Kamis, 19 Mei 2022

APAKAH BELAJAR ITU?

 

APAKAH BELAJAR ITU?

 

  1. Pengertian Belajar

Dunia pendidikan memang tidak terlepas dari kegiatan belajar. Bahkan bisa dikatakan keberhasilan suatu pendidikan tergantung dari proses belajar siswa. Ini berarti bahwa belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam pendidikan.

      Dari sinilah kemudian timbul pertanyaan apakah belajar itu? Jika pertanyaan ini dilontarkan, maka akan timbul jawaban yang berbeda-beda. Keanekaragaman pendapat ini terjadi karena luasnya ruang lingkup belajar.

      Dalam bukunya, A. Suryadi menyatakan secara garis besar, belajar berarti penerimaan stimuli/ rangsangan yang di serap oleh panca indera manusia, kemudian di simpan dalam daya ingatan yang akan dikeluarkan saat seseorang memerlukanya, baik untuk menjawab pertanyaaan, menulis karangan dan sebagainya.

      Stimuli/rangsangan itu berlangsung setiap saat, meski tidak semua rangsangan kita perhatikan. Ada hal-hal yang dirasa asing atau yang tidak kita pahami cenderung dihindari untuk dipelajari. Sebagai contoh tayangan-tayangan televisi yang menginformasikan index saham harga, bagi sebagian orang hal (stimuli) itu diabaikan. Dengan kata lain, terjadi pemilihan stimuli/rangsangan dalam diri kita.

      Sebuah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Romiszowski (1981:259) meliputi empat hal:

a. Receptor mechanisms (mekanisme penerimaan)

Adalah kemampuan pelajar untuk menangkap fakta, baik berupa informasi, data, ataupun peristiwa.

b. Store of knowledge

Adalah daya ingatan tempat menyimpan semua hal yang telah ditangkap oleh akal. dan kemampuan pelajar untuk mereproduksi atau menyebut kembali fakta atau data tersebut.

c. Processing mechanisms berkenaan dengan diprosesnya fakta dan data tersebut. Proses ini dilakukan dengan meghubungkan, membandingkan dan mengoreksinya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar.  

d. Effector mechanisms berkenaan dengan kemampuan pelajar untuk menyusun response yang diperlukan. Bagaimana response bisa dinyatakan sebagai mimik, gerak tubuh, tulisan, gambar dan sebagainya.

 

  1. Aktifitas Belajar

Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dikategorikan kedalam kegiatan/aktifitas belajar. Tetapi yang akan kita bahas disini hanya dua poin utama yaitu aktifitas belajar melalui indera pendengaran (telinga) dan indera pengucap (mulut)

  1. Mendengarkan

Menurut Ludsteen (1979) yang dikutip oleh Devine (1981:26), mendengarkan adalah proses penterjemahan bahasa lisan menjadi arti dalam pikiran.

Berkomunikasi atau mengadakan percakapan dengan orang lain dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Ada atau tidaknya kegiatan belajar seseorang dalam situasi ini tergantung dari ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi dan tujuan orang tersebut akan informasi yang ia terima. Begitupun dalam proses belajar mengajar di sekolah, sering ada kuliah dari guru dan tugas siswa adalah mendengarkan. Tidak setiap siswa dapat memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Hanya mereka yang mendengarkan atas dasar kebutuhan, motivasi dan bertujuanlah yag sampai pada kegiatan belajar. Melalui pendengarannya, mereka berinteraksi dengan lingkungan sehingga dirinya berkembang. 

  1. Membaca

Membaca bukan sekedar mengeja teks tapi merupakan proses komunikasi antara penulis dan pembaca; makin dekat pemahaman pembaca terhadap maksud penulis, makin sempurna komunikasi tersebut.

 Goodman (1976:472) mengemukakan bahwa membaca adalah serangkaian kegiatan untuk mereskontruksi pesan-pesan pengarang (ide, pendapat, perasaan dan pengertian)

belajar efektif melalui membaca dapat dicapai melalui empat hal (Howard: 1985:5):

  1. menentukan dan memelihara tujuan
  2. memelihara motivasi dan konsentrasi
  3. membangun makna, misalnya menemukan interaksi
  4. monitoring kejembaran/comprehension

Adapun tujuan dari membaca yang dikemukakan oleh Morgan dan Deese (1957: 35-38), adalah;

  1. untuk memperoleh ide utama di setiap paragraph dan seksi utama
  2. memilih rincian penting
  3. menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, pengarang, siswa atau pembaca sendiri
  4. mengevaluasi kegiatan membaca dalam arti apa yang diketahui dan dipercaya pembaca.
  5. Mengaplikasikan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari   

 

  1. Proses belajar

Ada tiga tahap proses dalam belajar. Pertama penyajian rangsangan/stimuli yang disebut sebagai tahap sensor. Setelah stimuli tersaji kemudian akan munculnya respon dari pelajar. Inilah yang disebut sebagai tahap motorik. Adapun kemudian, setelah diterimanya stimuli dan direspon, timbul konsep atau pemetaan pengetahuan yang disebut sebagai tahap kognitif.  

Selain ketiga tahap proses diatas, proses belajar juga dapat dibagi dalam beberapa fase. Dimulai dari mengumpulkan pengetahuan. Hal terpenting dalam pengumpulan pengetahuan adalah menggarisbawahi (underlining) dan mencatat (notetaking). Dimana tujuan keduanya adalah:

  1. menemukan ide-ide, fakta-fakta, prinsip, aturan, sebab-sebab dan konsekwensinya yang harus diingat.
  2. Membedakan antara ide-ide yang bertentangan atau pendapat (opinion)
  3. Mempertanyakan kebenaran atau ketetapan suatu pernyataan.
  4. Memperhatikan paragraph yang memiliki kekhususan, penting atau bobot dan maknanya yang spesial.
  5. Membedakan pendapat atau ide, gagasan utama dari rincian penjelasan, membedakan informasi yang relevan dari yag tidak relevan

Kemudian fase berikutnya adalah fase perolehan. Dalam fase ini seseorang telah mampu menysun informasi baru dalam bentuk kerangka isi dan rangkuman. Fase penyimpanan ingatan adalah tahapan selanjutnya setelah dua fase yang lalu.Adanya pengetahuan dan kemampuan menyusunnya kemudian diikuti dengan ditampungnya segala pengetahuan dan perolehan tersebut dalam daya ingatan merupakan maksud dari fase penyimpanan.pada fase ini interaksi antara informasi lama dan baru berlangsung, yaitu menghubungkannya, membandingkannya dan menganalisanya.

            Selanjutnya seseorang/pelajar dapat mensintesakan berbagai komponen pengetahuan  atau informasi baru. Setelah itu ia akan mampu mengevaluasi komponen pengetahuan atau informasi baru tersebut dengan menggunakan norma, nilai, kepercayaan dan informasi lain yang diperlukan yang telah dimilikinya. Dari kajian tersebut akan melahirkan keputusan tentang baik atau buruknya pengetahuan/informasi baru tersebut.     

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, A (2000), Apakah belajar itu?, PPs Uninus

Ahmadi abu, Widodo Supriono (2004), Psikologi belajar. Rineka cipta.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.046, Januari 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN