APAKAH BELAJAR ITU?
- Pengertian Belajar
Dunia
pendidikan memang tidak terlepas dari kegiatan belajar. Bahkan bisa dikatakan
keberhasilan suatu pendidikan tergantung dari proses belajar siswa. Ini berarti
bahwa belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam pendidikan.
Dari sinilah kemudian timbul pertanyaan apakah belajar itu?
Jika pertanyaan ini dilontarkan, maka akan timbul jawaban yang berbeda-beda.
Keanekaragaman pendapat ini terjadi karena luasnya ruang lingkup belajar.
Dalam bukunya, A. Suryadi menyatakan secara garis besar,
belajar berarti penerimaan stimuli/ rangsangan yang di serap oleh panca indera
manusia, kemudian di simpan dalam daya ingatan yang akan dikeluarkan saat
seseorang memerlukanya, baik untuk menjawab pertanyaaan, menulis karangan dan
sebagainya.
Stimuli/rangsangan itu berlangsung setiap saat, meski tidak
semua rangsangan kita perhatikan. Ada hal-hal yang dirasa asing atau yang tidak
kita pahami cenderung dihindari untuk dipelajari. Sebagai contoh
tayangan-tayangan televisi yang menginformasikan index saham harga, bagi
sebagian orang hal (stimuli) itu diabaikan. Dengan kata lain, terjadi pemilihan
stimuli/rangsangan dalam diri kita.
Sebuah model pembelajaran yang dikemukakan oleh Romiszowski
(1981:259) meliputi empat hal:
a. Receptor mechanisms
(mekanisme penerimaan)
Adalah kemampuan pelajar untuk
menangkap fakta, baik berupa informasi, data, ataupun peristiwa.
b. Store of knowledge
Adalah daya ingatan tempat
menyimpan semua hal yang telah ditangkap oleh akal. dan kemampuan pelajar untuk
mereproduksi atau menyebut kembali fakta atau data tersebut.
c. Processing mechanisms
berkenaan dengan diprosesnya fakta dan data tersebut. Proses ini dilakukan
dengan meghubungkan, membandingkan dan mengoreksinya berdasarkan pengetahuan
yang telah dimiliki oleh pelajar.
d. Effector mechanisms berkenaan
dengan kemampuan pelajar untuk menyusun response yang diperlukan. Bagaimana
response bisa dinyatakan sebagai mimik, gerak tubuh, tulisan, gambar dan
sebagainya.
- Aktifitas Belajar
Sebenarnya
ada banyak hal yang dapat dikategorikan kedalam kegiatan/aktifitas belajar.
Tetapi yang akan kita bahas disini hanya dua poin utama yaitu aktifitas belajar
melalui indera pendengaran (telinga) dan indera pengucap (mulut)
- Mendengarkan
Menurut
Ludsteen (1979) yang dikutip oleh Devine (1981:26), mendengarkan adalah proses
penterjemahan bahasa lisan menjadi arti dalam pikiran.
Berkomunikasi
atau mengadakan percakapan dengan orang lain dapat memberikan kesempatan kepada
seseorang untuk belajar. Ada atau tidaknya kegiatan belajar seseorang dalam
situasi ini tergantung dari ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi dan tujuan
orang tersebut akan informasi yang ia terima. Begitupun dalam proses belajar
mengajar di sekolah, sering ada kuliah dari guru dan tugas siswa adalah mendengarkan.
Tidak setiap siswa dapat memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Hanya mereka
yang mendengarkan atas dasar kebutuhan, motivasi dan bertujuanlah yag sampai
pada kegiatan belajar. Melalui pendengarannya, mereka berinteraksi dengan
lingkungan sehingga dirinya berkembang.
- Membaca
Membaca bukan
sekedar mengeja teks tapi merupakan proses komunikasi antara penulis dan
pembaca; makin dekat pemahaman pembaca terhadap maksud penulis, makin sempurna
komunikasi tersebut.
Goodman (1976:472) mengemukakan bahwa membaca
adalah serangkaian kegiatan untuk mereskontruksi pesan-pesan pengarang (ide,
pendapat, perasaan dan pengertian)
belajar efektif melalui
membaca dapat dicapai melalui empat hal (Howard: 1985:5):
- menentukan
dan memelihara tujuan
- memelihara
motivasi dan konsentrasi
- membangun
makna, misalnya menemukan interaksi
- monitoring
kejembaran/comprehension
Adapun tujuan dari membaca
yang dikemukakan oleh Morgan dan Deese (1957: 35-38), adalah;
- untuk
memperoleh ide utama di setiap paragraph dan seksi utama
- memilih
rincian penting
- menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru, pengarang, siswa atau pembaca sendiri
- mengevaluasi
kegiatan membaca dalam arti apa yang diketahui dan dipercaya pembaca.
- Mengaplikasikan
kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari
- Proses belajar
Ada tiga
tahap proses dalam belajar. Pertama penyajian rangsangan/stimuli yang disebut
sebagai tahap sensor. Setelah stimuli tersaji kemudian akan munculnya respon
dari pelajar. Inilah yang disebut sebagai tahap motorik. Adapun kemudian,
setelah diterimanya stimuli dan direspon, timbul konsep atau pemetaan
pengetahuan yang disebut sebagai tahap kognitif.
Selain ketiga
tahap proses diatas, proses belajar juga dapat dibagi dalam beberapa fase. Dimulai
dari mengumpulkan pengetahuan. Hal terpenting dalam pengumpulan pengetahuan
adalah menggarisbawahi (underlining) dan mencatat (notetaking). Dimana tujuan
keduanya adalah:
- menemukan
ide-ide, fakta-fakta, prinsip, aturan, sebab-sebab dan konsekwensinya yang
harus diingat.
- Membedakan
antara ide-ide yang bertentangan atau pendapat (opinion)
- Mempertanyakan
kebenaran atau ketetapan suatu pernyataan.
- Memperhatikan
paragraph yang memiliki kekhususan, penting atau bobot dan maknanya yang spesial.
- Membedakan
pendapat atau ide, gagasan utama dari rincian penjelasan, membedakan
informasi yang relevan dari yag tidak relevan
Kemudian
fase berikutnya adalah fase perolehan. Dalam fase ini seseorang telah mampu
menysun informasi baru dalam bentuk kerangka isi dan rangkuman. Fase
penyimpanan ingatan adalah tahapan selanjutnya setelah dua fase yang
lalu.Adanya pengetahuan dan kemampuan menyusunnya kemudian diikuti dengan
ditampungnya segala pengetahuan dan perolehan tersebut dalam daya ingatan
merupakan maksud dari fase penyimpanan.pada fase ini interaksi antara informasi
lama dan baru berlangsung, yaitu menghubungkannya, membandingkannya dan
menganalisanya.
Selanjutnya seseorang/pelajar dapat mensintesakan
berbagai komponen pengetahuan atau
informasi baru. Setelah itu ia akan mampu mengevaluasi komponen pengetahuan
atau informasi baru tersebut dengan menggunakan norma, nilai, kepercayaan dan
informasi lain yang diperlukan yang telah dimilikinya. Dari kajian tersebut
akan melahirkan keputusan tentang baik atau buruknya pengetahuan/informasi baru
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, A (2000), Apakah
belajar itu?, PPs Uninus
Ahmadi abu, Widodo Supriono
(2004), Psikologi belajar. Rineka cipta.
Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan No.046, Januari 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar