Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajar ( Learning Organization)
Sekolah dipandang sebagai organism yang hidup dan berkembang sebagaimana manusia, hewan, dan tumbuhan. Analisis tersebut menunjukkan mengapa organisasi dikategorikan sebagai sistem sosial. Yakni suatu sistem interaktif yang hidup dan mengalami masa anak-anak, dewasa, dan tua kemudia mati. Namun ada juga organisasi yang tidak sampai menginjak usia dewasa, pada masa anak-anak sudah mati. Lalu apa sebanarnya yang menyebabkan suatu organisasi tetap hidup atau menjadi mati.
Mati
dalam istilah sistem disebut sebagai entrophy, yaitu suatu kondisi yang
diidentikan dengan daun yang jatuh dari pohon (using). Banyak organisasi yang
memproduksi barang ataupun jasa mat hanya dalam ukuran waktu yang relatif
singkat, tetapi banyak organisasi yang sudah malang melintang, berpuluh-puluh
tahun tetap saja eksis sampai saat ini. Contoh
organisasi di bidang pendidikan yang masih bertahan sampai saat ini Pondok
Pesantern Gontor. Dari dulu sampai saat ini terus berkembang, namun tidak
jarang sekolah yang gulung tikar, karena kehilangan pesera didik dan
ditinggalkan oleh para gurunya.
Kemampuan suatu organisasi bertahan hidup ditentukan oleh
sumber daya manusia organisasi atau dikenal dengan man (manusia). Organisasi dibuat, digerakkan, diorientasikan untuk
mencapai tujuan manusia. Manusia adalah unsur yang paling pokok dalam suatu
organisasi. Manusia-manusia yang unggul lah yang membawa organisasi pada suatu
kondisi bertahan dan berkembang.
Keunggulan
SDM organisasi tidak hanya terletak pada kepemilikan suatu keterampilan untuk
terus meningkatkan kemampuannya dalam merespon tuntutan stakeholdernya.
Pandangan
organisasi sebagai sistem sosial menunjukkan bahwa organisasi merupakan sistem
yang terbuka dan berinteraksi dengan lingkungannya secara dinamis. Implikasinya
tuntutan terhadap suatu produk (barang maupun jasa) yang dihasilkan organisasi
terus berkembang bahkan dalam kurun waktu yang cepat. Manakala organisasi tidak
mampu memenuhi tuntutan pelanggan yang dinamis ini, maka dengan sendirinya
pelanggan mencari produk-produk baru dari organisasi lain. Artinya organisasi
menjadi mati, karena ditinggalkan
pelanggannya.
Kondisi
tersebutlah yang mengharuskan SDM organisasi tidak saja memiliki kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya, tetapi juga harus terus melakukan pengembangan dan adaptasi
terhadapat perkembangan zaman dengan kata lain manusia-manusia dalam organisasi
terus belajar. Dengan
hal itu organisasi akan mampu bertahan dan berkembang (survival and growth).
Implikasi yang harus dicermati dari
keberadaan sekolah pada interaksinya dengan lingkungan sekolah yang dinamis
adalah menjadikan sekolah sebagai tempat belajar untuk semua orang. Tidak saja
peserta didik yang harus belajar, tetapi guru-guru, kepala sekolah, staf tata
usaha, pengurus komite sekolah dan semua pihak yang terkait dengan pengelolaan
sekolah juga orang-orang yang harus belajar di sekolah. Mereka secara terus
menerus distimulus untuk memikirkan dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang
dihadapi secara bersama. Kemudian mencoba berbagai cara baru untuk menghasilkan
lulusan yang lebih unggul atau hasil yang lebih baik.
Cara yang harus dipikirkan oleh
kepala sekolah dan personil sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai tempat LO
adalah:
1) Menemukan
bebagai cara untuk membuat struktur organisasi sekolah yang secara terus
menerus mendukung layanan pembelajaran dan memperluas kemampuan adaptasi
organisasi;
2) Mengembangkan
iklim dan budaya organisasi yang memiliki karakteristik terbuka, kerjasama, dan
mampu mengatur diri sendiri;
3) Mengidentifikasi
individu-individu yang progresif, sukses dan terbuka untuk perubahan;
4) Mencegah
kekerasan, penyelewengan dan politik yang tidak benar dalam layanan
pembelajaran;
5) Memimpin
dengan model kepemimipinan transformasional;
6)
Berkomunikasi
secara terbuka dan berkelanjutan;
7) Membuat
keputusan partisipatif ; dan
8) Mengembangkan
kapasitas sekolah untuk merespon berbagai masalah secara efektif dan menyeluruh
bukan secara sporadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar