Kamis, 19 Mei 2022

PENGERTIAN TEORI ORGANISASI

 Pengertian Teori Organisasi

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, mengemukakan suatu pandangan yang sistematik terhadap suatu gejala berkenaan dengan hubngan antar variable-nya, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala tersebut, sebagaimana diungkapkan Kerlinger dalam  Hoy and Miskel “Educational Administration, p.20-21, bahwa Theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaining and predicting phenomena. Hoy and Miskel, p.21 sendiri mengungkapkan bahwa teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi yang sistimatik menggambarkan dan menerangkan suatu perilaku. (Theory is a set of interrelated concepts, assumptions and generalizations that systematically describes and explains behavior}

 

Unsur-unsur Teori

Dengan demikian the Component of theory dapat disebutkan pertama-tama adalah konsep dan susunan. A Concept is  a term that has been given an abstract, generalized meaning. Example of concept with different levels of abstraction.

 

Abstract

Middle Range

Concrete

Social System

 

Attitude

Private School

 

Organization Community Atti tude

 

Ibnu Khaldun University (IKU)

The Attitudinal Climate in IKU

 

 Kedua, adalah asumsi dan generalisasi (Assumption and Generalization). An Assumption is statement that taken for granted, that is, accepted as true ….. but still must be evidenced. Postulate, is statement that sure as true without evidenced. Generalization is a statement or proposition that indicates the mutual relationships of two or more concepts. The kinds of generalizations are assumptions, hyphotheses, principles, and law. Depending on the level of empirical support, the same generalization at different stages of theory and research development, can be a hypothesis, principle, or law.

 

Kepentingan Teori

1.                  Supaya berpikir konsisten (internal maupun eksternal) Secara internal arti nya konsisten antar proposisi (susunan konsep-konsep). Secara eksternal arti nya konsisten dengan realitas empirik di lapangan.

2.                  Memiliki kekuatan meramal yang da- pat diverifikasi.

3.                  Memiliki kekuatan generalisasi. Con toh, generalisasi teori Dollard ttg agres sivitas. Bahwa agressivitas dirangsang oleh perasaan frustasi.

4.                  Bersifat ringkas ilmiah (scientific parsimony)

5.                  Memberikan gambaran umum suatu gejala. (to provide general explanati- ons for phenomena).

6.                  Theory presents an integrating and common framework for the develop ment of knowledge.

7.                  Theory guides action.

 

Organisasi adalah entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang teridentifikasi bekerja secara kontinyu untuk mencapai suatu tujuan.

Entitas sosial artinya terdiri atas sejumlah orang yang saling berinteraksi (ada cara, pola, prosedur dan proses), yang terkoordinasi dalam arti ada kepemimpinan dan kesadaran manajerial yang meliput perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, sehingga batas-batasnya jelas teridentifikasi dalam arti jelas mana hak dan mana kewajiban anggota dan pimpinan. Adapun bekerja secara kontinyu berarti bekerja dengan tingkat keteraturan yang relative tetap, dari sehari delapan jam dan seminggu enam hari sampai kepada satu kali pertemuan per tahun atau perlima tahun seperti MPR Indonesia. Adapun yang dimaksud mencapai suatu tujuan adalah mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan bersama (semuanya 100% anggota atau sebagian besar sesuai kesepakatan).

 

STRUKTUR

Struktur diperlukan untuk mengatur pola interaksi yang formal organisasi, di dalamnya terdapat pembagian tugas, cara mengkoordinasi serta cara-cara interaksi antar bagian organisasi. Dalam struktrur ada tiga komponen utama yakni, kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas meliputi differensiasi, spesialisasi, unitisasi, dan katagorisasi baik beradasarkan jenis kerja atau luas daerah kerjanya. Formalisasi  adalah aturan main yang berlaku dalam interaksi antar anggota organisasi, sedangkan sentralisasi  disini dimaksudkan ada organ pengambil keputusan atau kebijakan, dengan ruang lingkup serta arah pertanggung jawaban yang jelas Tempatnya dapat di pusat (sentralisasi) atau di daerah (desentralisasi).

 

DESAIN

Disain organisasi adalah gambaran struktur dan bagan manajemen organisasi. Bentuknya berupa konstruk organisasi yang selain menjelaskan khirarki, fungsi dan alur kerja tiap bagian, juga menggambarkan alur-alur untuk mencapai tujuan.

Disiplin ilmu yang menjelaskan struktur dan disain organisasi. Tujuannya supaya organisasi berjalan secara efisien dan efektif.  Di dalamnya menggambarkan aspek deskriptif dan preskriptif.

 

ANTARA ORGANIZATIONAL THEORY (OT) DAN ORGANIZTIONAL BEHAVIOUR(OB).

ASPEK

TEORI ORGANISASI

PERILAKU ORGANISASI

KET

OBJEK STUDI

Makro  (entity)

Mikro (member, orang)

 

UKURAN PRODUK

Organisasi sbgai  kesatuan

Indv/klp sebagai unit kerja

 

MATERI STUDI

Disain–struktur

Indiv/kelompok

sep.motif dst.

CONTH:  KONFLIK

Redisain struktur atau posisi bagian atau subag

Reinforcement pd priba di yang lemah atau me lurskn  miskomunikasi

Overlap,struk berdmpk pd perilaku

 

 

PENDEKATAN SISTEM

Perspektif system memberikan pandangan penting bagi cara kerja organisasi. Karena itu untuk mengefisienkan dan mengeffektifkan cara kerja organisasi kita perlu memahami seluk beluk system.

Definisi

System is a pattern or network of interrelated and interacting variable[1].,  “but system is more than the sum of its parts; it must be a whole”.  Oxford English Dictionary mendefinisikan system sebagai “a set of things connected, or interdependent, so as to form a complex unity, a whole composed of parts in orderly arrangement according to some scheme or plan” [2]. Dapat dikatakaan bahwa sistem adalah kumpulan unsur yang saling berhubungan dan saling tergantung dalam suatu rangkaian kegiatan proses sehingga tidak dapat dilihat sebagai bagian-bagiannya tetapi harus dilihat sebagai suatu kesatuan, untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Di sini kita melihat ada dua karekter utama system yakni differensiasi  (à kepala, jantung, kaki, tangan, dst.nya à  subsistem) dan integrasi ( à tubuh secara keseluruhan sebagai system) kemudian di atas itu ada  manusia sebagai suatu species, yang dapat dikatagorisasikan sebagai suprasistem. Tepat apa yang dikatakan Koontz bahwa “with the exception of the entire universe, all system are subsystems”[3]

 

Jenis   system  ada dua yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.

Karakterisytik Sistem Terbuka[4]:

1.      Peka lingkungan, yakni bersifat sinergis, seperti perubahan informasi, energi, barang dengan lingkungannya.

2.      Feedfback, bersifat korektif

3.      Cyclical, yakni bersifat pengulangan (repetitive)

4.      Creative, the system approach must be creative one that focuses on goal first and methods second. Mengapa harus kreatif? Sebab masalah yang dihadapi sangat kompleks tidak tersetruktur, karena itu tidak ada formulasi respons tepat yang sangat baku, dan kedua, sebab kebanyakan data itu tidak lengkap, tidak tertentu, dan juga ambigu.

5.      Negontropy               à self defence

6.      Steady state          à kemapanan, keajegan, keseimbangan internal saat  terja di dinamika input-output

7.      Growth and expancy à nurturant effect number 4 and 5.

8.      Balance between  maintenance (beli, pelihara, rekrutmen dst.nya untuk bertahan hidup) and adaptive activities    (perencanaan dan pengembangan, juga untuk bertahan hidup).

9.   Equifinality              à walau inputnya beragam kualitasnya, jenis dan kualitas outputnya sama à indicate to dynamic homeostatis, or the steady state.

 

Karakteristik Close System :

1. it does not have such interactions with environment;

2. it have must “boundaries” that separate it from environment.

 

Foto Copy Figure 1.1. Murdick, Robert, p.11;  figure 1.2 p.15 and figure 1.3, p.16.

Foto Copy Figure 1.2 System Approach to Management (Koontz, p.19)

 

Kepentingan Pendekatan Sistem

1.      untuk mengkonseptualisasi organisasi, sebagai satu kesatuan, tidak terpisah-pisah.

2.      setiap member bersikap sebagai suatu kesatuan;

3.      untuk terampil mengidentifikasi dan memahami lingkungan; kemudian diidentifi kasi keterkaitannya kepada system yang dikelola;

4.      memahami pentingnya stabilitas dan atau perubahan dari organisasinya;

5.      merekayasa alternatif masukan dan proses kegiatan;

 

Catatan dari semuanya adalah bahwa system bukan segala-galanya. Keterkaitan dan ketergantungan antar unsure adalah satu hal, tapi keinginan perubahan yang drastis untuk membuat loncatan-loncatan baru adalah hal lain yang justru akan merubah konstruk dan konsep suatu organisasi yang sudah disistemkan.

 

PENDEKATAN DAUR HIDUP

Difinisi : Adalah pendekatan akan adanya perubahan yang berpola seperti lahir, hidup berkembang dan mati. Pendekatan ini mengkiaskan diri pada keberadaan biologis. Asumsinya, organisasi adalah kesatuan yang berubah melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut dapat diramalkan. Transisi perubahannya dapat distandarisasikan. Karena itu ada konsistensi, dapat diramalkan bukan kejadian yang tiba-tiba/acak begitu saja.

Tahapan : Organisasi adalah produk buatan manusia. Produk industri polanya adalah pembentukan, pertumbuhan, kedewasaan, dan kemunduran. Sebagai produk manusia, organisasi memiliki analogi tersebut walau mungkin ada sedikit-sedikit perbedaan. Robbins mengkatagorisasikannya pada lima tahap perkembangan. Yakni kewiraswastaan (entrepreneurial), kebersamaan (collectivity), formalisasi dan control (formalization and control), perluasan struktur (elaboration of structure), dan kemunduran (decline). Bila dalam produksi upaya mempertahankan umur terletak pada tahapan pertumbuhan atau tahapan kedewasaan, dalam organisasi, karena sebagai satu kesatuan utuh maka pertahanan itu harus diletakkan pada empat tahap pertama, supaya terhindar dari tahapann kelima. Bila dalam produk untuk memperlama masa pertumbuhan, perkenalan produk harus diusahakan selama mungkin, dalam organisasi keeempat tahap pertama tersebut harus dirubah jadi empat kegiatan yang diperlihara secara simultan.

Tahapan kewiraswastaan : Biasanya ditandai oleh kreatifitas yang tinggi, keinginan maju yang hebat,  serta penyediaan sumber-sumber yang teratur.

Tahap Kebersamaan : Misi organisasi jadi lebih jelas, merata, komunikasi masih cenderung informal, kerja keras anggota dan komitmen tinggi anggota organisasi.

Tahap formalisasi dan Kontrol: struktur organisasi mantap, peraturan dan prosedur organisasi diterapkan, efisiensi dan efektivitas ditekankan, inovasi kurang, dikembangkan katagori senioritas-yunioritas, pembuatan keputusan cenderung konservatif, semua anggota mencitrakan diri sebagai representasi organisasi, aturan main lebih jelas.

Tahapan Perluasan struktur : kegiatan diversifikasi produk (barang dan jasa). Dikembangkan peluang untuk tumbuh. Struktur organisasi lebih kompleks dan meluas. Desentralisasi pengambilan keputusan.

Tahap kemunduran. Ditandai semakin banyak pesaing, pasar mengecil,  permintaan produk mengecil, konflik meningkat. Untuk mempertahankan diri perlu darah baru yang segar serta pengambilan keputusan yang dipusatkan kembali (sentralisasi).

Tidak ada kesamaan waktu dalam mengisi tahapan-tahapan, baik kesatu, kedua, atau mempertahankan tahapan keempat dan menghindari tahapan kelima, Karena itu tidak ada korelasi sama sekali antara daur hidup dengan kronologis suatu organisasi.

Berpikir daur hidup ini penting, dalam rangka menghindari pemikiran organisasi sebagai satu kesatuan yang statis. Organisasi adalah film, yakni gambar yang bergerak, bukan snapshot, karena itu tindakan menghadapi permasalahan pada tahap yang berbeda, tidak harus sama. Suatu tindakan bisa jadi sangat tepat dilakukan pada suatu tahapan namun justru kontra produktif manakala dilakukan pada tahapan yang lain.

 

EVOLUSI TEORI ORGANISASI

Teori organisasi berkembang secara evolutif dari tipe pertama, Model Klasik dengan simbol Pendekatan Ilmiyah, menganggap manusia sebagai alat (tool, instrument) yang sifatnya mekanik, diposisikan secara rasional sebagai bagian dari mesin produksi. Kemudian berkembang pada tipe kedua, teori “bahwa manusia menduduki posisi sentral” dengan pembagian kerja yang jelas supaya profesional dibidangnya, dan berhak mengambil keputusan (desentralisasi) yang mencerminkan suasana demokratis. Setelah itu berkembang terus ke arah tipe ketiga bahwa “manusia sebagai makhluk yang tak terduga, serba kemungkinan (contingency)” dan karenanya disusun organisasi terkait situasi dan kondisi organisasi, dengan menentukan struktur yang paling tepat. Perkembangan selanjutnya tipe  keempat mengarah kepada “manusia sebagai pengambil keputusan berdasarkan perilaku dan politik”. W. Richard Scott yang dirujuk Robbin (p.34), mendeskripsikan keempat tipe tersebut melalui table sebagai berikut.

EVOLUSI TEORI ORGANISASI

KERANGKA

1900-1930

1930-1960

1960-1975

1975 - ??

Sistem

Tertutup

Tertutup

Terbuka

Terbuka

Tujuan

Rasional

Sosial

Rasional

Sosial

Tema Utama

Efisiensi Mekanis

Hubungan infor mal antar mnsia 

Disain Kontingensi

Kekuasaan dan Politik

Klasifikasi

Tipe 1

Tipe 2

Tipe 3

Tipe 4

 

Tokoh dan Paradigma.  

 

Type pertama dengan para tokohnya Frederick Taylor dgn Scientific Management-nya, Henry Fayol dg. prinsip-prinsip Organisasi, Max Weber dgn teori Birokrasi-nya, Ralph Davis dgn Perencanaan Rasional-nya. mengintrodusir prinsip-prinsip simplisistik dan  universal dlm mengembangkan model organisasi, melalui pendekatan rasional dan mekanistik.

Type Kedua, disponsori oleh Elton Mayo dgn kajian Hawthorne, Chesterd Bernard dg konsep Sistem Kerjasama, Douglas McGregor dgn Teori X dan teori Y-nya, serta Warren Bennis dgn mengutamakan profesionalitas (ist.lain matinya Demokrasi). memfokuskan pada manusia (humanistik) sebagai faktor utama.

Type Ketiga, dikembangkan oleh Herbert Simon, Katz dan Kahn, dan kelompok Aston University di Inggeris. Mereka menekankan pentingnya perspektif lingkungan dalam organisasi. Organisasi harus menyesuaikan kepada lingkungan yang terus berubah manakala organisasi tersebut mau bertahan hidup.  

Type Keempat. March dan Simon mengoreksi keputusan rasional dengn keputusan yg memuaskan, yang cukup baik. Rasional punya kemampuan terbatas dalam memberikan kepuasan pada organisasi. Mereka sangat menekankan pada sifat politis organisasi. Dikembangkan oleh Jeffrey Pfeffer, yang menyadari keragaman tuntutan anggota yang kesemuanya harus diakomodasi, sepanjang mendukung kepentingan manajemen/penguasa.

A.  Aliran Klasik

1. Teori Scientific Management model Frederick Taylor (insinyur mesin di Perusahaan Midvale dan Bethlehem Steel di Pensylvania AS. Bukunya The Prinsiple of Scientific Management, th. 1911, berdasar pada penelitian ilmiah). Robbin, mengungkapkan cirfi-cirinya sebagai berikut.

1.      Menentukan jenis pekerjaan setiap pekerja sesuai kemampuan, waktu, biaya, secara ilmiah;

2.      Seleksi dan pelatihan pekerja;

3.      Kerjasama menejemen dan buruh untuk menyelesaikan pekerjaan;

4.      Pembagian tanggung jawab yang lebih merata antara manajer dan pekerja.

Teori ini mendapat kritikan berkenaan dengan focus analisisnya yang terlalu tertuju pada lapisan bawah organisasi yakni manajemen pada tingkat supervisor. Tujuannya baik, yakni memaksimalkan efisiensi.

Sedangkan Harold Koontz, at all, menuturkan ciri-cirinya sebagai berikut.

1.      A Large Daily Task : Each man should have clearly defined daily task.

2.      Standard Conditions

3.      High pay for success

4.       Loss in case of failure

5.      Expertise in Large Organizations.

 

Prinsip-prinsip yang dikembangkan dari Sceintific approach model Taylor ini adalah sebagai berikut.

Ø  Time study principle

Ø  Piece rate principle (prinsip hasil upah)

Ø  Separation of planning from performance principle

Ø  Scientific method of work principle

Ø  Managerial control principle

Ø  Functionaal management principle

 

Suasana organisasi yang dihasilkan

·        Disiplin keras

·        Orientasi tugas pekerja

·        Kurang hubungan antar pribadi

·        Sistem insentif yang kaku

·        Effect yang dihasilkan adalah “orientasi  produktivitas dengan human engineers” 

 

 

  1. Teori Prinsip Organisasi model Henry Fayol (Perancis, berdasar pengalaman. Mengembangkan prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk semua tingkatan manajemen)

 

1.      Pembagian kerja à asumsinya spesialisasi meningkatkan efisiensi.

2.      wewenang yang seiring dengan tanggung jawab à Manajer harus menggunakan wewenangnya.;

3.      Disiplin, terkait ke dalamnya sanksi yang adil  bagi pelanggar aturan;

4.      Kesatuan komando, setiap pekerka hanya menerima komando dari satu atasan;

5.      Kesatuan arah, setiap kelompok aktivitas yang betujuan sama, dipimpin seorang manajer;

6.      Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu;

7.      Remunerasi, gaji sesuai jasa;

8.      Sentralisasi, dalam mengambil keputusan sambil tetap menyerap aspirasi bawahan. Disini pembagian tugas pengambilan keputusan, harus dialokasikan secara hati-hati;

9.      Rantai scalar, komunikasi atasan bawahan atau ebalinya mengikuti alur tertentu yang sudah dideskripsikan. Manakala terjadi kelambanan, harus ada kesepakatan.

10.  Tata tertib, orang dan bahan ditempatkan secara tepat;

11.  Keadilan, manajer harus baik dan jujur pada bawahan;

12.  Stabilitas masa kerja para pegawai. Perputaran (turnover)harus diatur dengan baik. Perputaran (turnover) pada tingkat atas menurut Fayol tidak efisien.

13.  Inisiatif. Kerja keras seiring dengan kewenangan membuat inisiatif;

14.  Esprit de corps. Mengembangkan kesatuan dan keselarasan dalam organisasi.

 

  1. Teori Birokrasi Model Max Weber (Sosiolog Jerman).

Teori birokrasi muncul sebagai reaksi terhadap sistem organisasi yang mengandalkan 1) kharismatik dan 2) tradisional. Birokrasi adalah bentuk organisasi dengan struktur ideal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas tujuan organisasi. Ciri-cirinya adalah ada (1) pembagian kerja/tugas secara terspesialisasi, karena itu ada upaya pengembangan karier/keahlian (pemanfaatan tenaga ahli secara maksimal), (2) hubungan secara rasional, impersonal, menghindarkan penggunaan emosi, like and dislike (bukan atas dasar hubungan pribadi atau rasa, tapi berdasarkan fakta) dan tanpa prasangka. (3) ada hierarki wewenang yang jelas, (4) prosedur seleksi yang formal, (5) peraturan yang rinci. (6) Pendokumentasian secara tertulis (7) Efisiensi berdasar kan tingkat kontribusi bagi produkvitas.

 Pengaruh teori ini cukup kuat sampai sekarang. Kelemahannya adalah tekanannya pada profesionalitas/keahlian staf yang menjadikan rantai pembuatan keputusan jadi panjang, mengakibatkan produk organisasi yakni keputusan jadi sangat lamban. Demikian juga munculnya kolusi dengan patron klien, akan menyuburkan kelompok vested interest yang mengakibatkan terhalangnya merit system.

Kritik terhadap birokrasi :

1) Komformitas, 

2) Rutinitas  à membosankan,

3)  Jenjang panjang à ide-ide inovatif tidak sampai.

4)  Kurang memperhitungkan organisasi informal.

5) Lebih terbatas waktu keberlakuan (awal abad 20)

6) Deterministik,

7) Kurang memperhatikan faktor lain seperti kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan, kekuasaan, hubungan informal,

8) Banyak asumsi kurang lengkap seperti : a) produktivitas vs. manusiawi; b) aktivitas manusia hanya berorientasi tujuan organisasi, c) Peramalan yang kuat terhadap aktivitas organisasi, d) tergantung pada pengarahan, e) kurang memperhatikan faktor pribadi, f) orientasi ekonomi,  g) pengawasan ketat.

 

  1. Teori Perencanaan Rasional Model Ralph Davis

Transformasi dari perencanaan rasional. Asumsinya, organisasi perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis tercermin pada kemampuan anggota mencipta produk atau jasa. Aktivitas demikian diukur oleh tujuan dan hasil organisasi. Manajemen bertugas mengelompokkan aktivitas sehingga membentuk struktur kerja organisasi. Kesimpulannya adalah struktur organisasi tergantung pada tujuan organisasi. Tujuan ditentukan perencanaannya. Secara logis kemudian dijabarkan tujuan tersebut menjadi pengembangan struktur, arus wewenang, dan hubungan-hubungan lainnya.

 

B. Aliran Hubungan Manusia (Human Relations School)

Asumsi : Organisasi sebagai kumpulan manusia dengan tugas-tugasnya.

 

  1. Teori Hawthorne model Elton Mayo

Prinsip utamanya adalah bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang. Organisasi adalah kumpulan oraang-orang, dengan demikian bersifat social, kemasyarakatan.

Proses penelitian berangkat dari hipotesis lebih terang lampu penerangan tempat kerja, lebih produktif hasil kerja pegawai. Dibuat dua kelompok kerja yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Baik pada saat penerangan ditambah atau dikurangi, prodiuktivitas kerja pada kedua kelompok tetap meningkat. Penurunan produktivitas sempat terjadi saat penerangan lampu kerja seterang cahaya bulan. Kesimpulannya intensitas penerangan tidak berpengaruh langsung pada produktivitas kerja.

Elton Mayo sebagai konsultas psikolog merancang ulang penelitian dengan menambah variable penambahan jam kerja perminggu, pengenalan waktu istirahat, rencana upah individual dibanding kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana upah kecil pengaruhnya dibanding tekanan kelompok dan rasa aman kelompok. Maka kemudian disimpulkanlah bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.

 

  1. Sistem Kerjasama model Chester Bernard.

Berdasarkan teori-teori Taylor, Fayol, Weber, dan Hawtorn dapat dikatakan bahwa organisasi adalah system kerjasama. Manusia dan tugasnya harus tetap seimbang. Memperhatikan secara berlebihan salah satunya akan berakibat system kurang optimal. Hal ini berarti perlu 1. mengorganisasi persyaratan tugas, dan ke2, mengorganisasi kebutuhan orang yang akan melaksanakan tugas. Gagasan demikian dikemukakan oleh seorang presiden New Jersey Bell yang berpengalaman banyak dalam perusahaan American telephon and Teleghraph yakni Chester Bernard dalam bukunya The Function of the Executive.

Bernard  adalah orang yang (1) pertama-tama memperkenalkan system, (2) menentang pendapat klasik bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai tanggapan bawahan, (3) memperkenalkan peran organisasi informal ke dalam teori organisasi, dan (4) peran manajer yang diforkuskan pada memperlancar komunikasi  dan mendorong staf bekerja keras.

  1. Teori X dan Y model McGregor. Teeori X mendasarkan pada pandangan bahwa pada dasarnya manusia bersifat negatif, sedangkan teori Y mendasarkan pada pandangan bahwa manusia itu pada dasarnya bersifat positif. Asumsi pada teori X menegaskan bahwa “manusia tidak menyukai atau berusaha menghindari pekerjaan, dan karenanya mengelak dari tanggung jawab, karena itu perlu dipaksa,  namun demikian pegawai akan mencari rasa aman pada faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
  2. Teori Non Biroktatik Model Warren Bennis

Penentang teori Birokrasi ini berpendapat bahwa

pengambilan keputusan yang sentralisasi,diganti dg. struktur yang desentralisasi,

kepatuhan pada wewenang,                      -,,-              demokratis

pembagian kerja yang sempit                   -,,-               kelompk yang fleksibel

Pengaruh dari kekuasaan                          -,,-    pengaruh dari keahlian/professional.

 

III.             Aliran Kontingency

A. Herbert Simon

      B. Katz dan Kahn

       C. Klp. Aston 

 

Beberapa Teori Manajemen

 

v Manajemen adalah rangkaian pengambilan keputusan (Herbert A Simon)

 

v Manajemen adalah sistem komunikasi bagi pengambilan keputusan yang efisien dan efektif (Chester I Bernard).

 

v Manajemen adalah kerjasama sekelompok manusia bagi keuntungan anggota dan kelompok atau organisasinya (Chris Argyris)

 

v Proses sosial dalam sistem sosial, karena itu diperlukan ilmu tingkah laku manusia (Getzels dan Guba).

 

“Sosial behavior in a school is affected by institutional expectations, group intentions, and individual needs” (Getzels dan Guba).

 

                      Nomothetis Dimension

                          324

  Institution             Role                Expectations

 

 


Sosial system               Group                                 Climate                     Intentions                          School Behavior

 

 


                          Individual               Personality   Needs

 

 

                                                Idiografis Dimension

 

            Contoh Aplikasi. Dosen menanyakan kebutuhan dan harapan mahasiswa dari perkuliahan. Dosen menyimpulkan kebutuh an dan harapan tersebut. Mahasiswa menge tahui kebutuhan dan harapan mereka sendiri. Mahasiswa berperilaku sesuai harapan dan kebutuhan yang telah dirumuskan.

 

Hubungan Penelitian, Teori dan Praktek

 

Scientific research is systematic, controlled, empirical, and critical investigation of hypothetical propositions about the presumed relations among natural phenomena (Fred E Kerlinger, Foundations of Behavioral Research, New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1964:p.13)

 

 à Research is guided by hipotheses that are empirically checked against reality in a systematic and controlled way.

 

à Hypothesis is a statement that indicates a relationship between at least two variabels.

 

à The hypothesis is the bridge between theory and research and provides a means to test the theory against objective reality.

 

 

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

 

5.      MANAJEMEN ILMIAH

Suasana organisasi yang dihasilkan

 

Ø    Disiplin keras

      Orientasi tugas pekerja

      Kurang hubungan antar pribadi

      Sistem insentif yang kaku

à “The human engineers” à orientasi         produktivitas.

 

HENRI FAYOL

Fokus perhatian pada elemen administrasi,

pendidikan para administrator

organisasi harus luwes

 

Administrative Behavior

ü  To plan means to study the future and arrange the plan of operations.

ü  To organize means to build up material and human organiza tion of the business, organizing both men and materials.

ü  To command means to make the staff do their work

ü  To coordinate means to unite and correlate all activities,

ü  To control means to see that everything is done in accordance with the rules which have been laid down and the instructions which have been given.

 

Prinsip-prinsip :

v  Division of Work

v  Authority and Responsibility

v  Discipline (as respect for agreements)

v   Unity of Command (receive orders from    one superior only)

v   Unity of Direction (each group of activities with the same objective must have one head and one plan).

v   Subordination of Individual to General Interest.

v   Remuneration and methods of payment should be fair and afford the maximum possible satisfaction to employees and employer.

v   Centralization of outhority

v   Scalar Chain

v   Order

v   Equity

v   Stability of Tenure

v   Initiative

v   Esprit de Corps -> the principle that “in union there is strength”

(Harold Koontz/Cyril O’Donne/ Heinz weihrich, Management: p.36-37).

 

 

 

Luther Gulick (1892 --) :

POSDCoRB an acronym for his seven admi nistrative prosedures : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, And Budgeting.

 

B. TEORI BIROKRASI

Max Weber

 

 

C)     TEORI “HUMAN RELATIONS”

 

Mary Parker Follett (1868-1933), dibantu Elton Mayo (psikolog industri) dan Fritz Roethlisberger (psikolog sosial).

Asumsi       : “The fundamental problem in all organizations was in developing and maintaining dynamic and harmonicous relationships”.

 

Penelitian       :  The Western Electric Company in Chicago – The Hawthorne Studies.

 

Proses Penelitian:

Ø  Dua kelompok pekerja di pabrik listrik (eksperimen dan kontrol).

Ø  Kelompok eksperimen ditambah cahaya, produksi naik.

Ø  Kelompok eksperimen dikurangi intensitasnya, tetap naik

Ø  Dikurang sampai= cahaya bulan, produktivitas menurun.

Ø  Dinaikkan upah, produksi naik.

 

Kesimpulan   : Faktor manusia merupakan unsur terpenting dalam peningkatan produksi. Maka penting diperhatikan konsep-konsep ttng.  moral, dinamika kelompok, supervisi demokratis, dan hubungan interpersonal.

 

D)     TEORI “BEHAVIORAL”

 

Chester I Barnard  “The Functions of the Executive” (1938).

Disebut “behavioral epproach” sebab memakai pendekatan ilmu behavioral seperti psikologi, sosiologi, ilmu politik, adninistrasi niaga, ekonomi, psikologi sosial, dan antropologi.

Teorinya adalah “ The structural concepts were the individual, the cooperative system, the formal organization, the complex formal organization, and the informal organization”.

“The dynamic concepts were free will, cooperation, communication, authority, the decision process, and the dynamic equi librium”.

 

Herbert Simon (1947) “Administrative Behavior”

Teorinya  “konsep keseimbangan dalam organisasi, yakni pekerja mencari kepuasan, organisasi harus mencapai tujuan”


[1]   Stevens, Edward, (1974) The Moral Games, New York, Paulist Press, p.193

[2]   Koontz, Harold  at all (1984), Management, Japan, McGraw-Hill, p.14

[3]   Ibid, p.15.

[4]  Lihat  Stephen P. Robbin, (1994) Teori Organisasi (terj. Jusuf Udaya), Jakarta, Arcan: 17-20; Konntz, op cit, p.15-16))

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN