Kamis, 19 Mei 2022

PENGERTIAN INTELEGENSI DAN BAKAT

 Pengertian intelegensi menunjukkan kepada bagaimana cara individu berperlaku atau, cara bagaiama individu bertindak, apakah individu bertindak secara intelegen atau tidak intelegen. Intelegensi bukan sesuatu benda atau kekuatan yang dimiliki da;am dimensi sedikit atau banyak. Integensi berkenaan dengan fungsi mental yang kompleks sebagaimana  dimanifestasikan dalam perilaku individu. Aspek-aspek intelegensi dapat meliputi bagaimana individu memperhatikan, mengamati, mengingat, menghayal, memikirkan, serta bentuk-bentuk kegiatan mental yang lain. Salah satu fungsi utama intelegensi adalah dalam belajar. Bagaimana individu belajar dan apa yang dipelajarinya sangat dipengaruhi keadaan intelegensinya. Belajar dalam hal ini bukan hanya belajar yang terbatas dalam situasi di sekolah, tetapi belajar dalam pengertian yang lebih luas. Belajar merujuk pada terjadinya perubahan perilaku baik di sekolah, di rumah, dalam lingkungan sosial, maupun dalam pekerjaan dsb. Intelegensi meliputi kecakapan individu dalam mengenal hubungan, mengingat hubungan, mengevaluasi, menentukan pilihan secara bijaksana, mengaplikasikan pengalaman yang lampau untuk menghadapi situasi sekarang.

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam lagi mengenai pengertian intelegensi, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi intelegensi.

Leona E. Tyler (dalam bukunya The psychology of Human. Differences, Appleton Century Cfofts, New York 1956) mengemukakan definisi yang diambilnya dari dictionary sbb:

Intelegence is understanding or reasoning, taking effective actions in new situation and acquiring and utilizing appropriate information” (hal 74)

“adaptability to new circumstances, some abstractness and complexity, some facility in the use of symbols” (p.74)

Woodworth & Marquis:

Inteligent behavior consist in seeing a problem clearly and completely, in making use of past experience to solve the problem and in not accepting a solutions without checking back to take sure that the problem is really solved”.

Alfred Binet yang dikenal sebagai pioner dalam penyusunan test intelegensi mengartikan intelegensi sebagai:

“……comprehension, invention, direction, and criticism”.

Selanjutnya William Stern mengatakan bahwa:

“Intelegensi merupakan kapasitas kecakapan umum pada individu yang secara sadar untuk menyesuaikan fikirannya pada situasi yang dihadapinya”.

Sedangkan George D. Stodard mengartikan sbb:

“Intelegensi adalah kecakapan dalam menyatakan perilaku yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:  (1) mempunyai tingkat kesukaran, (2) kompleks, (3) bersifat abstrak, (4) ekonomis, (5) memiliki daya adaptasi dengan tujuan, (6) memiliki nilai-nilai sosial, dan (7) menunjukkan kemurnian (original).

Edward L. Thorndike,  membedakan 3 aspek pada intelegnsi yaitu kedalaman, keluasan, kecepatan.Thorndike membedakan tipe-tipe individu berdasarkan kecakapannya yaitu yang punya kecakapan abstrak (linguistik), kecakapan mekanis , kecakapan sosial.

            Menurut Spearman, intelegensi terdiri atas dua faktor yaitu kecakapan umum (general ability) dan kecakapan khusus (special abilities) yang disebutnya dengan two factor theory. Kecakapan umum disebut juga general intelegence (factor G) dan kecakapan khusus disebut juga specific abilities (factor S). Faktor G dan S tidak merupakan faktor yang terpisah tetapi bekerja sama sebagai suatu unit.

            L.L. Thurstone, mengemukakan teori multi factor yang meliputi 13 faktor. Diantara faktor-faktor tsb ada 7 faktor dasar (kecakapan dasar atau primary abilities).

Ketujuh faktor tersebut adalah:

1.    Verbal comprehension (V), kecakapan untuk memahami pengertian yang diungkapkan dengan kata-kata

2.    Word fluency (W), kelancaran dan kefasihan menggunakan kata-kata.

3.    Number (N), kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah matematis (penggunaan angka-angka/bilangan)

4.    Space (S), kecakapan tilikan ruang

5.    Memory (M) kecakapan untuk mengingat

6.    Perceptual (P) kecakapan mengamati dan kecakapan menafsirkannya. Mengamati persamaan dan perbedaan suatu obyek.

7.    Reasoning (R) kecakapan menemukan dan mempergunakan prinsi-prinsip

Lewis M. Terman, mengemukakan, bahwa intelegensi adalah kecakapan untuk berfikir abstrak.

Pengertian intelegensi yang dikemukakan oleh David Weschler adalah bahwa intelegensi merupakan kecakapan (kapasitas) umum dari individu dalam bertindak, berfikir rasional dan berhubungan dengan lingkungan secara efektif.

            Carl Witherington ( dalam bukunya Educational Psychology) mendefinisikan intelegensi sebagai: “…excellence of performance as manifested in efficient activity” atau bahwa intelegensi adalah kesempurnaan bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kegiatan atau aktivitas yang efisien. Suatu tindakan yang efisien, ditandai dengan adanya kecepatan, berhasil dan memadai. Selanjutnya menurut Witherington intelegensi yang tinggi dimanifestasikan dalam kemampuan –kemampuan sebagai berikut:

1.    Facility in the use of numbers atau fasilitas dalam menggunakan bilangan atau angka

2.    Laguange efficiency, yaitu efisiensi penggunaan bahasa

3.    Speed of perception, atau kecepatan pengamatan

4.    Facitlity in memorizing, atau fasilitas dalam mengingat

5.    Facility dalam memahami hubungan-hubungan

6.    Imagination atau menghayal atau mencipta

 

CIRI-CIRI PERILAKU YANG INTELEGEN

            Intelek seorang manusia merupakan suatu kemampuan (kapasitas) yang dimilikinya yang memungkinkan  ia dapat berfikir abstrak, menggeneralisasi, membandingkan dan memecahkan sesuatu  masalah. Intelegensi merupakan suatu kualitas perilaku manusia sebagai hasil pengaruh dari pada kehidupan inteleknya. Individu dapat berperilaku secara intelegen bila ia  telah menemukan cara-cara pemecahan masalah, dapat mengatur sesuatu dengan efektif atau dapat menyesuaikan dirinya dengan baik terhadap situasi yang baru.

            Beberapa cirri utama perilaku yang intelegen:

1.    Terarah pada tujuan (purposeful behavior), perilaku yang intelegen selalu ditujukan kepada sesuatu tujuan , selalu mempunyai tujuan yang jelas.

2.    Perilaku yang terkodinasikan (organized behavior), Perilaku yang intelegen merupakan suatu perilaku yang terkordinir. Semua tenaga dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah berada dalam suatu kordinasi, tidak terpecah belah.

3.    Sikap jasmaniah yang baik (physical well toned behavior), perilaku yang intelegen memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga, dengan ketangkasan.

4.    Memiliki daya adaptasi yang baik (adaptable behavior) , perilaku yang tidak bersifat statis dan kaku tetapi siap untuk mengadakan perubahan dalam menghadapi situasi baru.

5.    Orientasi pada sukses (success oriented behavior), Perilaku yang intelegen didasari oleh perasaan aman, senang, kepercayaan akan sukses.

6.    Mempunyai motif yang kuat (clearly motivated behavior), perilaku intelegen dilakukan karena dapat memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi masyarakat.

7.    Cepat (rapid behavior), perilaku yang intelegen dilakukan dengan sedikit menggunakan waktu (cepat)

8.    Luas (broad behavior), perilaku yang intelegen mempunyai latar belakang yang luas dan meliputi sikap-sikap dasar serta jiwa yang terbuka

 PENGUKURAN INTELEGENSI

 Dalam interaksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali memberikan perkiraan tentang intelegensi orang lain yang sedang kita hadapi. Perkiraan itu, kita ambil dari respon-respon orang tersebut. Jika orang tersebut tak dapat memahami hal-hal yang sederhana yang kita bicarakan kita duga orang tersebut tidak cerdas. Bila ia dapat memahami apa yang sekarang dibicarakan kita duga orang tersebut cukup cerdas. Sudah tentu perkiraan demikian kurang teliti.

Faedah pengukuran intelegensi

            Hasil pengukuran intelegensi selain dibutuhkan dalam pergaulan sehari-hari, juga diperlukan untuk berbagai jenis kebutuhan, antara lain untuk:

1.    Staf sekolah, staf sekolah terutama guru sangat membutuhkan hasil-hasil pengukuran intelegensi murid-muridnya, terutama berfaedah untuk bahan pembimbingan dalam pelajaran.

2.    Konselor, untuk membantu siswa dalam memahami dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran..

3.    Untuk keprluan seleksi dan penempatan, Pengukuran intelegensi diperlukan untuk keperluan seleksi individu-individu yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam dunia pendidikan untuk menyeleksi calon siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan. Atau juga untuk menempatkan murid-murid pada tempat yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Dalam dunia pekerjaan/jabatan hasil pengukuran intelegensi berguna untuk memilih pegawai-pegawai yang memiliki kecakapan yang sesuai dengan kebutuhan dari instansi yang memtuhkannya. Juga untuk menempatkan pegawai pada posisi yang sesuai dengan kecakapnnya.

4.    Psychiatrist dan ahli psychology, untuk mengadakan penelitian dan penyembuhan  kelainan-kelainan psikis individu.

Beberapa test intelegensi

            Istilah “test mental” untuk pertama kali telah diperkenalkan oleh James Mc Keen Cattell pada tahun 1890 dalam sebuah artikel yang berjudul “Mind”. Istilah test mental mengandung pengertian yang sama dengan test psikologis (psycho-test).

            Sedang test intelegensi yang tertua yang sampai sekarang masih banyak digunakan adalah test  Binet. Test ini telah banyak mendapatkan penyempurnaan (revisi). Test yang asli disusun oleh Alfred Binet seorang ahli psychology Perancis. Binet memulai menyusun test intelegensi pada tahun 1905 atas tugas dari Menteri Pendidikan Perancis pada waktu itu untuk meneliti sebab-sebab kegagalan murid-murid sekolah. Revisi pertama dari test ini dilakukan oleh Goddard pada tahun 1911, dan pada tahun 1916 direvisi oleh Terman yang terkenal dengan sebutan Stanford-Binet Revision. Kemudian direvisi lagi oleh Terman dan Meril tahun 1937 dan terakhir tahun tahun 1960.

            Test intelegensi dari Binet diperuntukkan untuk usia mulai 2 sampai dengan 15 tahun. Untuk tiap tahun disediakan 6 sub test. Tiap sub test diberi nilai 2 bulan (6 sub test 1 tahun). Untuk mengetahui “Mental-age” (mental age=umur psikis) seseorang dicari dulu “basal mental age” yaitu pada usia test mana si individu dapat menyelesaikan ke 6 sub test itu dengan baik. Kemudian baru ditambah dengan usia-usia psychis yang dapat dikerjakan dengan baik pada sub test untuk usia selanjutnya sampai ia tak dapat mengerjakan sub-sub test yang lainnya sama sekali.

            Contoh: seorang anak yang berumur 8 tahun (umur kalender = umur kronologis-chronological age=CA) diberi 6 sub test untuk umur 8 tahun lulus 2 jadi mendapat score 2 x 2 bulan = 4 bulan. Kemudian diberi 6 sub test untuk 7 tahun, umpanya lulus semua. 7 tahun ini merupakan umur psikis basal. Kemudian diberi lagi 6 sub test untuk usia 9 tahun ternyata lulus 1 (score = 2 bulan). Jadi umur psikis (mental age) atau MA anak itu adalah 7 tahun 4 bulan + 2 bulan =90 bulan).

            Untuk menentukan satuan intelegensi seseorang (IQ) atau Intelligence Quotient, Binet mengadakan perbandingan antar umur psikis dengan umur kronologis yaitu:

IQ = MA/CA x 100 dan untuk contoh di atas IQ= 90/60 x 100 =94. Jadi IQ anak tadi adalah sebesar 94 ( penggunaan angka 100 hanya untuk mendapatkan angka bulat saja).

Test Weshler (Weshler-Bellevue Intelegence)

            Test ini disusun oleh David Weshler pada tahu 1939 yang meliputi test verbal (verbal scale) dan test perbuatan (performance scale). Test ini ada yang diperuntukkan bagi anak-anak (WISC= Wichsler Inteligence Scale for Children) dan ada pula yang diperuntukkan bagi orang dewasa (WAIS=Weshler Adult Intelegence Scale). Test Wecshler ini berbeda dengan test Binet dimana pada tes Binet diadakan perbandingan antara umur psikis dengan umur kronologis ( umur kalender). Sedangkan pada test Wechsler IQ hanya semata-mata hasil dari mental age. Binet mempunyai keyakinan yang telah diperbuat oleh percobaan-percobaan bahwa intelegensi mencapai perkembangan yang tertinggi pada umur 15 tahun. Sehingga IQ individu yang berumur lebih dari 15 tahun tetap dibandingkan dengan umur tersebut.

Test Intelegensi kelompok

            Kalau test Binet dan test Weschler adalah merupakan test-test individual, maka ada pula test-test intelegensi yang bersifat kelompok. Di antara test kelompok tersebut adalah test Army Alpha dan test Army Beta. Kedua test tersebut digunakan terutama pada Perang Dunia I, untuk memilih para opsir diantara para prajurit yang dikenakan wajib militer untuk kebutuhan perang tersebut. Army Alpha diperuntukkan bagi orang-orang yang bisa membaca dan menulis dalam bahasa Inggris. Setelah Perang dunia I test-test tersebut setelah mendapat revisi digunakan dalam bidang-bidang perusahaan dan industri.

            Test intelegensi kelompok yang lain umpamanya: Otis self administering Test of Mental Ability, Army General Classification Test. Thurstones Primary Mental Abilities dll.

Penyebaran Intelegensi

            Secara teoritis penyebaran intelegensi (IQ) itu dari 0 sampai 200. Rata-ratanya pada angka 100. Setelah diadakan penelitian dan pelaksanaan test maka angka nol dan 200 hampir sama sekali tak pernah diperoleh. Pada umumnya penyebaran IQ tersebut berkisar di atas 0 s/d dibawah 200. Jumlah terbesar (presentase) tertinggi terletak di tengah-tengah. Penyebaran IQ digambarkan dalam sebuah grafik akan membentuk grafik berbentuk bel, atau grafik curve normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Table penyebaran intelegensi

IQ

Klasifikasi

Presentase

140 ke atas

Genius

0,25

130 – 139

Sangat cerdas

0,75

120 – 129

Cerdas

6

110 – 119

Diatas normal

3

90 – 109

Normal atau rata-rata

60

80 – 89

Di bawah normal

13

70 – 79

Bodoh/dull

6

50 – 69

Terbelakang =moron/debil

0,75

49 ke bawah

Terbelakang=imbecile/idiot

0,25

 

            Beberapa ciri berhubungan dengan tingkat-tingkat intelegensi

Individu yang terbelakang (feeble minded = mentally deficient = mentally defective)

            Kurang lebih 1% besarnya dari penduduk pada umumnya. Individu-individu ini pun masih menunjukkan adanya perbedaan dalam tingkat-tingkat kecerdasannya. Pada umumnya digolongkan ke dalam tingkat idiot tang terendah., imbecile yang agak di atas idiot dan moron atau debil yang tertinggi di antara individu-individu yang terbelakang.

            Ciri-ciri umum daripada individu yang terbelakang adalah:

1.    Tak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri

2.    Kelambatan mental sejak kecil/lahir

3.    Kelambatan juga dalam kematangan

4.    Pada dasarnya tak dapat diobati

Idiot ( IQ ; 0- 29)

            Idiot meruoakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Intelegensinya sangat rendah sekali sehingga ia tak dapat berbicara atau hanya dapat megucapkan beberapa patah kata saja. Biasanya tak dapat mengurus dirinya sendiri. Ia tak dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, demikian pula makan sendiri. Kepadanya tak dapat diberi tugas-tugas rutin yang ringan sekalipun.

            Harus selalu mendapat pengawasan. Beberapa idiot belajar berjalan, tetapi kebanyakan tinggal di tempat tidur seumur hidup. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak-anak normal yang berumur 2 tahun. Seringkali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya rendah juga badannya kurang tahan terhadap penyakit dan tak tahu akan bahaya.

            Idiot tak dapat dididik atau dilatih dan tak akan ditemui di sekolah baik maupun sekolah luar biasa.

Imbecile (IQ; 30- 49)

            Kelompok imbecile yang tingkat intelegensinya sekitar 30 – 49 adalah setingkat lebih tinggi dari pada idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus kebutuhannya dan juga dapat diberi tugas ringan sendirinya. Kadang-kadang dapat diberi tugas ringan seperti mencuci pakaian, membersihkan lantai dll, dengan pengawasan yang teliti. Imbecil juga dapat diberi latihan-latihan ringan. Tetapi dalam hidupnya selalu bergantung kepada orang lain, tak dapat berdiri sendiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal yang berumur 3 s/d 7 tahun, imbecile tak dapat dididik dalam arti sekolah biasa.

Moron atau debil (mentally handicapped, mentally retarted) IQ ; 50 -69

            Individu yang termasuk kelompok yang debil, tingkat kecerdasannya sekitar 50-70 sampai tingkat tertentu dapat belajar menulis- membaca dan membuat perhitungan-perhitungan sederhana. Dengan latihan yang baik dan belajar yang tekun dapat memperoleh ketrampilan ringan dalam jabatan yang sederhana. Dapat memelihara binatang atau menjalankan mesin-mesin tertentu. Dapat diberi pekerjaan rutin tertententu yang tak memerlukan perencanaan dan pemecahan.  Banyak diantara anak-anak debil terdapat di sekolah atau di lembaga pemdidikan luar biasa. Atau dapat pula tinggal di rumah dengan pengawasan dari lembaga luar biasa. Dalam masyarakat yang kurang maju anak-anak debil mungkin dapat bersatu dengan anak-anak normal di sekolah biasa. Penempatan anak-anak debil di sekolah luar biasa atau sekolah biasa bukan hanya tergantung pada hasil test intelegensi tetapi tergantung pada kesediaan orang tua. Ada orang tua yang berkeberatan apabila anaknya dimasukkan sekolah luar biasa.

Idiot savant

            Idiot savant merupakan kelompok tersendiri dari individu yang terbelakang. Kecakapan umumnya hampir sama dengan kelompok imbecile tetapi mempunyai sesuatu kecakapan lain yang yang jauh melebihi kecakapannya. Umpamanya dalam bidang musik. Meskipun ia tak dapat membaca teori dan not musik tetapi dapat memainkan alat-alat musik jauh melebihi kecakapan pada umumnya. Ada kalanya tak terbatas pada satu kecakapan saja tetapi pada umumnya idiot savant mempunyai keluar-biasaan dalam satu bidang saja.

Bodoh (dull/borderline) IQ 70-79

            Di atas kelompok terbelakang dan di bawah kelomok normal adalah kelompok yang seringkali mendapat sebutan kelompok bodoh atau dull atau borderline (batas).  Pada umumnya individu-individu tersebut rendah dalam kecerdasannya tetapi dapat memelihara dirinya. Dengan susah payah dan beberapa hambatan dia dapat mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan-pekerjaan sekolah lanjutan pertama. Tetapi sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terahir di SMP.

Normal rendah (below average) IQ 80 -89

            Individu yang mempunyai IQ sekitar 80 -89  termasuk kelompok normal, rata-rata`atau sedang tetapi pada tingkat terbawah. Mereka agak lambat dalam belajar. Mereka dapat menyelesaikan sekolah menengah pertama tapi agak sulit untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas di SLA.

Normal sedang IQ 90-110

            Kelomok ini benar-benar kelompok yang normal atau rata-rata atau sedang. Mereka merupakan kelompok yang terbesar persentasenya di antara penduduk

Normal tinggi (above average) IQ 110-119

            Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada tingkat tertinggi

Cerdas (suoerior) IQ 120 – 129

            Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademis. Mereka seringkali terdapat dalam kelas biasa, di sekolah tentu mereka dimasukkan dalam kelas “fast learner” atau “gifted”. Pemimpin kelas biasanya dari kelompok ini.

Sangat cerdas (very superior/gifted) IQ 130-139

            Sukar untuk dapat menarik batas yang tegas bagi kelompok ini, dengan kelompok cerdas. Anak-anak yang gifted lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengertian tentang bilangan yang sangat baik perbendaharaan bahasa yang luas, cepat memahami pengertian abstrak dan mempunyai pengetahuan yang lebih jauh dari pada kelompok setingkatnya. Pada umumny kesehatan, kekuatan dan ketangkasannya lebih dari pada orang normal. Dewasa ini anak-anak yang gifted dan genius mendapat perhatian khusus dari pada pendidik.

Genius (maha cerdas) IQ 140 keatas

            Kelompok ini merupakan kelompok luar biasa yang tinggi. Jumlahnya juga tidak berapa banyak. Walaupun tidak sekolah pada umumnya mereka mampu memcahkan dan menemukan sesuatu. Orang genius terdapat dalam semua ras dan bangsa dalam semua tingkat ekonomi dan terdapat pada jenis laki-laki maupun perempuan.

            Dapat dikelompokkan terhadap kelompok ini misalnya Edison, Stuart Mill, Goethe, Einstein dsb.

 

BAKAT

            Kalau intelegensi merupakan kecakapan umum  (general capacity) maka bakat atau aptitude merupakan suatu kecakapan khsusus (special ability/special capacity) yang dimiliki individu. Bakat merupakan kualitas yang dimiliki individu yang menunjukkan perbedaan tingkatan dengan individu yang lain dalam sesuatu bidang. Bakat juga merupakan suatu kemampuan untuk memperkembangkan kecakapan-kecakapan tertentu. Umpamanya ada individu yang berbakat musik, seni, kesusastraan, matematik, mesin dll. Pengukuran tentang bakat sangat penting bila seseorang akan memasuki suatu latihan (training) atau pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pada umumnya bakat dapat dibagi menjadi dua bagian, yatu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat pekerjaan (vocational aptitude).

Bakat sekolah

            Merupakan kenyataan yang telah diakui umum bahwa tidak semua orang mempunyai tingkat kecakapan atau kemampuan yang sama untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah baik di sekolah dasar, sekolah menengah maupun tingkat perguruan tinggi.

            Memang benar bahwa intelegensi merupakan faktor penting yang mempengaruhi sukses atau tidaknya disekolah, tetapi intelegensi saja belum cukup. Untuk meramalkan apakah seseorang akan sukses atau tidak dalam penyeleseian tugas-tugas sekolahnya maka dibutuhkan test-test. Test-test telah disusun dan disiapkan untuk berbagai jenis dan tingkat sekolah. Hasil test tersebut dikorelasikan dengan prestasi belajarnya yang lalu.

            Salah satu jenis test yang telah banyak digunakan adalah test dari American Council On Education Psychological Examination atau disingkat ACE. Test-test tersebut telah digunakan semenjak 1924 dengan mengalami beberapa kali revisi. Test itu bertujuan untuk mengukur sukses tidaknya di perguruan tinggi. Pengalaman dengan penggunaan test tersebut menunjukkan bahwa mereka mempunyai nilai yang tinggi dalam test tersebut dapat menyeleseikan sekolahnya dengan baik, tetapi mereka yang mempunyai nilainya rendah ternyata kurang berhasil. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang telah menggunakan test-test bakat ini untuk sekolah-sekolah lanjutan. Banyak sekolah yang menggunakan test-test tersebut untuk melengkapi program seleksi atau untuk keperluan bimbingan dan konseling. The Medical College Admission Test telah digunakan pada hamper seluruh sekolah-sekolah kesehatan di Amerika Serikat. Test ini ditujukan untuk mengukur kapabel tidaknya calon dalam menyeleseikan pendidikannya di sekolah kesehatan. Sejak perang Dunia II telah berkembang luas usaha-usaha untuk mengukur kemampuan-kemampuan individu untuk menyelesaikan studinya.

Bakat Pekerjaan(Vocational Aptitude)

            Pengetahuan tentang bakat pekerjaan yang dinilai individu sangat besar sumbanganya bagi para pimpinan perusahaan-perusahaan/lembaga-lembaga dalam memilih pegawai dan juga sangat berguna baik individu sendiri yang sedang mencoba memilih pekerjaan yang paling cocok baginya. Bagi para pimpinan perusahaan atau lembaga yang mebutuhkan pegawai sesuai dengan yang dibutuhkan pertama-tama harus diadakan analisa terhadap pekerjaan yang tersedia, untuk masing-masing pekerjaan tersebut jenis keterampilan manakah yang dibutuhkan. Kemudian diadakan penelitian untuk mencapai keterampilan tersebut, bakat-bakat pkerjaan yang manakah yang dibutuhkan. Setelah diadakan analisa pekerjaan demikian, barulah diadakan hubungan dengan individu-individu yang bersangkutan melalui test-test bakat pekerjaan.

            Bagi mereka yang berminat terhadap masalah evaluasi pekerjaan sebagai bantuan lebih jauh dalam rangka pemilihan pekerjaan untuk dipelajari, dibutuhkan jenis test-test lain. Selain test tentang bakat perejaan yang juga penting dalam memilih pegawai adalah test intelegensi, tes minat, tes bakat dan kepribadian.

            Diantara bebrapa jenis test bakat pekerjaan adalah Differential Aptitude Test (DAT) . yang berisi 8 jenis bakat yang sangat diperlukan dalam bimbingan pendidikan dan jabatan (educational and vocational guidance) di SLP dan SLA.

Kedelapan jenis bakat tersebut adalah:

1.    Bakat verbal (verbal reasoning)

2.    Bakat bilangan (numerical ability)

3.    Berfikir abstrak (abstract reasoning)

4.    Hubungan ruang (space relations)

5.    Berfikir mekanis (mechanic reasoning)

6.    Kecepatan dan ketelitian (clerical speed &sccuracy)

7.    Penggunaan bahasa, ejaan dan kalimat (language usage, spelling and sentences)

Bakat mekanis

            Seorang yang mencita-citakan untuk bekerja di bidang teknik atau seseorang yang akan memasuki sekolah teknik atau fakultas teknik membutuhkan adanya bakan mekanis ini. Pengamatan ruangan dan pengetahuan dasar mekanis merupakan faktor yang penting dalam bakat mekanis. Test yang digunakan untuk mengukur hal tersebut umpamanya The Bennett Test of Mechanical Comprehension.

Bakat Musik

            Ahli yang merupakan pionir dalam pengukuran bakat music adalah Seashore. Dengan test Measures of Musical Talent yang ditertibkan tahun 1939. Seashore mengukur 6 aspek dalam pendangan seseorang antara lain: tinggi suara, keras lemah suara, waktu –timer-ritme-dan tanggapan/ingatan tentang bunyi.

Bakat klerik  (clearical aptitude)

            Seorang yang akan bekerja dalam pekerjaan klerik seperti juru bayar, pemeriksaan rekening, akuntan dsb. membutuhkann kecepatan dan ketelitian dalam memeriksa dan memahami angka–angka dan simbol-simbol bahasa. Mereka membutuh bakat-bakat klerik. The Minnesota Clerical Test adalah satu contoh test yang digunakan untuk mengukur bakat klerik. Test ini dapat digunakan kepada siswa sekolah lanjutan atas, kursus-kursus klerik atau para pegawai di bidang klerik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN