Kamis, 19 Mei 2022

PENDEKATAN SISTEM DALAM PERENCANAAN

 

PENDEKATAN SISTEM

DALAM PERENCANAAN

Perspektif sistem memberikan pandangan penting bagi cara kerja perencanaan dalam suatu organisasi, khususnya organisasi pendidikan. Memandang sesuatu dan bertindak atas dasar system memungkinkan orang melihat permasalahan secara menyeluruh, komprehensif dan integral. Menyeluruh lantaran hakikat system adalah upaya memperbaiki hasil atau keluaran, dan karena itu segala sesuatu yang terkait dengan hasil akhir harus diteliti dengaan cermat. Dalam kaitan dengan perencanaan, dapat dikatakan bahwa pendekatan system dalam perencanaan, diawali dari identifikasi hasil atau keluaran. Komprehensif lantaran melihat sesuatu seiring dengan penglihatannya terhadap system yang lain, dan integral lantaran hubungan antar komponen atau unsure yang terliput dalam system dianalisis secara teliti, sehingga tergambar interrelasi antar komponen tersebut.

Dalam kaitan ini Kaufman[1] menegaskan bahwa model dari proses manajemen pendidikan adalah sebagai proses mengidentifikasi kebutuhan, menseleksi masalah, mengidentifikasi persyaratan bagi pemecah an masalah, menentukan pilihan dari beberapa alternative solusi, memilih dan menerapkan metode dan alat-alat, mengevaluasi kesimpulan, dan kemudian memperbaiki sebagian atau seluruh sistem yang dibuat sehingga kebutuhanpun dapat dibatasi.

   Karena itu untuk mengefisienkan dan mengeffektifkan cara kerja perencanaaan diperlukan pemahaman seluk beluk sistem. System digunakan sebagai proses pemecahan masalah secara logis, yang dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah penting dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian, pendekatan system  pada dasarnya merupakan alat dan cara berpikir. Sebagai alat, system merupakan proses pencapaian tujuan pendidikan secara efisien dan effektif, sementara sebagai cara berpikir, system menekankan identifikasi dan memcahkan kembali permasalahan. Karena itulah pendekatan system merupakan tehnik memecahkan masalah secara logis yang semakin dikenal dan berguna. Namun demikian, baik buruknya hasil suatu kegiatan memakai pendekatan system, bukanlah lantaran system itu sendiri, tetapi tergantung kepada dua hal.

1.     Validitas data yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah pendidikan, dan

2.     tingkat objektifitas orang pengguna system dan alat-alatnya yang terkait dalam perencanaan.

 

Definisi Sistem

System is a pattern or network of interrelated and interacting variable….  but system is more than the sum of its parts; it must be a whole” [2].  Oxford English Dictionary mendefinisikan system sebagai “a set of things connected, or interdependent, so as to form a complex unity, a whole composed of parts in orderly arrangement according to some scheme or plan” [3]. Dapat dikatakaan bahwa sistem adalah kumpulan unsur yang saling berhubungan dan saling tergantung dalam suatu rangkaian kegiatan proses sehingga tidak dapat dilihat sebagai bagian-bagiannya tetapi harus dilihat sebagai suatu kesatuan, untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

 Terdapat dua  karakter utama system yakni differensiasi  (contoh dalam diri manusia seperti kepala, jantung, kaki, tangan, dst.nya, ini dapat dikatakan sebagai subsistem) dan Integrasi (dalam kaitan ini seperti tubuh secara keseluruhan sebagai system) kemudian di atas itu ada  manusia sebagai suatu species, yang dapat dikatagorisasikan sebagai suprasistem.

Suatu kesatuan dapat disebut system dan juga subsistem. Disebut system bila dilihat dari kesatuan tersebut, namun manakala kesatuan tersebut merupakan bagian dari yang lebih luas, maka posisi kesatuan tersebut sebagai subsistem. Hanya alam semesta raya saja, sebagai kesatuan system yang tidak jadi subsistem, sebagaimana dikatakan Koontz bahwa “with the exception of the entire universe, all system are subsystems”[4].

Pendekatan Sistem

John McManama memperjelas pendekatan system sebagai  suatu strategi yang menggunakan analisis, disain (rancangan), dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efisien dan efektif[5].

 

Analisis Sistem adalah suatu penetapan (determination) secara selektif tentang apa yang perlu dilakukan agar supaya tujuan yang telah ditentukan tercapai. Apa yang perlu dilakukan atau disebut deskripsi operasional tersebut meliputi kegiatan pelaksanaan program, identifikasi tujuan, deskripsi situasi saat kegiatan berjalan, dan informasi yang diperlukan saat setiap kegiatan operasional.

Dalam analisis system seorang analis harus melukiskan secara jelas dan terperinci kondisi dan faktor utama yang berpengaruh dalam operasi system dan keluarannya.  Alat dalam analisis system pendidikan meliputi analisis missi, analisis fungsi, analisis tugas, dan analisis metode dan alat[6]. Dalam pada itu Ryans (1968:21) memerinci liputan analisis system kepada kegiatan mengidentifikasi

 

(1) tujuan sistem,

(2) input yang mempengaruhi operasional,

(3) elemen atau komponen pokok system,

(4) model interaksi antar elemen system,

(5) cara transformasi informasi dalam operasio nal sistem,

(6) kegiatan membuat keputusan berdasarkan masukan informasi,

(7) pelaksanaan pengawasan, dan

(8) produk akhir sistem dan hubungannya dengan tujuan sistem[7].

Contoh analisis sistem dalam kegiatan manajemen pendidikan dapat diungkapkan sebagai berikut.

 

Katagori            Contoh Kegiatan Analisis

 

1.     Aktivitas             merancang hasil ideal

                           mengumpulkan tim ahli

                           brain storming

                           membuat rancangan

                           menentukan kriteria subjek

                           menunjuk subjek plaksana

                           sosialisasi fix plan

                           break ices

                           membuat system

                           melembagakan sistem dst

 

2.    Pelaku Aktivitas  Rektor

                                    Pembantu Rektor

                                    Dekan

                                    Pembantu Dekan

                                    Ketua Jurusan

                                    Ketua Program Studi

                           Dosen senior

                           Pejabat struktural

                           Unit Kegiatn Mahasiswa

                           Ahli komputer

                           Ahli keuangan

                           Ahli ketatausahaan

dst.nya

 

3.     Informasi             Status subjek pelaksana

waktu, awal s/d dead line

tempat, dmana bgaimana

dana, berapa dari mana

personal, jmlah dan sifat

keadaan peralatan

sistim dan prosedur

tugas pokok dan fungsi

dst.nya

 

4.    Situasi Kondisi       keamanan

transportasi

komunikasi

                                    tingkat kerahasiaan

                                    pengumpulan data

pengolahan data

pengarsipan

dst.nya

 

Hasil analisis demikian menentukan langkah selanjutnya yakni verifikasi kegiatan yang didahulukan dan dikemudiankan. Demikian juga penentuan elemen atau komponen yang akan diperbaiki atau system yang akan dirancang atau dibangun pada tahap selanjutnya.

Disain atau Rancangan Sistem, adalah suatu penyajian konseptual (conceptual representation) yang memberi kejelasan tentang bagaimana tujuan itu akan dicapai dengan menggunakan alternative yang paling efisien. Bentuknya berupa penciptaan system yang baru atau perbaikan system yang telah ada. Tujuannya adalah peningkatan fungsi operasi sistem disamping peningkatan kualitas dan kuantitas output. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

 (1) mempelajari system yang sudah ada, sejauhmana masih sesuai atau perlu perbaikan bagi pencapaian tujuan;

(2) merancang struktur baru atau perbaikan dari yang sudah ada;

(3) mentest atau mencoba struktur baru atau struktur hasil perbaikan dalam bentuk model atau prototipe; dan

(4) menciptakan situasi dan kondisi lingkungan sehingga sistem dapat dijalankan. Setelah hal ini selesai maka giliran pelaksanaan disain tersebut dalam bentuk meminij sistem.

Manajemen Sistem  adalah suatu prosedur yang memonitor kegiatan-kegiatan sustu sistem untuk memberikan penilaian perkembangan (kegiatan) dengaan teliti berdasarkan kriteria yang baku (criterion standard). Langkah pelaksanaannya adalah menetapkan hubungan antar subsistem, menetapkan kualifikasi subjek pelaksana  system, menentukan mekanisme pengambilan keputusan, menentukan jenis dan jumlah upah atau insentif, memonitor proses kegiatan, mengukur kesesuaian hasil dengan rancangan yang telah ditetapkan, serta menyiapkan rancangan perbaikan bagi proses dan hasil yang tidak sesuai rancangan awal.

Dalam kaitan dengan pengertian ini yang penting diingat adalah bahwa system merupakan struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Keuntungan Memakai Pendekatan Sistem

Berdasarkan analisis, disain, dan manajemen system demikian, beberapa keuntungan pegorganisasian dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dapat diraih. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut.

 

(1)     Misi, sasaran, dan tujuan dapat dijabarkan lebih luas;

(2)     Setiap program selalu dikaitkan dengan sasaran dan tujuan;

(3)     Orientasi kegiatan selalu diorientasikan kepada hasil akhir;

(4)     Perencanaan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan pendidikan;

(5)     SDM dan SDdana digunakan lebih efektif sesuai alokasi kontribusinya pada pencapaian tujuan;

(6)     Informasi untuk perencanaan dan pengambil an keputusan dapat dirancang dan dikelola secara terpadu, sehingga sasaran serta cara-cara pencapaiannya dapat lebih efektif dan efisien;

(7)     Semua upaya diarahkan pada sasaran, sehing ga pemborosan dapat ditekan seminimal mungkin.

(8)     Administrator dapat dinilai lebih objektif lantaran sasaran pekerjaan lebih jelas;

(9)     Administrator dapat mengembangkan kreativitas dalam batas-batas kewenangan yang telah ditetapkan, sepanjang mereka tetap berorientasi pada tujuan akhir.

(10)Pertanggungan jawan dapat dirumuskan secara lebih jelas dan opersional.

(11)Umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat otoritas dalam organisasi pendidikan, sehingga penyimpangan dalam yusaha pencapaian tujuan dapat cepat diidentifikasi;

(12)Komunikasi antar komponen dapat dibina dengan lebih baik sehingga kesalahpahaman dapat dikurangi;

(13)Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara lebih baik.

 

Karakteristik Sistem

Dilihat dari jenisnya, sistem dapat dibagi pada dua jenis yakni sistem terbuka dan sistem tertutup. Masing-masing memiliki karakristik sendiri. Dalam kaitan ini tidak ada yang satu lebih baik dari yang lain, namun keadaan dan sifat kerja dan jenis tujuan yang menentukan apakah suatu system hatus tertutup atau harus terbuka. Suatu kegiatan yang seharusnya memakai system terbuka namun kemudian dilaksanakan dengan system tertutup, maka hal itu berarti bunuh diri organisasi Hal demikian berlaku juga bagi sebaliknya, yakni bila seharusnya system tertutup malah dilakukan dengan memakai pendekatanm sistem terbuka.

 

Karakteristik Sistem Terbuka[8].

1.    Peka lingkungan dalam pengertian saling pengaruh dengan lingkungannya, dengan demikian bersifat sinergis, saling mempengaruhi dan merubah informasi, energi, atau barng-barang dengan lingkungannya. (exchanges information, energy, or material with its environment).

2.    Feedback, yakni dalam system dikenal kegiatan perbaikan terus menerus berdasar hasil balikan dari seluruh rangkaian kegiatan sistem. Dengan demikian hasil kerja sistem dapat mengoreksi sistem tersebut sehingga semakin lama semakin menuju kea rah yang lebih baik. Dalam dirinya sendiri sistem memiliki kekuatan korektif atau malah self korektif.

3.    Cyclical, hal ini sebagai kelanjutan dari kegiatan korektif. Sistem bersifat mengulangi kegiatan sebelumnya atau repetitive.

4.    Creative, pendektan system bersifat kreatif menuju pada pencapaian tujuan, sedangkan metode untuk mencapainya dipikirkana kemudian sebagai langkah lanjutan. (the system approach must be creative one that focuses on goal first and methods second). Mengapa harus kreatif? Sebab masalah yang dihadapi sangat kompleks tidak terstruktur, karena itu tidak ada formulasi respons tepat yang sangat baku, dan kedua, sebab kebanyakan data itu tidak lengkap, tidak tertentu, dan juga ambigu.

5.    Negontropy. Sistem yang terbuka memiliki keku atan penghalang dari kehancuran atau kemusnah an, manakala dipenuhi karakter dua di atas yakni kreatif dan repetitive. Dengan dua karakjter tersebut akan terjadi pertahanan dari dalam diri system (self defence).

6.    Steady state, yakni kemapanan, keajegan, keseimbangan internal saat  terjadi dinamika input-output. Hal ini lantaran antar bagian system merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi

7.    Growth and expancy, yakni tumbuh dan semakin meluas, sebagai akibat lanjutan (nurturant effect) dari karakter sistem yang kreatif dan negontrophic.

8.    Balance between  maintenance (beli, pelihara, rekrutmen dst.nya untuk bertahan hidup) and adaptive activities     (perencanaan dan pengem bangan, yang menghitung realitas lapangan secara jeli dan teliti supaya system tetap bertahan hidup).

9.    Equifinality. Dalam pendekatan system, terdapat kesamaan nilai dari ujung proses suatu kegiatan.  Input dapat memiliki keragaman  kualitas, namun karena diproses dengan perlakuan dan persyaratan yang sama, maka jenis dan kualitas outputpun, relative dalam level kualitas yang sama. (indicate to dynamic homeostatis, or the steady state).

 

Sistem Tertutup (Close System)

Sistem ini  menggambarkan keadaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan sistem yang lain. Selain itu dia memiliki batasan yang jelas yang terpisah dari lingkungan tempat system berada (it does not have such interactions with environment). Contohnya adalah mesin mobil. Namun demikian dalam jangka waktu lama dan berkelanjutan, sesungguhnya system yang tertutup seperti mesin-pun tetap dipengaruhi oleh keadaan lingkungan nya.

 

 

 

 

Foto Copy Figure 1.1. Murdick, Robert, p.11;  figure 1.2 p.15 and figure 1.3, p.16.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto Copy Figure 1.2 System Approach to Management (Koontz, p.19)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kepentingan Pendekatan Sistem

Dengan melihat berbagai karakteristik sistem, baik yang terbuka maupun yang tertutup, kita dapat melihat beberapa keuntungan membuat perencanaan dengan pendekatan system sebagai berikut.

(1) pendekatan sistem mengkonseptualisasi organisasi sebagai satu kesatuan, tidak terpisah-pisah, dan karenanya tidak dilihat dari bagian-bagiannya, maka

(2) setiap bagian atau anggota bersikap sebagai suatu kesatuan;

(3)terampil mengidentifikasi dan memahami lingkungan; kemudian diidentifikasi keterkaitannya kepada sistem yang dikelola;

(4) memahami pentingnya stabilitas dan atau perubahan dari organisasinya;

(5) merekayasa alternatif masukan dan proses kegiatan.

Harvey, LJ dalam bukunya Management By Objectives in Higher Education : A Guide to Implementa tion menegaskan bahwa  kepentingan pendekatan sistem dalam membuat perencanaan dalam pendidikan adalah sebagai berikut[9].

(1)     Lembaga-lembaga pendidikan telah semakin kompleks dan semakin sulit untuk dikelola dengan cara-cara tradisional yang kurang berorientasi pada tujuan, untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tuntutan perkem bangan pendidikan.

(2)     Perubahan semakin cepat sementara seorang administrator tidak mungkin menangani segala bidang. Karena itu perlu pendekatan baru.

(3)     Kebanyakan perencana pendidikan bersifat amatir. Mereka disiapkan untuk jadi guru atau petugas pendidikan lainnya. Dalam keadaan demikian pendekatan system sangat diperlukan.

(4)     Diperlukan penggunaan dana yang efisien dan efektif dalam menanggulangi kesalahan perencanaan dan pengelolaan pendidikan. Karena itu pendekatan system sangat diperlukan.

(5)     Kepercayaan masyarakat terhadap organisasi pendidikan perlu ditingkatkan, melalui efisiensi dan efekyivitas kerja system pendidikan yang terencana.

Dengan melihat berbagai karakter system juga, kita dapat membuat catatan lain yakni bahwa bahwa system bukan segala-galanya. Keterkaitan dan ketergantungan antar unsure adalah satu hal, tapi keinginan perubahan yang drastis untuk membuat loncatan-loncatan baru adalah hal lain yang justru akan merubah konstruk dan konsep suatu organisasi yang sudah disistemkan.

Sejalan dengan keterangan tentang sistem tersebut  serta menyadari liputan kerja dalam kegiatan perencanaan yang cukup luas,  maka pekerjaan perencanaan dengan pendekatan sistem akan jadi terdukung untuk  menurunkan rincian kegiatan lainnya. Bentuk kegiatannya berawal dari mengidentifikasi kebutuhan, menyeleksi permasalah an, mengidentifikasi barang/ bahan/syarat pemecah an masalah, menginventarisasi berbagai kemungkin an pemecahan masalah, cara-cara melaksanakan kegiatan, menilai hasil kegiatan rancangan secara terus menerus, dan kesiapan untuk terus merevisi kebijakan yang salah, sehingga hasil akhir betul-betul dapat meminimalisasi kerugian yang mungkin ditimbulkan[10].

Tentu saja faktor waktu harus betul-betul dipertimbangkan. Jangan sampai terjadi, saking hati-hatinya mengidentifikasi, menyeleksi, merevisi, dan menilai hasil sementara, lantas keputusan atau kebijakan membuat perencanaan malah tidak pernah selesai.

Dalam dunia pendidikan Islam, pendekatan sistem dalam perencanaan  ini berarti  proses kegiat an memecahkan permasalahan pendidikan ummat secara rational logis, dengan mengidentifikasi dan memecahkan kembali permasalahan penting pendidikan. Semuanya diorientasikan pada sasaran atau tujuan yang akan dijangkau. Intinya terletak pada bagaimana membuat cara /alat/konsep berpikir yang mampu memecahkan masalah pendidikan ummat Islam secara sistimatik dan objektif. Segera harus diberi catatan, bahwa cara/alat/ konsep berpikir tersebut akan sangat bervariasi, terkait dengan tingkat jangkauan pekerjaannya. Jangkauan dalam bentuk sasaran  kegiatan (purpose) berbeda dengan jangkauan tujuan akhir kegiatan (objective) dan tentu berbeda pula dengan tujuan komprehensif kegiatan yang dicapai melalui perencanaan strategi[11].



[1]  Kaufman, ibid, hal. 2.

[2]   Stevens, Edward, (1974) The Moral Games, New York, Paulist Press, p.193

[3]   Koontz, Harold  at all (1984), Management, Japan, McGraw-Hill, p.14

[4]   Ibid, p.15.

[5]   Diknas, perencanaan Pendidikan, op cit, hal.20

[6]  Kaufman, Roger A, Educational System Planning, New Jersey, Englewood Cliffs, 1972, p.14

[7]  Diknas, hal. 22-23.

[8]  Lihat  Stephen P. Robbin, (1994) Teori Organisasi (terj. Jusuf Udaya), Jakarta, Arcan: 17-20; Konntz, op cit, p.15-16))

 

[9]  Depdiknas, op cit, hal.21.

[10]   Kaufman, ibid, hal.2

[11]  Purpose is a basic function or task which is assigned to them by society (fungsi atau tugas pokok yang diharapkan masyarakat), sedangkan objectives or goals are the end toward which activity is aimed. (tujuan akhir kegiatan). Dalam pada itu strategies is a general program of action to attain comprehensive objectives (program umum suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang komprehensif) Lihat Koontz, p. ..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN