsip yang mendasar dari Organisasi Pembelajar, karena
dengannya organisasi dan individu yang ada di dalamnya diperkenankan untuk
berpikir dan merefleksikan struktur dan arahan (perintah) dalam organisasi dan
juga dari dunia luar selain organisasinya.
Senge
menyebutkan bahwa model mental adalah suatu aktivitas perenungan, terus menerus
mengklarifikasikan, dan memperbaiki gambaran-gambaran internal kita tentang
dunia, dan melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita.
Model
mental terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan mendalam tentang
mengapa dan bagaimana dia melakukan tindakan atau aktivitas dalam
berorganisasi. Model mental merupakan suatu pembuatan peta atau model kerangka
kerja dalam setiap individu untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan
terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan kata lain, model mental bisa
dikatakan sebagai konsep diri seseorang, yang dengan konsep diri tersebut dia
akan mengambil keputusan terbaiknya.
3. Visi Bersama (Shared Vision)
Visi bersama adalah suatu gambaran umum
dari organisasi dan tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang
secara bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju.
Dengan visi bersama organisasi dapat
membangun suatu rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat
gambaran-gambaran bersama tentang masa depan yang coba diciptakan, dan
prinsip-prinsip serta praktek-praktek penuntun yang melaluinya kita harapkan
untuk bisa mencapai masa depan.
4. Belajar Tim dan Belajar Umum (Public and Team Learning).
Belajar
Tim adalah suatu keahlian percakapan dan keahlian berpikir kolektif, sehingga
kelompok-kelompok manusia dapat diandalkan bisa mengembangkan kecerdasan dan
kemampuan yang lebih besar dari pada jumlah bakat para anggotanya.
Public
learning sendiri mengarah pada prinsip-prinsip melalui individu-individu yang
didorong untuk belajar secara terbuka dan menggali apa yang tidak mereka
ketahui sekarang.
5. Pemikiran Sistem (Systems Thinking)
Pemikiran
sistem (berpikir sistem) adalah suatu kerangka kerja konseptual. Yaitu suatu
cara dalam menganalisis dan berpikir tentang suatu kesatuan dari keseluruhan
prinsip-prinsip Organisasi Pembelajar. Tanpa kemampuan menganalisis dan
mengintegrasikan disiplin-disiplin Organisasi Pembelajar, tidak mungkin dapat
menerjemahkan disiplin-displin itu kedalam tindakan (kegiatan) organsasi yang
lebih luas.
Disiplin
ini membantu kita melihat bagaimana kita mengubah sistem-sistem secara lebih
efektif, dan bertindak lebih selaras dengan proses-proses yang lebih besar dari
alam dan dunia ekonomi.
Berpikir
sistem ini pengertiannya hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh Guthrie
tentang Melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
(Viewing organization as integrated whole).
6.
Bertindak dengan penuh makna (Acting in High Level of Ambiguity)
Dalam
Organisasi Pembelajar, setiap individu didorong untuk dapat memanfaatkan
seluruh kemampuan dan kecerdasannya untuk menyikapi tantangan yang seringkali
rumit dan penuh kemungkinan (ambiguitas). Individu yang mampu menerapkan
prinsip ini mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya yang baru
sekalipun. Modal utama untuk dapat menerapkan prinsip ini adalah memanfaatkan
pengetahuan dan seluruh potensinya tersebut.
Jika
pada masa manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan dan keuangan, akan
menghasilkan budaya ketelitian dalam organisasi, maka saat manajemen didasarkan
pada perancangan dan pembelajaran, harus melahirkan budaya yang menyenangkan
dalam berbagai bidang kemungkinan. Komitmen dari suatu lembaga dan budaya
terhadap prinsip ini merupakan bagian penting dari Organisasi Pembelajar,
karena ini adalah kesatuan untuk menerima fakta bahwa masa mendatang dan
struktur organisasi itu sendiri adalah tetap akan terus berubah.
Pihak
manajemen dan para pegawai harus merasa senang untuk bertindak dalam berbagai
kemungkinan yang sulit.
7. Dialog (Dialogue Generatively)
Dialog adalah suatu bagian yang fundamental
dari Organisasi Pembelajar. Dalam arti yang sederhana, dialog adalah
komunikasi. Ini adalah gabungan dari berbagai interaksi dalam organisasi.
Melalui dialog, setiap individu dengan interaktif menggali dan menyelesaikan
satu atau seluruh aspek tindakan yang ada dalam organisasi, bagaimana mereka
menerima sistem dan struktur dari organisasi, apa visi organisasi mereka.
Dialog
merupakan bagian yang penting dari Public Learning. Hanya dengan dialog,
individu dapat menggali dengan interaktif berbagai isu yang ada dalam
organisasi. Poin penting dari dialog adalah tidak hanya untuk memahami apa yang
terjadi dalam organisasi, bagaimana individu mendapatkan pengalaman struktur
dan proses dalam organisasi, tapi juga untuk mengarahkan model-model baru,
keterbukaan baru, dan tujuan baru untuk mendapatkan tindakan yang lebih efektif
dan pemahaman dan keyakinan yang mendalam.
8. Melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan (Viewing the
Organization as an Integrated Whole)
Inilah
gambaran organisasi sebagai suatu gabungan dari individu-individu yang ada
dalam organisasi. Pertama,
organisasi harus dilihat sebagai satu kesatuan dari seluruh komponen yang ada
dalam organisasi. Melihat gambaran yang lebih besar dari organisasi sebagai
keseluruhan yang dinamis adalah sesuatu yang penting untuk memahami bagaimana
organisasi bergerak dan bagaimana individu-individu dalam organisasi bergerak.
Tindakan para manager akan berdampak pada budaya organisasi, begitu juga
tindakan dari beberapa departemen atau bidang dalam organisasi, akan berdampak
pada keseluruhan sistem yang ada pada organisasi. Oleh karena itu, melihat
organisasi sebagai satu keseluruhan yang tak terpisahkan merupakan langkah
penting untuk memahami organisasi.
Kedua,
organisasi harus dilihat sebagai sebuah sistem sosial dunia yang dibangun, di
mana proses dan keluaran merupakan hasil dari faktor jaring sosial yang
semuanya bergabung dalam jalan yang membingungkan dan ambigu. Jika sebuah
organisasi ingin mengetahui usaha yang dapat berpengaruh terhadap keluaran,
maka perlu adanya pendekatan yang beragam (multivariative approach) untuk
masalah yang dihadapi dan menerima fakta dari beberapa variabel (komponen) yang
berpengaruh walaupun mungkin tidak diperhitungkan sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar