Kamis, 19 Mei 2022

ANALISIS MISI

 

ANALISIS MISI

Tujuan umum analisis sistem adalah mengidentifikasi keperluan dan cara-cara yang dimungkinkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dimulai dari masalah yang didasarkan pada data dokumen, kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi semua ciri-ciri masalah, kemudian ditentukan hubungan diantara bagian masalah, terus   mengukur secara khusus cara terbaik dari semua kemungkinan memecahkan masalah pada setiap bagian (atau bagian dari bagian, subpart)  masalah. Dalam hal kegiatan pendidikan, biasanya identifikasi masalah bersifat relatif global, beragam, datang dari banyak sumber, dan dituntut untuk efisien dan efektif. Dalam kaitan inilah analisis sistem pendidikan penting didahului oleh analisis misi-nya.

Apa itu misi?

Pada hakikatnya misi adalah keseluruhan tugas yang harus diselesaikan. Karena itu analisis misi akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan dimana kita sekarang? Mau kemana tujuan kita? Apa ukuran bahwa kita telah sampai ke tujuan? Apa langkah utama yang harus dikerjakan supaya sampai kepada yang dituju? Dalam dunia pendidikan semua pertanyaan tersebut harus dijawab oleh para perencana pendidikan, melalui ketersediaan data yang benar, lengkap, akurat keadaan saat sekarang. Dua hal yang diperlukan. Pertama, sasaran misi  dan kinerja yang dipersyaratkan, dan kedua, profil misi. Kedua hal ini harus terus menerus dijadikan pegangan selama proses pendidikan berjalan.

Sasaran misi adalah pernyataan yang mengungkapkan kinerja sesuai kualifikasi outcome misi. Terliput ke dalamnya adalah tujuan akhir dari gambaran kebutuhan yang dapat diukur. Ungkapan misi yang dapat dijadikan contoh antara lain seperti “selesainya bangunan sekolah, menentukan kebutuhan pelajar, atau mengembangkan pusat media pengajaran”. Dari ungkapan tersebut tergambar tugas, tujuan, dan gambaran akhir kinerja dan hasil yang dapat diukur. Lantaran itu sasaran misi harus merupakan pernyataan yang tepat/persisi dari apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan tugas, peralatan apa yang harus dipersiapkan untuk mencapai tujuan, siapa yang akan menentukan dan menunjukkan hasil, dalam kondisi apa hasil akan dikemukakan, apa kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa tujuan telah tercapai. Dengan demikian sasaran misi akan memberikan gambaran tentang dimana mulai kerja, dan apa yang harus dicapai.

Contoh pernyataan misi yang salah “disain kurikulum”.

Contoh pernyataan misi yang benar “tanggal 30 Juni 2003, paling tidak 90% mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam, telah lulus dengan 35 % diantaranya berpredikat sangat memuaskan, 50 % diantaranya berpredikat memuaskan, dan sisanya berpredikat sedang”.

Diantara catatan yang diperlukan sesudah pernyataan misi dibuat adalah pemahaman yang merata setiap orang yang akan terlibat mengerjakan misi, yang dengan itu dipahami juga prinsip-prinsip penilaian terhadap tercapai atau tidaknya misi. Khusus dalam dunia pendidikan hal yang tidak boleh dilupakan adalah “focus on the learner”.

Persyaratan Kinerja

Persyaratan kinerja adalah kriteria yang dapat diukur utk menggambarkan dan menentukan outcome(s) dari unsur-unsur utama sasaran misi. Kesimpulan akhir dari keseluruhan misi adalah menciptakan hasil atau mencapai perolehan yang spesifik yang dapat diukur, seperti (a) pernyataan khusus tentang kriteria yang dengannya menjadi terminal keberhasilan sasaran misi yang dapat diukur; (b) pernyataan khusus tentang peran utama keadaan yang mempengaruhi  produksi seperti lingkungan, biaya, personil, dan lain-lainnya yang “givens”.

Definisi Persyaratan Kinerja

Persyaratan kinerja meliputi cara pengerjaan produk, kondisi untuk mengerjakan produk, karakteristik disain produk, spesifikasi kinerja  dan aturan pengembangan kinerja. Sebagai contoh dapat dikemukakan pernyataan sebagai berikut.

Mahasiswa harus dapat nilai 90/90 (90 % mahasiswa memperoleh angka 90 atau lebih tinggi sesuai kriteria ujian) saat kurikulum baru digunakan atas dasar target populasi serta test ujian yang memiliki bobot mutu yang kurang lebih sama.

Siswa Tsanawiyah “Srah Tarjuning Rahayu” Ciawi harus dapat nilai 60/90 (60 % populasi siswa memperoleh angka 90 atau lebih tinggi sesuai kriteria ujian) mata ujian Bahasa Arab pada kurikulum baru, dari soal-soal ujian yang bobot mutunya kurang lebih sama.

Artinya dibuat rancangan kerja mengajar bahasa Arab sedemikian rupa sehingga kebanyakan siswa menguasai 90 % bahan ajar. Coba perhatikan untuk memenuhi persyaratan kinerjanya. (1) dalam cara pengerjaan produk terkait ke dalamnya metodologi pembelajaran siswa, penguasaan guru terhadap bahan ajar (mastery teaching and learning) intensitas pertemuan, durasi pertemuan, isi buku bahan ajar, akses siswa mempelajari buku bahan ajar (dapat memiliki sendiri atau sekolah menyiapkan buku di perpustakaan dalam jumlah yang memadai). (2) terkait dengan kondisi mengerjakan produk antara lain situasi dan kenyamanan kelas, tempat duduk, papan tulis, dan alat belajar lainnya untuk kenyamanan pembelajaran. (3) terkait dengan karakteristik disain produk adalah keterampilan berbahasa Arab siswa dari pembendaharaan, jumlah dan jenis kata, sampai dengan kelincahan memahami dan menggunakan bahasa, (4) Dalam hal spesifikasi dan aturan pengembangan kinerja dapat dikemukakan aturan-aturan terkait dengan proses pembelajaran sejak kedatangan sampai cara ujian serta makna angka atau nilai ujian dalam tingkat keberhasilan pembelajaran.

Persyaratan kinerja ini sebaiknya dirumuskan oleh seluruh staf  yang hasilnya merepresentasikan persepsi yang harus dikerjakan staf sehingga dengan demikian mereka mengetahui indikator kegagalan atau keberhasilan suatu pekerjaan. Sasaran kinerja (client) dapat memberikan persyaratan dalam bahasa yang berbeda. Namun hal ini mengandung risiko salah paham mengenai apa yang diinginkan kita dan apa yang diharaapkan mereka. Dalam kaitan ini analisis misi harus menampilkan proses yang (a) menampilkan kesamaan antara sasaran kinerja dengan para perencana sehingga memiliki kesamaan pada kriteria yang dapat diukur, atau (b) perencana bernegoisasi dengan sasaran kinerja tentang misi sehingga dapat secara murni mencapai kesepakatan yang fungsional bagi masing-masing pihak.

Hal lain yang penting dikemukakan adalah bahwa bila sasaran kinerja telah menetapkan persyaratan kinerja, belum tentu hal tersebut sebagai persyaratan yang realistik atau dapat diterapkan. Dalam kaitan ini perencana pendidikan harus menggunakan alat dan mengikuti langkah analisis sistem melalui penilaian kemungkinan persyaratan tersebut dapat dilaksanakan. Karena itu manakala pernyataannya telah demikian rinci, objektif, memakai istilah yang terukur, maka persyaratan kinerja harus menyiapkan kriteria dengan ketentuan-ketentuan tentang kemungkinan pencapaiannya.

Daftar Persyaratan Kinerja

Untuk memudahkan identifikasi persyaratan kinerja, dibuat form tabulasi yang dikaitkan dengan setiap item persyaratan kinerja melalui sejumlah fungsi. Sistem analisis akan mengidentifikasi lebih dan lebih banyak lagi fungsi. Dengan analisis dapat dijaga catatan persyaratan kinerja yang dikaitkan dengan fungsi dan tugas yang akan melengkapi beberapa halaman sehingga analisisnya jadi lengkap. Manakala persyaratan kinerjanya sama antara satu dengan yang lain maka tak perlu lagi ditulis cukup disebutkan sama dengan nomornya saja.

Contoh Tabel Persyaratan Kinerja

Nomor dan Fungsi                              Kaitan dengan Persyaratan Kinerja

1.1.   xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx         xxxxxxxxxxxxxxxx

1.2.   xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx         xxxxxxxxxxxxxxxx

1.3.   xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx         sama dengan no. 1.1.

1.4     dst.nya                                       dst.nya.

 

Rintangan

Rintangan yang cukup dominan hendaklah diidentifikasi dalam analisis misi. Sebab hal itu dapat dimasukkan kepada persyaratan kinerja. Dengan demikian jika terdapat rintangan berupa biaya dalam pelaksanaan sehingga operasional misi tidak dapat jalan, maka masukkan saja jumlah biaya yang diperlukan tersebut sebagai persyaratan kinerja. Namun manakala persyaratan kinerja tersebut tidak dapat dicapai, maka hal ini harus kembali kepada formulasi misi. Inilah yang disebut rintangan misi ideal yang dicanangkan saat awal formulasi. Rintangan dapat diselesaikan melalui beberapa jalan.

Pertama, bila mungkin mereformulasi tujuan misi atau merubah persyaratan kinerja. Kedua, dipadukan rintangan dengan cara menciptakaan sesuatu yang baru atau cara yang berbeda untuk memenuhi persyaratan kinerja, artinya merubah rintangan secara operasional. Ketiga, memperkaya kompromi relatif pada persyaratan kinerja dan capaiannya. Tentu sasja kompromi ini masih dibawah garis toleransi. Dalam dunia pendidikan umpamnya manakala kita mencanangkan rata-rata nilai 80 dengan standar deviasi (SD) 10 umpamanya, manakala hal itu terlalu berat. Karena itu dapat diturunkan  jadi rata-rata tetap pada angka 80 namun SD-nya jadi 15 umpamanya. Keempat, kalau tidak dapat diatasi dengan itu dengan ini, maka akhirnya distop/dihentikan dulu sementara. Dapat dikatakan bahwa menghadapi rintangan dapat dikemukakan beberapa hal, yakni (a) bertindak kreatif mengembangkan ide baru, (b) formulasi ulang, dan (c) dihentikan manakala ada indikasi bahwa misi akan gagal dengan atau saking besarnya rintangan.

Tujuan Misi : Spesifikasi

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa memperkirakan kebutuhan pendidikan memerlukan data keras untuk memecahkan kesenjangan antara apa adanya dengan apa seharusnya. Data empirik yang keras (kuantitatif, bukan data kualitatif)  menunjukkan bahwa kriteria yang dikemukakan dapat terukur dan telah diidentifikasi baik pada dokumen awal maupun dokumen yang dikembangkan atas dasar masalah lapangan. Tanpa ada hal ini, berarti perencana pendidikan akan terbayangi kegagalan sejak awal pekerjaan, sebab tanpa mengetahui darimana kita pergi dengan sendirinya kita akan dapat berhenti kapan dan dimana saja.

Perangkat tujuan dengan ungkapan yang terukur tidak menjamin kekuatan pernyataan, sebab bagaimanapun jaminan validitas hanya dapat dikemukakan melalui data keras dalam perkiraan kebutuhan. Hal ini berarti seorang perencana pendidikan akan mendapat kesukaran luar biasa manakala bersandar pada pernyataan umum saja, apalagi bila pernyataan tersebut bersifat politis. Data keras yang kuat (valid) diperlukan pada seluruh tingkatan perencanaan, baik pada pencapaian tujuan bawah, tujuan misi, ataupun  rincian persyaratan kinerja.

Profil Misi

Bagi seorang perencana pendidikan, dua hal utama yang harus terus menerus diingat ialah (a) apa yang dapat dikerjakan (tujuan misi) dan (b) persyaratan kinerja untuk mencapai misi. Hal ini berarti sadar akan dimana sekarang dimana seharusnya nanti dan apa yang harus dikerjakannya. Dia tidak harus memikirkan “bagaimana dan siapa yang akan mengerjakan hal ini”. Manakalaa fungsi utama dari misi telah diidentifikasi dan menempati urutan berpikir yang sistimatik dan sistemik, maka ia telah mendapatkan profil misi, yakni perencanaan manajemen dengan identifikasi hasil yang mendukung misi. Dengan demikian profril misi pada dasarnya adalah gambaran cara kerja untuk mencapai produk atau hasil akhir.

Analisis Kesenjangan Bagi Penyiapan Profil Misi

Telah dikemukakan bahawa identifikasi gembaran kebutuhan merupakan bagian dari perkiraan kebutuhan yang biasa disebut analisis kesenjangan (discrepency analysis). Catatan tentang analisis kesenjangan ini merupakan gambaran terus menerus dari analisis sistem. Artinya kegiatan harus ditekankan pada “apa yang harus dikerjakan untuk menghilangkan jarak”. Dalam analisis misi gambaran “dimana seharusnya nanti” menunjukkan keharusan adanya kumpulan data sebagai tujuan misi dan persyaratan kinerja.

 

 

Cara Mendapatkan Profil Misi

Langkah Pertama, memformulasikan sasaran misi dan persyaratan kinerja yang menentukan tempat mulai kegiatan dan akhir penyelesaian misi. Selanjutnya menggambarkan keadaan tetap (status quo). Profil misi sebagaimana diketahui berarti diperolehnya identifikasi apa yang harus dikerjakan dengan melihat “apa keadaan” dan “apa yang diinginkan”. Kemudian buat daftar fungsi-fungsi yang diperlukan dengaan alur pikir yang logis, dan tidak perlu mengemukakan “bagaimana tugas harus dikerjakan”.

Langkah kedua, mengidentifikasi dan mendaftar tugas dalam misi. Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa secara terus menerus alur pergerakan antar fungsi supaya kegiatan jangan berhenti.

Langkah ketiga, hasil identifikasi dari semua fungsi utama dalam profil misi tersebut, kemudian hendaklah diuji atau diperhadapkan dengan kebutuhan, tujuan misi, dan persyaratan kinerja, dalam rangka menjaga konsistensi antara validitas fungsi dan validitas eksternal yang didasarkan kepada kebutuhan.

Langkah keempat, manakala konsistensinya  telah jelas, kemudian ditelusuri kembali ketepatan fungsi dari sejak langkah awal sampai langkah akhir.    (hal.62)

Langkah kelima,

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN