A. Dampak Positif Dan
Negatif Globalisasi Di Bidang Pendidikan
1. Dampak
positip => sarana & prasaran pendidikana (alat sekolah, alat peraga, pakaian,
komputer beserta perangkat lunaknya )tentu akan melimpah dan murah
2. Dampak
negatip => dengan murahnya harga barang kebutuhan pendidikan tentu
kretifitas anak-anak indonesia akan menurun [lebih baik membeli murah dari pada
membuat tapi mahal]
B.
Dampak
Positif Dan Negatif Globalisasi Di Bidang Teknologi
1. Dampak
positif => Di bidang teknologi berkembang pesat. Baik teknologi informasi,
komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati
batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif globalisasi adalah: Pertumbuhan
ekonomi yang semakin tinggi, Terjadinya industrialisasi, Produktifitas dunia
industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan
produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada
aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara
besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di
masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin
penting.
2. Dampak negatif => Di bidang
teknologi terjadi penyalahgunaan fungsi teknologi untuk hal-hal yang melanggar norma,
seperti video porno yang direkam via handphone, atau kasus penipuan via
internet. Lebih lanjut dampak negatif globalisasi di bidang teknologi: Kerahasiaan
alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Penyalah
gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang
berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu
komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan
lain-lain.
C. Dampak Negatif Dan
Positif Globalisasi Di Bidang Sosial Budaya
1.
dampak Positif :
a. Masyarakat
tidak lagi terisolasi dengan pemikiran budaya setempat dan lebih Terbuka
b. Masyarakat
akan semakin mudah untuk menerima unsur budaya asing
c. Masyarakat
akan semakin kritis terhadap perkembangan jaman
d. Perkembangan
IPTEK akan membuat hidup masyarakat lebih "instant'.
2.
dampak Negatif :
a. Benturan
budaya akan menyebabkan masyarakat menolak unsur budaya baru yang masuk
b. Nilai-nilai
budaya masyarakat akan terkikis jika tidak dibentengi dengan "Lokal Jenius"
masyarakat
c. Nilai-nilai
Pancasila semakin luntur
d. Perkembangan
IPTEK membuat tradisi, mitos, dan pola pikir masyarakat berubah
D. Dampak Positif Dan
Negatif Globalisasi Di Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi
1. dampak
positif : akses berita cukup cepat dan akurat kita dapat mengakses informasi
dari seluruh penjuru dunia dengan sekali sentuh kita dapat berkomunikasi dengan
sanak saudara dari segala penjuru negeri
2. dampak
negatif : rentan akan berbuat kebohongan dari berbagai segi dan tindakan kontrol
terhadap generasi muda menjadi longgar dan masih banyak lagi
E.
Solusi-Solusi Yang Dapat Dilaksanakan Adalah
1. Meningkatkan
mutu SDM terutama Guru dalam penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya
2. Peningkatan
Mutu Guru dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Peningkatan
Mutu Manajemen sekolah dan Manajemen pelayanan pendidikan
4. Peningkatan
Mutu sarana dan Prasarana
5. Penanaman
nilai-nilai keteladanan
6. Pengembangan
budaya baca dan pembinaan perpustakaan
7. Penelitian
dan pengembangan pendidikan
F.
Peluang
Globalisasi
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi telah membuat dunia
terasa seolah tanpa batas dan sekat. Penemuan pesawat terbang dengan kecepatan
sangat tinggi telah membuat orang bepergian ke luar negeri menjadi makin mudah,
makin cepat, dan makin nyaman. Demikian pula halnya kemajuan teknologi
telekomunikasi telah membuat hubungan komunikasi penduduk antar negara di
berbagai belahan dunia menjadi semakin terbuka dan mudah. Seolah dunia ini
kecil, orang dapat berkomunikasi setiap saat walaupun berada di belahan dunia
dalam jarak yang amat jauh secara fisik, namun dengan kecanggihan alat
komunikasi semuanya terasa dekat dan seolah tidak terpisahkan oleh tempat dan
jarak yang berjauhan (Arief Furchan, 2009).
Globalisasi
di bidang ekonomi telah mendorong munculnya perdagangan bebas lintas negara.
Perdagangan bebas adalah suatu situasi di mana arus lalu-lintas barang, jasa,
dan manusia dari dan ke suatu negara di dunia ini tidak mengalami hambatan yang
berarti. Berbagai bentuk perjanjian yang melibatkan banyak negara, seperti
perjanjian antar negara mengenai perdagangan bebas antar negara-negara anggota
: AFTA yang mulai berlaku pada tahun 2003; APEC yang mulai berlaku pada tahun
2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang. Pada tahun 2003,
produk barang dan jasa serta tenaga kerja dari negara Asean tidak akan
dipersulit untuk bekerja di Indonesia, demikian pula sebaliknya. Pada tahun
2010, negara maju yang tergabung dalam APEC harus membuka pintunya bagi arus
masuk produk barang, jasa, dan tenaga kerja dari negara anggota APEC lainnya
dan pada tahun 2020 semua negara anggota APEC harus menghilangkan segala
hambatan bagi masuknya arus barang, jasa dan tenaga kerja. Keadaan seperti itu,
akan menimbulkan peluang dan ancaman bagi bangsa Indonesia. Peluang itu berupa
makin mudahnya barang dan jasa produksi Indonesia untuk memasuki pasaran luar
negeri. Hambatan non-tarif (kuota, dan sebagainya) bagi produk Indonesia ke
negara lain akan semakin hilang atau tidak berarti lagi. Demikian pula halnya
dengan tenaga kerja Indonesia, mereka akan dapat bekerja dengan mudah di negeri
asing tanpa hambatan peraturan imigrasi yang berarti. Namun di sisi lain,
keadaan itu juga dapat menimbulkan ancaman bagi Indonesia: barang, jasa, dan tenaga
kerja asing boleh masuk ke Indonesia dengan tanpa hambatan yang berarti. Akan
terjadi persaingan kualitas barang, jasa, dan tenaga kerja dalam negeri dan
luar negeri guna merebut pasar dalam negeri (Arief Furchan, 2009).
G.
Tantangan
Globalisasi
Globalisasi
dapat pula dipandang sebagai suatu tantangan. Dalam konteks globalisasi sebagai
tantangan merupakan cara pandang yang optimistis, dimana memandang globalisasi
sebagai suatu yang menantang. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa
sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan barbagai upaya dan
strategi.
Perdagangan atau pasar bebas, dapat
dikatakan sebagai tantangan. Tantangan yang terkandung pada sistem pasar bebas
adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang untuk
mengembangkan industri dan menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing dan
diserap pasar internasional. Guna menghadapi tantangan tersebut, maka sumber
daya manusia yang berkualitas (masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif
dan inovatif) sangat diperlukan untuk dapat memainkan peran sebagai pelaku
aktif yang dapat bersaing atau bahkan keluar sebagai pemenang dalam persaingan
global. Sumber daya manusia yang berkualitas juga sudah menjadi tuntutan dan
keharusan untuk dapat menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam
memperebutkan lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, mampu bersaing dengan semua bangsa di dunia,
maka semua komponen masyarakat terutama dunia pendidikan di tuntut perannya untuk
meningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Globalisasi
tidak bisa ditolak atau dihindari, dia hadir seiring perkembangan peradaban
manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, yang harus
dilakukan adalah menghadapinya dengan seksama, turut serta memainkan peran
dalam setiap tantangan dan peluang yang tersedia. Salah satu faktor yang
menentukan dalam daya saing suatu produk adalah mutu produk. Mutu merupakan
bagian isu kritis yang menantang dalam persaingan global. Tantangan lainnya
dalam menghadapi pasar dan persaingan bebas adalah bagaimana menciptakan sektor
pertanian dan industri yang efisien, efektif, dinamis dan berkelanjutan,
penyebarluasan teknologi dan inovasi yang terkait dengan sistem produksi, packaging,
serta pemasaran. Menurut Rosabeth
Moss Kanter dalam Tilaar (1997: 12) yang mengidentifikasi enam kekuatan yang
mendorong proses globalisasi, yaitu: (1) globalisasi dari proses
industrialisasi dan teknologi, (2) globalisasi keuangan, komunikasi, dan
infromasi, (3) globalisasi kekaryaan, pekerjaan, dan migrasi, (4) globalisasi
efek polusi biosfer terhadap kehidupan manusia, (5) globalisasi dari
perdagangan persenjataan, dan (6) globalisasi kebudayaan, konsumsi, dan media
massa
H. Dampak Globalisasi
Sangat banyak dampak yang ditimbulkan oleh
globalisasi dan mengenai hampir semua segi kehidupan umat manusia dan tata
hubungan antar masyarakat, antar bangsa dan negara. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
Di
bidang Ekonomi, terjadilah pasar global sebagai akibat bebasnya pertukaran
barang dan modal. Dalam kaitan ini, maka di bidang Industrial (trans
nationalization), muncullah pasar-pasar bagi produk-produk dunia, dan akses
yang lebih luas kepada produk-produk asing bagi konsumen dan
perusahaan-perusahaan dalam negeri. Terjadi perpindahan atau pergerakan
material dan barang-barang di antara dan dalam perusahaan-perusahaan
transnasional. Fenomena lain yang juga terjadi adalah lebih mudahnya akses
kepada barang-barang oleh negara-negara dan/atau orang-orang kaya dengan beban
biaya yang ternyata harus ditanggung oleh negara-negara yang miskin dan/atau
orang-orang yang hanya memasok tenaga kerja semata. Sementara itu di bidang
Finansial, muncullah pasar-pasar finansial dunia dan akses yang lebih baik
kepada keuangan dunia. Akan tetapi sejalan dengan itu terjadilah inflasi yang
dapat menggerogoti kekayaan investor, menurunkan harga komoditi dan
barang-barang. Ini semua adalah akibat dari perdagangan
bebas.
Di bidang Politik,
globalisasi telah menciptakan suatu pemerintahan dunia (world government)
yang mengatur tata hubungan di antara negara-negara dan bangsa-bangsa. Salah
satu dampak globalisasi politik adalah bahwa Amerika Serikat telah tampil
sebagai kekuatan politik utama di dunia, karena negara itulah yang paling kuat
ekonominya dan yang paling makmur rakyatnya. Akan tetapi akibat dari globalisasi juga maka
negara China mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dan kalau China terus
dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonominya yang sangat tinggi seperti
saat ini maka dalam waktu 20 tahun ke depan diperkirakan akan terjadi perubahan
pada peta kekuatan dunia, di mana China dapat menikmati kemakmuran, kemajuan
industri dan teknologi yang mampu bersaing dengan Amerika untuk memperebutkan
posisi kekuatan utama dunia. Kawasan dunia lainnya seperti Uni Eropa, Rusia dan
India pun akan ikut mempengaruhi perkembangan politik dunia masa depan.
Di
bidang Sosial - makin mudahnya orang untuk bepergian ke mana-mana, menyebabkan
bahwa orang-orang yang kaya dari negara-negara makmur banyak melakukan
perjalanan, sebaliknya orang-orang miskin yang jumlahnya lebih banyak dan
berada di negara-negara berkembang tidak dapat menikmati perjalanan atau
kunjungan-kunjungan. Di bidang Kebudayaan - bertumbuhnya kontak-kontak antar
budaya sehingga menimbulkan kesadaran dan identitas budaya, serta sikap dan
perilaku untuk saling menghargai, senang menikmati produk dan budaya asing,
menerapkan praktek dan teknologi baru dan berpartisipasi dalam suatu "budaya
dunia".
Di
bidang Informasi (Informational) - meningkatnya aliran informasi sampai ke
lokasi-lokasi yang paling terpencil di bumi. Ini merupakan akibat dari
perubahan teknologi menyusul penggunaan serta optik dalam industri komunikasi,
satelit dan meningkatnya penggunaan telepon dan Internet.
Di
bidang Lingkungan - tantangan lingkungan global hanya bisa dihadapi dan
dipecahkan dengan kerjasama internasional, seperti misalnya perubahan iklim
akibat pemanasan global, polusi udara, penerobosan batas-batas perairan, serta
penangkapan ikan di lautan.
Prof
Dr. Santoso S. Hamijoyo dakur 1990 mengemukakan bahwa dampak yang timbul dari
globalisasi adalah : 1). Berkembangnya gejala homogenisasi persepsi, citra,
rasa dan prilaku; 2). Artivisialisasi bentuk bentuk dan nialai nilai budaya,
termasuk ilmu pengetahuan; 3) propanisasi unsur unsur magis, spiritual, atau
unsur unsur saklar lainnya, sebagai contoh upacara adat (tradisional yang di
kemas menjadi lebih empirik sehingga lebih murah, mudah di pahami dan dinikmati
serta memliki nilai komersial di pasaran turisme; 4). Pasaran tenaga kerja
wanita semakin meningkat, sedangka posisi pendidikannya justru rendah.
I.
Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan
a.
Pendidikan
Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Membangun sektor pendidikan tidak akan pernah selesai dan
tuntas, sepanjang peradaban manusia itu masih ada. Karena jika suatu bangsa
selesai menangani satu masalah pendidikan, akan tumbuh lagi masalah lain yang
baru dalam peradaban itu. Hal ini terjadi karena tuntutan jaman selalu berubah,
sebagaimana juga pernah digambarkan oleh John F Kennedy dalam sebuah metafora. Change
is a way of life. Those who look only to the past or present will miss the
future.
Proses pendidikan tidak hanya
sekadar mempersiapkan anak didik untuk mampu hidup dalam masyarakat kini,
tetapi mereka juga harus disiapkan untuk hidup di masyarakat yang akan datang
yang semakin lama semakin sulit diprediksi karakteristiknya. Rowan Gibson
menggambarkan betapa sulitnya memprediksi masa depan dalam sebuah ungkapan
berikut: The lesson of the last three decades is that nobody can drive to
the future on cruise control.
Oleh karena itu, keberhasilan kita
masa lalu belum tentu memiliki validitas untuk menangani dan menyelesaikan
persoalan pendidikan masa kini dan masa yang akan datang. Dalam bidang
pendidikan politik bagi masyarakat pun kita juga tidak perlu mengandalkan
keberhasilan masa lalu. Bahkan untuk kondisi seperti saat ini kita perlu
merenungkan secara dalam, dan merefleksikan ungkapan Rowan Gibson yang
disebutkan terakhir itu agar kita mampu melupakan luka lama, menghilangkan
dendam-dendam lama, dan belajar meninggalkan paradigma lama, model lama, agar
akhirnya kita mampu membangun masa depan secara bersama demi kemaslahatan
masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, menurut Prof. Suyanto, dalam
menghadapi globalisasi diperlukan adanya; pertama, pengembangan
teknologi informasi, kedua mengadakan inovasi nasional.
Kehidupan manusia memang sedang dihadapkan pada gejala
globalisasi, dimana globalisasi ini akan menerjang siapa saja. Kalau Gelombang
Tsunami menerjang mereka yang hidup di pantai dan sekitarnya maka globalisasi
tidak padang bulu baik di pantai maupun dipegunungan semua akan dibabat habis.
Dengan adanya globalisasi, agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak di
harapkan tapi kita bisa menerima globalisasi itu sendiri maka banyak hal yang
harus dilakukan dalam pendidikan atau melaksanakan proses belajar mengajar
seperti yang dikatakan oleh (Tilaar
(1997: 12) : (1). adanya visi yang jelas, (2).
misi berupa rumusan langkah-langkah kunci untuk mulai melakukan
inisiatif, mengevaluasi dan mempertajam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan dalam visi, (3). rancangan kerja, (4). sumber daya, (5).
keterampilan profesional, dan (6). motivasi dan Insentif.
UNESCO mengenai pendidikan yang harus
dilakukan oleh guru terhadap peserta didik menyatakan empat pilar, yaitu: learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together
Dalam mengahadapi era
globalisasi menurut Prof. Dr. Makaminan makagiansar 1990 dari sepenggal sajak
mahat magandhi seperti berikut:
Biarkan jendela dan pintu rumahku tetap terbuka lebar
Sehingga semua angin dari utara dan selatan dari timur
dan barat
Dapat meniupka ke rumahku
Tetapi jangan sampai meruntuhkan pondamen rumahku
Menurut Prof. Dr.
Santoso S Hamijoyo 1990 ‘Strategi dasar pendidikan meliputi lima jurus stratgi
: 1). Mengembangkan IPTEKS terpilih sebagai modal utama untuk menghadapi
globalisasi; 2). Mengembangkan keterapilan manajemen dan pengusaan bahasa asing
sebagai sarana oprasional untuk berkiprah di arena globalisasi; 3). Pendidikan
untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan hidup dan kesehatan; 4).
Mengembangkan sistem nilai termasuk didalamnya filsapat, agama dan ideologi; 5).
Mempertinggi mutu tenaga kependidikan dn kepelatihan baik di lingkungan sistem
pendidikan pormal maupun non pormal.
Menurut empat macam
kemampuan peserta didik yang harus di kembangkan oleg program program
pendidikan; 1). Mengerti dan mengantisifasi; 2). Mengatasi; 3) mengakomodasi;
4). mengorientasi (Prof. Dr. Makaminan makagiansar 1990).
b.
Peran Guru Di Era Globalisasi
Guru telah mempunyai
kedudukan khusus dalam masyarakat, jauh sejak masa lalau sedangkan sepak
terjang serta lagak lagunya akan membekas dan banyak mewarnai kehidupan
sekarang maupun masa yang akan datang. Untuk menghadapi tantangan globalisasi
dan agar tidak ketinggalan jaman maka guru harus mengetahui fungsi dan peran
sebagai guru. Guru dikenal sebagai pameo: guru harus dapat di gugu dan di tiru,
guru kencing berdiri murid kencing berlari. Dalam pameo tersebut tersirat
pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat terhadap guru.
Guru sebagai pemimpin di
sekolahnya yang harus benar benar memiliki karakter kepemimpinan. Dalam hal ini
guru harus memiliki beberapa prilaku seperti:
1. Handap asor, rendah hati dan tidak sombong
2. Ulah getas harupateun, jangan terburu buru
dalam mengambil keputusan atau tindakan
3. Landung kandungan, laer aisan, leuleus
jeujeur liat tali artinya pleksibel dalam bertindak
4. Nete taraje, nincak hambalan, bekerja
secara sistematis
5. Jangan seperti monyet (kera) menunjukan
watak serakah. Jangan seperti keledai (malas)
6. Harus berperilaku seperti nyiruan (lebah)
artinya jangan senang yang kotor kotor, sebab lebah selalu hinggap di tempat
yang bersih seperti bunga yang di ambil sarinya yang kemudian menjadi madu yang
sangat bermanfaat bagi manusia.
Selain
itu dalam pribahasa sunda terdapat 5 W yang harus memiliki oleh seorang
pemimpin, antara lain:
1. WARA, cerdik, pandai, cerdas, untuk
menjadi seorang pemimpin itu saratnya harus cerdas
2. WANDA, dalam bahsa sunda hade gogog hade
tagog malah ada tambahan hade gogobrog (rumah) wanda di artikan juga
performance berpenampilan menarik baik tutur kata maupun berprilaku
3. WACANA, seorang pemimpin harus memiliki
vissi dan missi memiliki idealisme yang tinggi untuk di jadikan tujuan
organisasi yang mengisaratkan manfaat dan kesejahtraan orang orwang yang di
pimpimnnya
4. WAWASAN, seorang pemimpin harus memiliki
segudang pengalaman, pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas sebabagi
bekal dalam memimpin agar benar benar menjadi seorang panutan yang dapat
memberiikan suri tauladan bagi yang di pimpinnya
5. WAWANEN, keberanian, kriteria ini
yang tampaknya paling berat untuk
dilakukan, karena tidak sedikit orang yang memiliki vissi dan missi yang baik,
berpenampilan baik, cerdas, berpengalaman yang luas tapi tidak memiliki
keberanian,
Menurut ulama K.H. Toto Tasmara
dalam bukunya yang berjudul “kecerdasan Ruhaniah” perlilaku yang harus
dilakukan adalah berakhlak mulia seperti Shiddiq, Fathanah, Amanah, Tablig dan
Istiqomah: Shiddik adalah kecerdasan rohani yang terletak pada nilai
kejujuran yang merupakan mahkota kepribadian orang orang mulia yang telah
dijanjikan Allah akan memperoleh limpahan nikmat dari-Nya.
Orang yang cerdas rohaniah
senantiasa memotivasi dirinya dan berada dalam lingkungan orang orang yang
memberikan makna kejujuran sebagaimana firmannya,
“hai orang orang
yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang orang
yang benar (jujur)”. (At-Taubah:119).
Kejujuran adalah
komponen rohani yang memantulkan berbagai sikap terpuji, berani menyatakan
sikap secara transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan. Berani
jujur yang dimulaikepada diri sendiri, orang lain, sampai kepada Allah SWT. Fathanah-
kecerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang
memiliki dimensi ruhani yang kuat. Amanah, sikap yang selalu ingin
menampilkan sikap yang bisa dipercaya (kredibel), menghormati, dan dihormati,
yang memiliki kecerdasan ruhaniah dihormati dan dipercaya bukan karena
kemampuan fisiknya, tetapi kekuatan ruhaninya yang senantiasa diterimanya
dengan rasa penuh amanah dan merasa ada Allah di hatinya dan kemanapun ia
berpaling ia melihat-Nya (al-baqarah:115). Tablig
-
Guru
menurut undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ketentuan umum
pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal,
serta ada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan
anak usia dini.
Guru harus memiliki kompetensi
profesional guru; kompetensi pedagogis-
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman,
terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar. Kompetensi sosial-
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang
tua/wali peserta didik masyarakat sekitar. Kompetensi
kepribadian – kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
menjadi teladan bagi peserta didik yang berakhlak mulia. Kompetensi profesional – ukuran kompetensi profesional guru dapat
diukur sbb: a). Penguasaan guru terhadap bahan ajar; b). Guru mampu mengelola
bahan belajar mengajar; c). Guru mampu mengelola kelas; d). Guru mampu
menggunakan media dan sumber pelajaran; e). Guru mengusai landasan landasan
pendidikan; f). Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar; g). Guru mampu
menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran; h). Guru mengenal
fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; i). Guru mengenal danm
mampu ikut penyelenggaraan administrasi
sekolah; j). Guru memahami prinsif prinsif penelitian pendidikan dan mampu
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran
Guru
merupakan Peran utama dalam pembelajaran yaitu: a). guru berperan sebagai
pengelola pemebelajaran; b). Guru sebagai pendidik; c). Guru sebagai pengajar;
d). Guru sebagai pengembang kurikulum; e). Guru sebagai pembimbing; f). Guru sebagai
pembaharu (inovator); g). Guru sebagai model dan teladan; h). Guru sebagai
peneliti.
Adapun
peran guru menurut daeng Arifin adalah sebagai berikut: a). Pemberi dorongan,
pemeliharaan, dan pemapanan; b). Perbaikan; c). Pelanjutan, penumbuhan, pengembangan,
peningkatan kualitas atau pemberian struktur baru pada sesuatu. Selanjutnya
menurut nurhatati, 1995:65) dikatakan konsep penigkatan paling tidak memiliki
tiga proses aktivitas: 1). Proses membangun; 2). proses perbaikan; 3). Proses
pengembangan/penumbuhan.
Pendidikan
di era globalisasi membawa pengaruh yang cepat terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan kondisi seperti ini di perlukan sumberdaya pendidikan yang
berkualitas yang bisa membawa globalisasi terhadap unsur positif karena
bagaimanapun canggihnya dan berkembangnya iptek, guru tidak akan bisa
tergantikan oleh teknologi tersebut. Guru memiliki kewibawaan tersendiri. Untuk
mementukan kewibawaan tersebut terdapat 4 unsur yang harus di perhatikan; 1).
Keunggulan; 2). Rasa percaya diri; 3). Ketepatan pengambilan keputusan dan; 4).
Tanggung jawab terhadap keputusan yang diamil.
Dari
pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa Tantangan globalisasi yang melanda setiap
bangsa memerlukan penyikapan yang bijak. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari
bangsa yang akan menerima konsekuensi tantang global tersebut, mengahadapinya
dengan mempersiapkan sistem pendidikan yang terintegrasi dan tersusun dengan
rapih agar pendidikan berkualitas.
Sistem pendidikan yang mampu menghadapi
tantangan globalisasi memerlukan satu pengelolaan yang serius. Penyelenggaraan
pendidikan dasar dilihat dari berbagai aspek, politik, teknis edukatif, budaya
dan profesional, tampak dengan jelas bahwa masalah manajemen pendidikan dasar
bukan merupakan masalah kecil dan tidak dapat diletakan dalam dikotomi
sederhana: sentralistik vs desentralistik.
J.
Kesimpulan
•
Globalisasi pendidikan di Indonesia ditandai dengan ambivalensi yang apabila
kita mengikuti arus globalisasi tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia setingkat dengan kualitas pendidikan Internasional, tetapi pada
kenyataannya Indonesia belum siap untuk mengikuti arus tersebut sehingga
kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal.
• Adanya kompetisi/persaingan didalam dunia
pendidikan karena kemajuan teknologi dan informasi. Bahkan sering terjadi
kompetisi yang liar yang disebabkan oleh
1. Adanya aturan tidak beres pada birokrasi
pendidikan
2. Intervensi kepentingan modal raksasa
3. Sekolah kurang mendapat perhatian yang
layak dari pemerintah
• Bagi instansi pendidikan yang mampu bersaing
akan memperoleh hasil yang baik dan diakui oleh dunia luar. Bagi instansi yang
belum siap bersaing akan mengalami tekanan dan banyak yang berjalan ditempat
saja
• Globalisasi pendidikan juga membawa dampak
adanya kesenjangan sosial didalam dunia pendidikan, karena hanya orang-orang
yang mempunyai modal lebih besar saja yang dapat menikmati kualitas pendidikan
dengan standar internasional.
• Merosotnya kualitas pendidikan tak bisa
dipisahkan dari kebijakan negara pada sector pendidikan.Menyamakan lembaga
pendidikan dengan lembaga keuangan jelas merupakan keputusan yang keliru.
Liberalisasi pendidikan pada hakekatnya telah memasung akses siswa yang tidak
mampu untuk menikmati sekolah. Padahal sejak bangsa ini ditimpa krisis jumlah
masyarakat yang berada di garis kemiskinan makin membumbung.
•
Perlu adanya perombakan pada kebijakan yang menyangkut masalah pendidikan
dengan menelurkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kaum miskin.
Komersialisasi pendidikan mutlak harus dihentikan karena hanya memunculkan
sekelompok orang yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan
keuntungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar