SISTEM
PENDIDIKAN REPUBLIK KUBA
(Deskriptif-Analitik tentang Sistem
Pendidikan Republik Kuba)
A. LATAR BELAKANG
A.1.
Kondisi Objektif Kuba
Christopher
Columbus, pada penyelidikannya untuk menemukan rute ke arah barat India
tersandung pada wilayah Amerika dan mengelilingi pantai Kuba pada 27 Oktober, 1492, dia memuji
kepulauan tersebut dengan kata-katanya "ini adalah pulau
paling indah yang
belum pernah aku lihat sebelumnya."
Columbus menghabiskan waktunya beberapa minggu di sepanjang utara Kuba tanpa menyadari bahwa
ini adalah satu pulau.
Meyakinkan setelah ia menemukan daerah Timur Indi dia kembali ke Eropa dan kemudian
pergi Kuba selama
dua tahun. Ini terjadi
pada tahun 1508, setelah
penjelajah lain, Sebastián de Ocampo berhasil menelusuri
kepulauan ini, dan
menemukan bahwa Kuba adalah
satu pulau.
Kuba berpenduduk bangsa aborigin, yang
dikenal sebagai Indocuba. Kehidupan social mereka begitu damai dengan mata
pencaharian, berburu, menangkap ikan dan bercocok tanam.[1]
Ensiklopedi of Wikipedia[2],
mendeskripsikan Kuba sebagai berikut:
Republik
Kuba terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan Antilles Besar),
Pulau Pemuda dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya. Nama "Kuba" konon berasal dari
sebuah kata dalam bahasa Taíno, cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'.
Negara
ini terletak di Karibia
utara, pada pertemuan Laut Karibia,
Teluk Meksiko
dan Samudra Atlantik.
Di sebelah timur laut Kuba - sekitar 144 km - terletak Negara Bagian Florida,
AS,
dan Bahama.
Di sebelah timurnya terdapat Kepulauan Turks dan Caicos
serta Haiti,
sementara di sebelah barat terdapat Meksiko.
Kepulauan
Cayman dan Jamaika
terletak di sebelah selatan dari ujung timur Kuba. Dibanding Indonesia, luas
Kuba masih lebih kecil dari Pulau Jawa.
Kuba
merupakan penghasil gula terbesar di dunia setelah Brasil.
Meskipun gula merupakan penghasil utama dengan 85% dari ekspornya, namun yang
tinggal di dalam negeri masih merupakan negara pemakan gula terbanyak setelah Kosta Rika.
Agustiar melukiskan Republik Kuba
terletak di Karibia, bertetangga dengan kepulauan Bahama dan Amerika Serikat di
utara, dengan Mexico di barat, dengan Jamaica di selatan dan dengan Haiti di
sebelah timur. Kuba yang luasnya 42,800 mil persegi berpenduduk 11,096,395
jiwa, terdiri dari etnis Mulatto (51%), etnis kulit putih (37%), dan etnis
kulit hitam (11%) dengan bahasa utama dan resmi bahasa Spanyol, dan agama
penduduk terutama Katolik Romawi (85%, sebelum Castro).[3]
A.2.
Revolusi Kuba
Revolusi Kuba melewati sejarah yang
panjang yang dimulai sejak sejak kedatangan sang Conquistador pertama, Diego de
Velazquez tahun 1510, yang mendaratkan pasukan kecilnya di bagian tenggara
pulau yang sekarang dikenal Guantanamo.
Havana diduduki oleh Inggris sepanjang
perang kolonial waktu Inggris menghadapi Perancis dan Spanyol. Havana jatuh ke
Inggris tanggal 12 Agustus1762, setelah
menghadapi sengitnya perlawanan kaum petani Guanabacoa dan Havana di
kepemimpinan José Antonio Gómez.
Orang Kuba pertama yang mendorong
kemerdekaan diantaranya Kosé Martí, Antonio Maceo dan Máximo Gómez, serta
pemimpin terkenal lainnya. Mereka berhasil mengerahkan kaum tani dan memperluas
pemberontakan di seluruh pulau.
Tahun
1892, Martí dan kelompoknya mengasingkan diri di Miami dan mendirikan “Cuban
Revolutionary Party”. Tahun1895 pemberontakan baru dilancarkan untuk melawan
Spanyol. Meskip akhirnya Martí terbunuh, Máximo Gómez, Antonio Maceo dan
pemimpin revolusioner lain melanjutkan mengusir Spanyol.
AS mulai berkecimpung menengahi perang
pemberontakan 15 Agustus 1898. Kapal perang Maine, dikirim ke teluk Havana
dengan untuk melindungi warga negara AS yang berdomisili di kota.
Pada akhir tahun Spanyol kalah dan AS
menyusun kekuatan militer sampai 1902. Meski akhirnya kekuatan militer ditarik
dari Kuba, Amerika tetap memiliki kendali total hampir seluruh pulau dan,
dengan dalih Platt Amandemen, memelihara "right to intervene " di
pulau ini dalam rangka "memelihara kemerdekaan". Selama itu, AS
mendirikan pangkalan angkatan udara Guantánamo mereka tempati sampai kini.
Tanggal 20 Mei 1902, ditandai penarikan
kekuatan militer AS dari Kuba, Kuba menjadi Negara Republik Pseudo-Independent
atau Republik Neo-Colonial, di bawah kendali AS, dengan Tomás Estrada Palma
sebagai presiden pertamanya.
Tahun
1925, setelah beberapa presiden tidak memuaskan, Gerardo Machado mengambil
kekuatan dan mendirikan rejim diktator untuk 8 tahun memburuknya ekonomi
menyediakan peluang kejatuhannya pada 12 Agustus 1933. Salah seorang insinyur
Machado Fulgencio Batista yang mendapat sokongan AS, memerintah kuba sampai
1944 dengan mendirikan rejim diktator. Reaksi atas tekanan Batista, pergerakan
revolusioner baru mulai bermunculan. Dibentuk oleh kaum pelajar, organisasi
buruh, cendekiawan, kaum kelas menengah, kaum pekerja dan tani.
26 Juli 1953, 150 pemuda dari kelompok
revolusionir pimpinan Fidel Castro, meluncurkan penyerangan ke asrama Moncada,
di bagian timur Santiago. Pemberontakan tersebut dapat ditanggulangi pasukan
Batista sementara Castro dan pejuang lainnya yang selamat ditangkap dan
dipenjarakan. Dengan mengidolakan keberanian Castro, para pengikut dia bersama
masyarakat yang gagal berjuang pada 26 Juli di Moncada mulai memberikan
serangkan melalui kritikan dengan keras dan mulai melakukan gerakan politis
yang lebih luas itu. Meningkat simpatisme terhadap perjuangan Castro dan dan
bertarung dengan memberikan tekanakan terhadap Batista agar mengeluarkan para
tahanan politik yang pada tahun 1955 dibuang ke Meksiko.
Meksiko
mengusung Castro dan seorang dokter muda Argentina, Ernesto "che"
Guevara. Guevara ikut serta dalam kaum revolusioner yang diorganisir oleh Fidel
Castro dan bersama mereka merencanakan kembali ke Kuba. Dengan kekuatan 82
gerilyawan mereka berlayar dari Meksiko dengan kapal motor pesiar dan mendarat
di pantai tenggara Kuba tanggal 2 desember 1956. Pasukan Castro langsung
berhadapan dengan pasukan kendali Batista. Sebagian pejuang Castro berlindung
di Siera Maestra, sebuah gunung dimana mereka menyusun kembali strategi dan
meluncurkan serangan segera setelah memperoleh dukungan dari kaum tani di
daerah pertanian dan kelompok gerakan bawah tanah kota di kota. Perlawanan
terhadap Batista, yang dipicu oleh “movimiento 26 de Julio”, mendapat dukungan
dari pergerakan pelajar, kelompok partai sosialis dan politisi lain dan
kelompok buruh. Setelah tiga tahun tumbuh dan melakukan perlawanan, memaksa
Batista menyerahkan kekuatannya pada 1 Januari 1959.[4]
Castro
hadir dengan kekuatan dan dukungan yang sangat besar dalam membentuk
pemerintahan dengan warisan ekonomi yang nyaris ambruk. Sejak itulah, Castro
mulai membenahi dan mengembangkan pemerintahannya dengan landasan sosilisme.
Kemajuan pun mulai diraihnya hingga sekarang, ia harus melepaskan tampuk
kekuasaannya dan diwariskan kepada adiknya Raul Castro.
A.3. Selayang Panjang Kondisi Pendidikan
Kuba
Sebelum
revolusi tahun 1959, pendidikan negara Kuba diatur sedemikian rupa untuk
mempertahankan sistem produk kapitalis yang tidak mandiri. Ini dilaksanakan
dalam dua cara:
Pertama,
memenuhi tuntutan sistem sendiri dengan menggunakan tenaga buruh terlatih yang
terbatas jumlahnya serta manajer dan para professional yang dididik dalam
negeri.
Kedua,
dengan mensosialisasikan penggunaan buruh secara massal oleh karena
perekonomian Kuba didominasi oleh modal asing, produk asing, dan tingkat
pengangguran yang sangat tinggi, serta pendistribusian pendapatan yang sangat
tidak adil.
Sebagaimana
juga perekonomian negara-negara Amerika Latin yang tidak mandiri, yang
keadaannya sama dengan perekonomian Kuba sebelum revolusi, ditambah lagi dengan
pengaruh pola konsumsi dan produksi Amerika Serikat, sistem perekonomian Kuba
telah mempengaruhi struktur kelas masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi
sistem pendidikan sehingga menjadi sangat pincang. Pendidikan di daerah-daerah
pendalaman hampir tidak tergarap sama sekali.[5]
Leo Huberman dan Paul Sweezy,
menulis dalam buku mereka yang telah menjadi klasik, “Socialism in Cuba,”
pendidikan di Kuba adalah salah satu contoh tersukses rejim Sosialis.
Kebijakan memajukan pendidikan di
Kuba, sebenarnya telah dicanangkan sejak rejim Castro belum lagi berkuasa. Saat
itu, bertempat di Fort Moncanda, pada 26 Juli 1953, Castro menyatakan ada enam
problem yang “kita harus sesegera mungkin menyelesaikan secara bertahap” yakni,
masalah tanah, industrialisasi, perumahan, pengangguran, pendidikan, dan
kesehatan. Tapi, rencana itu baru mulai betul-betul dicanangkan, saat Fidel
Castro di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Banga (PBB), pada September
1960, menyatakan bahwa 1 Januari 1961 telah dicanangkannya sebagai tahun
dimulainya kampanye besar-besaran di negaranya dalam memberantas buta huruf.
Tahun itu juga ditetapkan sebagai Tahun Pendidikan (The Year of Education).
Sejak
saat itu, dimulailah mobilisasi dan perencaan pembangunan sektor pendidikan di seluruh
negeri. Para brigadistas (relawan)
yang diterjunkan ke lapangan membawa buku petunjuk dan bendera Kuba satu tangan
dan lampu paraffin (simbol kampanye)
di tangan lainnya. Dalam memobilisasi massa terdidik untuk mengajari massa
rakyat yang buta huruf, slogan yang dikumandangkan adalah “the people should teach the people.” Di kantor-kantor, di
lahan-lahan pertanian dan perkebunan, dan pabrik-pabrik dikumandangkan slogan,
“If you know, teach; if you don’t know,
learn.”
Sementara
di radio dan televisi nasional, setiap saat diumumkan bahwa “Every Cuban a teacher; every house a school.”
Di organisasi-organisasi massa, dipropagandakan kepada seluruh anggotanya bahwa
penyair menulis puisi, artis melukis gambar dan mendesain poster, penulis lagu
menulis lagu, pers memuat berita utama tentang kemajuan dan para fotografer
berpartisipasi dalam kampanye melalui gambar. Pokoknya, seluruh bangsa turut
berperanserta dalam gerakan revolusioner besar-besaran dalam bidang kebudayaan:
penghapusan buta huruf.[6]
Agustiar
dengan mengutif Word Almanac 2000, menyatakan bahwa setelah melalui perjuangan
yang berat dalam bidang pendidikan, terutama pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah pertama, termasuk pemberantasan buta huruf, pada saat ini tingkat
literasi penduduk Kuba tercatat 96%, dan wajib belajar berlaku antara usia 6-11
tahun, sedangkan pendidikan adalah gratis pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah.[7]
Pada 22 Desember 1961, program
alphabetisasi di Kuba berakhir. Hasilnya, angka buta huruf merosot drastis,
dari 23,6 persen ketika program ini pertama kali dicanangkan menjadi tinggal
3,9 persen. Bandingkan misalnya, dengan negara-negara lain di kawasan Amerika
Latin, dimana sekitar 33 persen penduduknya adalah buta huruf. Rata-rata angka
buta huruf di kawasan itu bervariasi dari 8,6 persen di Argentina hingga 80
persen di Haiti. Melihat sukses ini, Huberman dan Sweezy menulis, “Never in the history of education anywhere
in the world had there been so successful an achievement.”[8]
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Setelah
para revolusioner memperoleh kekuasaan pada tahun 1959, mereka segera
menghadapi tugas mengubah struktur ekonomi dan budaya politik Kuba. Pendidikan
dianggap sebagai faktor kunci untuk mencapai kedua tujuan tersebut.[9]
Pasca
revolusi, terjadi reformasi bidang pendidikan dengan menekankan tujuan
pendidikan pada aspek-aspek sebagai berikut:[10]
1.
pendidikan disiapkan untuk
menjawab tantang atas kebutuhan dan untuk memperoleh buruh-buruh yang punya
keterampilan (skilled labor);
2.
pendidikan diarahkan pada
program pemberantasan buta aksara;
3.
pendidikan diarahkan untuk
memotivasi kerja kolektif;
4.
pada program pendidikan
orang dewasa, pendidikan diarahkan untuk menciptakan mobilitasasi dan tujuan
ideologis revolusi. Tujuan ini menghasilkan program:
(1)
mengembalikan ideologi pra-revolusi
yang memberikan hasil pembangunan kepada kelompok kecil kelas menengah dan
kelas atas kepada ideologi revolusi yang menyerahkan proses perkembangan kepada
masyarakat;
(2)
menjadikan pendidikan bagi
orang dewasa untuk mentransformasikan nilai-nilai dan budaya Kuba pada semua
level masyarakat kepada hubungan social yang baru dalam produk yang bersifat
produktif.
C. SISTEM, STRUKTUR
DAN JENIS PENDIDIKAN
Sistem
pendidikan nasional Kuba disusun berupa satu set elemen atau subsistem yang
terintegrasi ke dalam suatu struktur yang menyeluruh. Ini berarti bahwa
subsistem-subsistem ini harus dianggap sebagai satu kesatuan, bukan secara
terpisah-pisah.
Sistem
pendidikan di Kuba disusun dalam subsistem sebagai berikut: (a) pendidikan
politeknik umum dan buruh; (b) pendidikan teknik dan kejuruan; (c) pendidikan
guru; (d) pendidikan khusus; (e) pendidikan orang dewasa; dan (f) pendidikan
tinggi.
Sistem
pendidikan ini terstruktur dalam tiga tingkatan: tingkat dasar, tingkat
menengah, tingkat tinggi/atas, dengan memberikan kesempatan kepada setiap orang
untuk melanjutkan pendidikan dari pendidikan dasar ke tingkat yang lebih
tinggi.
Sistem
pendidikan ini disusun dalam dua kategori: kelas-kelas biasa bagi pekerja (student-workers) dan kelas-kelas
parallel bagi siswa yang akan menjadi pekerja.[11]
Gambaran
mengenai struktur pendidikan formal dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Struktur sistem pendidikan yang berlaku
secara nasional adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan 12 tingkat atau "grade" pada politeknik umum
dan pendidikan buruh wajib dan menjadi persyaratan untuk masuk ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, dan didahului dengan pendidikan prasekolah (Taman
Kanak-kanak).
Pada usia 5 (lima) tahun, anak memasuki
pendidikan prasekolah selama satu tahun sebagai persiapan sebelum memasuki
pendidikan dasar.
Politeknik umum dan sekolah buruh/pekerja
dibagi dalam :
(1)
pendidikan dasar, "grade" 1-6, dimasuki oleh anak usia 6-12
tahun, dan ini pun terdiri dari dua siklus: siklus persiapan ("grade"
1-4), dan
siklus kedua ("grade" 5-6), saat pelajaran yang berbentuk
spesialisasi dimulai.;
(2)
pendidikan menengah umum, "grade"
7-12,
terdiri dari tingkat menengah pertama ("grade"
7-9), di
mana siswa meneruskan pelajaran spesialisasinya, dan tingkat atas "grade"
10-12
sebagai siklus persiapan ke universitas atau siklus pendalaman.
b. Pendidikan teknik dan kejuruan terdiri dari
dua tingkat: pelatihan pekerja terampil pada sekolah politeknik selama satu
sampai dua tahun untuk "grade"
9,
dan pelatihan teknisi tingkat menengah di institut politeknik selama tiga
sampai empat tahun bagi lulusan "grade"
9.
Setelah menyelesaikan pelajaran di sekolah
tersebut, siswa telah memiliki persamaan dengan "grade" 12 pendidikan umum
politeknik/buruh disamping keterampilan khusus yang mereka peroleh.
c. Pendidikan guru terdiri dari dua tingkat:
- pertama, pendidikan guru tingkat menengah
untuk menghasilkan guru-guru pendidikan dasar atau pendidikan khusus yang
menampung siswa tamatan "grade" 9;
- kedua, pendidikan guru tingkat tinggi selama
empat tahun pada Institut Pendidikan untuk mengasilkan guru-guru sekolah
menengah, dan menerima tamatan "grade"
12.
d. Pendidikan khusus bagi anak-anak cacat, baik
cacat fisik maupun yang berkelainan mental.
e. Pendidikan orang dewasa
terdiri dari tiga tingkat:
(1)
tingkat dasar selama dua tahun (untuk
pekerja dan petani) yang sederajat dengan pendidikan dasar;
(2)
tingkat menengah dasar (untuk pekerja dan
petani) sederajat dengan sekolah menengah pertama; dan
(3)
tingkat pra universitas selama empat
semester (untuk pekerja dan petani) sederajat dengan pendidikan menengah
tingkat atas.
f. Pendidikan tinggi
yang terbuka bagi lususan "grade"
12
pendidikan umum politeknik dan pendidikan untuk kerja dengan spesialisasi pada
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Terdapat tiga bentuk sekolah pada setiap
jenis atau subsistem pendidikan: sekolah dengan
sistem
asrama, semi asrama, dan sekolah siang. Kebijakan pada tingkat pendidikan dasar
ialah menyelenggarakan pendidikan waktu siang dengan satu atau dua sessi
pelajaran setiap hari. Pendidikan
dasar dengan format asrama diadakan hanya dalam kasus-kasus khusus untuk
mengatasai berbagai masalah sosial atau keluarga.
Juga terdapat berbagai format dalam
pengelompokkan sekolah pendidikan dasar. Di kota dan pinggiran kota, sekolah
dikelompokkan menurut "grade"
dengan
seorang guru untuk setiap "grade".
Di
daerah-daerah pedesaan atau pedalaman diadakan pengelompokan "semi-grade" (“grade” 1-4), dan “concentrated” (“grade” 5-6), dan sekolah
dengan pengelompokkan “multigrade”,
yaitu
mengelompokkan anak dari berbagai “grade”
karena
umlah murid yang sangat kecil.
Sekolah-sekolah menengah pertama dan
pra universitas di kota-kota diselenggarakan pada siang hari, sedangkan di
desa-desa diselenggarakan dengan format asrama (boarding schools). Sekolah bentuk ini
sering disebut dengan “sekolah menengah di perkampungan” (secondary schools in the countryside").
Sekolah kejuruan berasrama bagi
siswa yang memiliki nilai-nilai terbaik dari setiap propinsi, menyelenggarakan
pula pendidikan menengah umum dengan orientasi khusus pada kejuruan.
Sekolah-sekolah politeknik dan institut bisa berformat asrama, dapat pula
menyelenggarakan sekolah siang.
Pada sektor pendidikan orang dewasa,
terdapat berbagai jenis pusat belajar sesuai dengan kebutuhan siswa yang
terdiri dari pekerja-pekerja/buruh. Sekolah pada umumnva diselenggarakan malam
hari, sore, atau siang. Apabila pusat-pusat belajar memiliki fasilitai yang
memadai, sekolah dan kelas-kelas ini dapat berfungsi sesuai harapan. Bagi
siswa-siswa yang karena tugas dan pekerjaan tidak dapat hadirdi sekolah,
dibentuk sekolah khusus dengan fasilitas asrama.
Pendidikan tinggi yang terdiri dari
berbagai jenis lembaga pendidikan tinggi mempunyai pusat-pusat pendidikan atau
kampus serta cabang-cabang yang menyebar di seluruh negeri Ini sejalan dengan
kebijakan untuk menguniversalkan pendidikan tinggi.[12]
D. MANAJEMEN
PENDIDIKAN
D.1. Otoritas
Ada empat hal berikut yang bisa
dipelajari, tentang sistem pendidikan di Kuba:
[13]
Pertama, pendidikan gratis untuk seluruh
warga negara. Pemerintah Kuba memandang pendidikan merupakan bagian terpenting
dalam mempertahankan revolusi Kuba, di mana rakyat mempunyai hak yang sama
dalam mengakses pendidikan dan negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan.
Akses yang sama ini diwujudkan dalam bentuk pendidikan gratis bagi seluruh
warga negara. Sehingga tidak mengherankan, Kuba sekarang menempati posisi
teratas di dunia untuk angka melek huruf dan angka rata-rata sekolah per
kapita.
Kedua, jaminan terhadap
persamaan hak ini diwujudkan dengan pendidikan diselenggarakan oleh negara
sehingga bisa mewujudkan angka perbandingan guru dan pelajar yang luar biasa,
yaitu satu tenaga pengajar untuk 13,6 pelajar. Pemerintah Kuba membelanjakan
US$ 1,585 miliar atau setara Rp 13,4725 triliun per tahun untuk pendidikan
dengan penduduk 11 juta (bandingkan Indonesia yang hanya membelanjakan Rp
11,5528 triliun pada tahun anggaran 2002 dengan penduduk 220 juta).
Ketiga, dengan adanya
penyelenggaraan oleh negara, terdapat sistem yang terintegrasi antara
orang-orang yang sedang belajar dengan kebutuhan tenaga kerja dan lapangan
pekerjaan yang tersedia di seluruh negeri. Dengan ini, persoalan link and match menjadi
terpecahkan dengan sistem pendidikan yang terintegrasi secara nasional. Dari
sekolah menengah, seorang warga negara dipersiapkan untuk memilih mengikuti
pra-universitas atau pendidikan teknisi dan profesional yang akan mengarahkan
pada dunia kerja. Dari pra-universitas bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
untuk memperdalam bidang akademik yang ingin diperdalam atau menjadi tenaga
pengajar.
Keempat, dengan menggunakan seleksi
akademis itu, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar berada di
tangan yang tepat, dengan kompetensi akademis yang benar-benar diarahkan oleh
negara. Lulusan-lulusan perguruan tinggi terbaik diarahkan masuk ke 211
lembaga-lembaga penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai kajian
yang tersebar di seluruh negeri.
Castro juga mulai menata sektor
pendidikan dan kesehatan sebagai kekuatan utamanya. Hasilnya, Castro kemudian
dinilai sangat cemerlang dalam menyukseskan agenda tersebut, terlihat dari
keberhasilannya menjalankan program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis
bagi rakyatnya. Tidak salah jika Castro sejak awal kekuasaannya, tepatnya
tanggal 26 September 1960, di depan Majelis Umum PBB, megumumkan kepada dunia
bahwa “tahun depan rakyat kami melancarkan serangan all-out melawan buta huruf
dengan tujuan ambisius mengajar setiap orang yang buta huruf untuk bisa membaca
dan menulis.”
Castro sebagai penguasa di negara
sosialis otoriter, tentu bisa terlepas dari gaya militerismenya. Tidak heran
jika terinsiprasi degan jargon-jargon militer. Menguatkan tentara bukan hanya
untuk perang tetapi juga dalam aspek pendidikan. Namun bukan dengan bekal
senjata tetapi dengan pena dan buku untuk perang melawan kebodohan. Castro
sangat menghargai betul kaum muda-nya yang jadi tentara pena dan buku. Jargon “study, work, rifle” atau “belajar,
berkarya, dan senjata”. Dengan membentuk brigade pemberantasan buta huruf dan alfabetizadores. Brigade melibatkan
murid-murid SMP dan SMA ke seluruh pelosok Kuba untuk mengajar rakyat membaca
dan menulis. Sedangkan alfabetizadores
melibatkan kaum dewasa di kota-kota untuk mengajar membaca dan menulis pada
kelas-kelas khusus pada malam hari dan akhir pekan.[14]
Di Kuba, sistem pendidikan nasional
berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan yang bertanggung jawab atas
kebijakan pendidikan secara umum, mendesain serta melaksanakan silabus dan
kurikulum, menyarankan metode-metode mengajar, menyupervisi dan mengontrol
pendidikan.[15]
Lembaga pendidikan tinggi di Kuba dapat
dikategorikan kepada Dua Bentuk:[16]
1. LPT Non
Profesi, meliputi
·
LPT kedokteran dibawah Kementrian Kesehatan
Rakyat;
·
LPT keguruan Sek. Dasar dan Menenga di bawah
Kementrian Pendidikan;
·
LPT kesenian di bawah Kementrian Kebudayaan;
2. LPT
Profesional: pertanian, industry, ilmu-ilmu social, dan humaniora menjadi
tanggungjawab Kementrian Pendidikan Tinggi.
Arah reformasi pendidikan tahun 1976:
1. Memberikan
kekuasaan lebih besar kepada lembaga-lembaga pendidikan negeri dalam hal
pusat-pusat pendidikan, diperkuatnya hubungan masyarakat.
2. Supervisi
dan kontrol pendidikan dijalankan pada 3 tingkatan: nasional, provinsi dan
kotamadya.
3. Menuju desentralisasi
dan fleksibilitas, dengan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada
pemerintah provinsi dan kotamadya untuk mengambil inisiatif dan menjalin
hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat.
4. Peningkatan
status guru dan kepala sekolah, dengan mengurangi beban guru dan staf.
5. Rasionalisasi
pengangkatan dan penggunaan guru untuk menghindari ekses-ekses yang membuat
tingginya biaya pendidikan.
6. Mengefektifkan
dan memanfaatkan dukungan badan-badan pendidikan yang terdiri dari orangtua
murid, tetangga, peminpin informal dan wakil lembaga.
7. Desentralisasi
pembuatan keputusan penentuan metodologi, kurikulum nasiona, jumlah jam,
ditentukan oleh lembaga pendidikan tinggi masing-masing dengan mempertimbangkan
kebutuhan daerah tempat lokasi lembaga itu.
8. Desentralisasi ini juga termasuk kencederungan
mengangkat status rector, dekan dan pimpinan lainnya.
9. Program
pascasarjana dan penelitian ilmiah masing-masing lembaga memperhatikan
keperluan daerah serta kemampuan staf pengajar dan peneliti.[17]
Selain upaya di atas, kebijakan
pendidikan juga dengan memperbanyak terminal pendidikan, sehingga siswa tidak
harus terlalu lama berada pada satu jenjang pendidikan. Ini memungkinkan bagi
mereka untuk berhenti secara resmi dengan memperoleh sertifikasi pendidikan,
apabila mereka berkeinginan untuk segera masuk ke pasar kerja sesuai dengan
kualifikasinya. Di samping itu, siswa juga dapat pindah ke program lain yang
lebih sesuai dengan keinginannya. Kebijakan pendidikan ini dimaksudkan pula
untuk meningkatkan mobilitas dalam penempatan kerja.[18]
Sistem
control dilakukan dengan mengkaji dan menilai proses mengajar pada berbagai
tingkat. Sistem ini dikaji ulang dan diperbaiki. Petugas yang dipilih adalah
kelompok kecil sesuai dengan pengalaman, prestasi dan prestise professional mereka.
Kebanyakan mereka berasal dari guru-guru, pra professional atau peneliti.[19]
Organisasi
siswa pada tiap tingkatan:
1. Asosiasi
Pionir pada tingkat dasar dan mengenah pertama :
2. Federation of Intermediate-level Student (FEEM:
Federasi Sekolah Menengah) pada tingkat menengah atas, sekolah teknik dan
professional.
3. Federation of University Student (FUS:
Federasi Mahasiswa) pada tingkat pendidikan tinggi.
4. Pada
sekolah-sekolah pekerja, dibentuk organisasi siswa, misalnya:
·
Union of
Workers of Education Science and Sport (SNTECD) Ikatan Siswa
Pekerja Pendidikan Sains dan Olahraga;
·
Union of
Science Worker (USW) Ikatan Pekerja Sains.[20]
D.2. Pendanaan
Alokasi anggaran belanja Kuba memang
amat mengutamakan sektor pendidikan dan kesehatan. Anggaran belanja Kuba mengalokasikan
32 persen untuk pendidikan dan 12 persen untuk kesehatan. Pendidikan di Kuba
terbuka lebar bagi seluruh warga Kuba.[21]
Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the Latin American Laboratory for Evaluation
and Quality of Education at UNESCO Santiago, prestasi tinggi Kuba dalam
pendidikan ini merupakan hasil dari komitmen kuat pemerintahan Kuba, yang
menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas teratas selama 40 tahun sesudah
revolusi. Pemerintah Kuba memang mengganggarkan sekitar 6,7 persen dari GNP
untuk sektor ini, dua kali lebih besar dari anggaran pendidikan di seluruh
negara Amerika Latin.
Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah
Kuba berhasil membebaskan seluruh biaya pendidikan, mulai dari level sekolah
dasar hingga universitas. Bebas biaya pendidikan diberlakukan juga untuk
sekolah yang menempa kemampuan profesional. "Everyone
is educated there. Everyone has access to higher education. Most Cubans have a
college degree," ujar Rose Caraway, salah satu mahasiswa AS yang ikut
progam studi banding di Kuba, pada 2005. Kebijakan ini menjadikan rakyat Kuba
sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling terlatih di seluruh negara
Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu tenaga profesional yang
bekerja di Kuba.[22]
Menurut data tahun 2006, Kuba pun mampu
menyaingi standar pendidikan negaranegara kaya seperti AS, Kanada, atau bahkan
Inggris. Sebab, pemerintah Kuba menyediakan anggaran pendidikan sekira 8 persen
dari PDB atau 2 persen di atas anjuran UNESCO. Di bidang kesehatan pun
demikian.[23]
Agustiar mengklasifikasikan pendanaan
pendidikan pada dua bentuk:
1.
Didanai negara.
2.
Didanai bukan oleh negara,
misalnya pada pendidikan tinggi sebagian dari pelayanan ilmiah dan teknik atau
penelitian yang dilakukan untuk kepentingan bisnis dibiayai oleh lembaga bisnis
itu sendiri.[24]
Prioritas
yang diberikan pada sector pendidikan dapat dilihat dari perkembangan anggaran
yang secara konstan naik.[25]
A. Gambaran
Per Penduduk
1. Tahun 1959
: 11 pesos/ penduduk
2. Tahun 1990
: 175 pesos/ penduduk
B. Gambaran
Per Tahun
1. Tahun 1958
: 79,4 juta pesos (US$ 59,5 juta)
2. Tahun 1970
: 648,5 juta pesos (US$ 486,4 juta)
3. Tahun 1990
: 1823,4 juta pesos.
D.3. Personalia
Di negeri yang terkenal karena produk
cerutunya itu, tingkat melek huruf penduduknya sangat tinggi. 97 persen dari
penduduk yang berusia di atas 15 tahun bisa membaca dan menulis. Dari komposisi
itu, jumlah laki-laki yang melek huruf mencapai 97, 2 persen, sedangkan
perempuan mencapai 96,9 persen. Saat ini, Kuba juga merupakan negara dengan
tenaga guru terbesar dan tersukses dalam bidang pendidikan. Sebelum revolusi
pada 1959, angka buta huruf sebesar 30 persen. Kini penduduk yang buta huruf
nol persen. Dari segi komposisi jumlah guru-murid, untuk tingkat sekolah dasar
dari setiap 20 murid dilayani oleh satu orang pengajar. Untuk tingkat sekolah
menengah, satu orang pengajar melayani 15 murid. Keadaan ini menyebabkan
hubungan antara guru-murid berlangsung secara intensif.
Setiap guru di Kuba adalah lulusan
universitas dan memperoleh pelatihan yang sangat intensif dan berkualitas
selama masa karirnya. Yang unik dari sistem pendidikan Kuba, adalah hubungan
guru-murid-orang tua yang tampak dikelola secara kolektif. Seluruh staf
pendidikan (pengajar dan pegawai administrasi) tinggal di dekat sekolah,
sehingga mereka saling mengenal satu sama lain. Bersama murid dan orang tuanya,
para guru ini bekerja bersama dan menyelesaikan secara bersama masalah-masalah
menyangkut bidang pendidikan, pertanian, dan kesehatan. Metode ini merupakan
pengejawantahan dari nilai hidup yang diwariskan Che Guevara, tentang solidaritas kelas. Dengannya, pendidikan
tidak hanya bermakna vertikal, dimana semakin terdidik orang peluangnya untuk
berpindah kelas semakin terbuka. Tapi, juga bermakna horisontal, dimana pendidikan sekaligus bertujuan memupuk dan
mengembangkan solidaritas antar sesama, penghargaan terhadap alam-lingkungan
dan kemandirian.[26]
Untuk merangsang tenaga pendidik,
pemerintah Kuba memberikan upah yang sangat layak, profesi guru menjadi
pekerjaan primadona bagi rakyat Kuba. Castro yakin betul pada aspek pendidikan
sebagai kunci utama pembangunan. Karena rakyat yang bodoh, tidak akan mampu
merespon kebijakan dan strategi yang ada.
Program pendidikan gratis menjadi trend
dalam pembangunan pendidikan, di semua level pendidikan semua biaya ditanggung oleh
negara, dari pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Komitmen pada
agenda strategis tersebut, bukan hanya berhasil menurunkan tingkat kesenjangan
ras, tetapi juga ikut meningkatkan partisipasi gender yang sangat signifikan.
Hasilnya sangat maksimal, data Tahun 2004 saja, sudah didapatkan data yang
cukup fantastis. Jumlah melek huruf 96,8%, Jumlah pengangguran 1,9%, Tenaga
kerja: 4.6 juta (pemerintah 78%, Non-pemerintah 22%. Jumlah pengangguran hanya
mencapai 1,9% di nilai rendah biarpun standar harga tenaga kerjanya dianggap
rendah.[27]
Kebijakan pendidikan lain yang dirintis
oleh pemerintah Kuba ialah program peningkatan diri sendiri (self-improvement) terutama oleh
guru-guru sekolah dasar. Berdasarkan penelitian dalam aspek pendidikan guru, calon-calon
yang mendaftar pada lembaga-lembaga pendidikan guru bukan berasal dan lulusan
yang terbaik dari sekolah-sekolah menengah. Hal ini berdampak pada kualitas
guru-guru. Menyadari hal ini akan berdampak lebih jauh terhadap mutu
pendidikan, pemerintah memberikan “sabatikal” yaitu cuti panjang kepada
guru-guru pendidikan dasar untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dan keprofesionalannya.
Sabatikal ini juga dibiayai oleh pemerintah c.q. Kementerian pendidikan.
Kebijakan pemberian sabatikal ini dinilai sebagai suatu kebijakan yang sangat mendasar
karena kebanyakan sabatikal diberikan kepada dosen-dosen perguruan tinggi untuk
melakukan penelitian, seminar-seminar internasional, penulisan karya ilmiah dan
sebagainya, dan biasanya guru-guru pendidikan dasar dan menengah nyaris
terabaikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat telah
menyebabkan para pendidik, guru dan staf pengajar perguruan tinggi, ketinggalan
(obsolete) dalam bidang akademiknya
dan karena itu diperlukan penyegaran dan peningkatan (refreshing/updating). Dengan demikian, diharapkan melalui
peningkatan profesionalisme guru, terjadi pula peningkatan kualitas pendidikan
murid.[28]
D.4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Kurikulum
dan silabus berlaku secara nasional untuk semua tingkat pendidikan. Tujuannya
adalah agar terjamin hegemoni atau keseragaman isi dasar yang diajarkan pada
setingkan tingkat.[29]
Perbaikan
dan perubahan kurikulum dilaksanakan dalam rangka menyesuaikan isis dengan
kebutuhan masyarakat yang selalu berubah. Secara khusus, tujuan perbaikan
kurikulum dan silabus dan juga perbaikan proses belajar adalah: (a) untuk
memperoleh uraian yang jelas tentang apa yang ingin dicapai; (b) untuk
memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada guru dan sekolah sehingga mereka
mampu menyesuaikan kurikulum nasional dengan kenyataan dan kondisi di daerah
setempat; dan (c) untuk meyakinkan pengembangan keterampilan kerja, disiplin,
dan kesadaran bahwa nilai-nilai social rakyat Kuba hendaklah ke arah mental
penghasil atau produsen, bukan mental konsumen.[30]
Agar
produk pendidikan tidak berdampak negative berupa peningkatan pengangguran
sebagai akibat kurangnya relevansi kurikulum dengan tuntutan lapangan kerja,
upaya pendidikan adalah memperluas pilihan dalam kurikulum. Dengan banyaknya
pilihan, siswa bersama orangtua dapat lebih bebas menyesuaikan programnya
dengan keinginan, interest dan persepsinya tentang pasar kerja. Kecocokan
antara pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa di tempat pendidikan
dan jenis pekerjaan akan meningkatkan untuk kerja, baik kuantitas maupun
kualitas. Produktivitas dan efisiensi diharapkan juga meningkat.[31]
D.5. Ujian, Kenaikan dan Sertifikasi
Pada tingkat
pendidikan dasar kenaikan kelas dari grade
yang satu ke grade yang lebih tinggi
berlangsung secara otomatis. Murid-murid yang mengalami kesulitan dalam
pelajarannya diberikan perlakuan atau pelayanan khusus tanpa memisahkan mereka
dari kelasnya.
Untuk meyakinkan bahwa taraf pengetahuan
minimum murid rapat tercapai, pada grade 6,
9 dan 12 di seluruh negara, ujian negara dilakukan pada tingkat-tingkat itu.
Selanjutnya
untuk memasuhi pendidikan tinggi, daftar nama seluruh pelamar digabungkan
menurut nilai yang diperoleh pada pendidikan menengah dengan nilai yang
diperoleh pada ujian negara.
Untuk
setiap level pendidikan, persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
sertifikat atau ijazah telah ditetapkan. Sistem pendidikan nasional disusun
sedemiakn rupa sehingga setiap level dapat cocok dengan level yang lain (devotail). Dua terminal yang paling
besar alternatifnya dalam sistem adalah pada grade 9 dan 12, tetapi untuk mencapai fleksibilitas yang lebih
besar, usaha yang dilakukan adalah untuk memperbanyak tempat berhenti
pendidikan atau terminal, dan mendiversifikasi pendidikan, sehingga kemampuan
dan interes siswa dapat dipehuni atau dilayani.[32]
D.6. Sarana Pendidikan
Gambaran
umum sarana pendidikan di Kuba dapat kita pelajari dari uraian Samsuridjal
Djauzi dan Ede Surya Darmawan Dosen Universitas Indonesia bersama mantan
menhutbun Dr Nurmahmudi Ismail, Dr Arief Budi Witarto (BPPT), dan Dr Sri
Hartini (RS Dharmais) waktu berkesempatan berkunjung ke sekolah dasar dan
universitas di Havana, Kuba, pada awal Juni 2004.
Mereka
menjelaskan secara gamblang mengenai kondisi sarana pendidikan di Kuba sebagai
berikut:[33]
Gedung sekolah bertingkat dua terletak
di jantung kota Havana. Bangunan sekolah sederhana namun kokoh dan bersih. Di
sekolah ini terdapat 640 orang murid mulai dari taman kanak-kanak sampai kelas
6 SD. Setiap kelas paling banyak diisi oleh 20 orang murid. Jumlah guru di
sekolah ini 45 orang sehingga perbandingan guru dan murid sekitar 1 banding 15.
Latar belakang pendidikan guru adalah sarjana pendidikan sedangkan untuk
pelajaran keterampilan seperti seni, pekerjaan tangan, olahraga, dan komputer,
guru dibantu oleh instruktur lulusan sekolah kejuruan.
Bahasa
yang dipergunakan adalah bahasa Spanyol namun mulai kelas tiga murid SD sudah
mulai belajar bahasa Inggris. Kemampuan rata-rata murid SD di Kuba tinggi.
Survei
yang diadakan oleh Unesco pada 2002 menunjukkan kemampuan matematika dan bahasa
siswa SD Kuba jauh di atas rata-rata murid SD negara Amerika Latin lainnya.
Mutu
pendidikan di SD Kuba didukung oleh adanya program nasional melalui televisi
untuk pelajaran matematika, biologi, dan bahasa. Pada jam-jam tertentu guru
yang berpengalaman nasional memberikan pelajaran yang disiarkan oleh televisi
Kuba. Seluruh kelas di Kuba dilengkapi dengan televisi sehingga dapat menangkap
siaran tersebut.
Kami
juga sempat berkunjung ke laboratorium komputer. Untuk siswa TK, pengenalan
komputer masih dilakukan dengan komputer mainan yang terbuat dari kardus.
Namun, bagi siswa SD tersedia komputer sebenarnya yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pelajaran. Mereka mendapat kesempatan bekerja di laboratorium
computer dua kali seminggu serta pada jam-jam senggang. Pada saat kunjungan
laboratorium sedang berlangsung kegiatan siswa kelas 5 yang sedang berpraktik
membuat presentasi dengan program power point.
Pada
umumnya siswa diantar oleh orang tua pagi hari sekali ke sekolah karena orang
tua mereka bekerja. Siswa diwajibkan sampai di sekolah pada pukul tujuh pagi
dan pelajaran sekolah dimulai pukul delapan pagi.
Sambil
menunggu waktu belajar mereka dapat memanfaatkan komputer dan membaca buku di
perpustakaan yang koleksi bukunya cukup banyak. Siswa yang orang tuanya bekerja
dapat tinggal sampai sore di sekolah sampai sore, dan sekitar pukul 16.30
dijemput oleh orang tua mereka.
Kami
sempat berkunjung ke beberapa kelas. Murid duduk tidak selalu dalam posisi
klasikal menghadap papan tulis, namun disesuaikan dengan mata pelajaran. Untuk
mata pelajaran matematik mereka duduk dengan posisi klasikal namun pada mata
pelajaran bahasa mereka duduk dalam kelompok kecil, setiap kelompok terdiri
dari 4 orang siswa. Mereka mendapat kesempatan untuk bercakap-cakap secara
lebih akrab.
Lapangan
untuk pelajaran olahraga tersedia cukup luas. Saat itu beberapa siswa laki-laki
dan perempuan sedang bermain basket, dan seorang instruktur dengan tekun
membimbing mereka. Bahkan di kelas juga disediakan papan catur untuk olah
pikir. Kami diantar oleh para siswa melihat-lihat fasilitas sekolah. Salah
seorang siswi kelas 4 menjadi pemandu kami dan dia berbahasa Inggris dengan
lancar. Teman-temannya juga mampu berbahasa Inggris namun tak selancar pemandu
ini.
Selesai
mengunjungi fasilitas sekolah kami beristirahat di ruang perpustakaan. Di ruang
ini terpampang spanduk yang bertuliskan ucapan Fidel Castro dalam bahasa
Spanyol yang artinya adalah: Untuk
menjadi pendidik kita perlu memahami ilmu pengetahuan serta cakap
menyampaikannya kepada murid kita.
Untuk
perpustakaan tingkat sekolah dasar maka perpustakaan ini tergolong lengkap.
Bahkan salah seorang siswa mengungkapkan bahwa setelah mengetahui akan ada
kunjungan dari Indonesia maka dia mencari bahan di kepustakaan ini tentang
Indonesia. Dia bertanya kepada kami betulkah Indonesia mempunyai banyak suku
dan masing-masing suku mempunyai bahasa sendiri? Kami merasa kagum dengan minat
siswa ini dan keinginannya untuk mengetahui lebih jauh tentang Indonesia.
Di
ruang kepustakaan siswa mempertunjukkan beberapa lagu dan tari. Kami pun
diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia. Tampaknya murid di Kuba mendapat
pelajaran yang sungguh-sungguh dalam bidang kesenian. Mereka menyanyi dan
menari dengan amat baik. Namun yang berkesan bagi kami adalah ketika mereka
menghidangkan konsumsi. Semua disediakan oleh murid, mereka yang mengaturnya
dan mereka pulalah yang membagikan pada kami. Meski penganan yang dihidangkan
amat sederhana namun kami amat menikmati hidangan para siswa tersebut. Kami
meninggalkan sekolah dasar ini dengan kenangan suasana belajar yang
menyenangkan dan fasilitas yang memadai meski Kuba seperti Indonesia masih
tergolong negara miskin.
Demikian
pula ketika beliau menggambarkan kondisi perguruan tinggi di Kuba dalam
deskripsinya sebagai berikut:[34]
Kami
juga berkesempatan berkunjung ke Universitas Havana. Universitas ini sudah tua
dan juga terletak di tengah kota tak jauh dari Hotel Havana Libre tempat kami
menginap. Di Universitas Havana terdapat sekitar 5.000 orang mahasiswa. Sehabis
Shalat Subuh biasanya kami berjalan kaki dan beberapa kali kami sempat berjalan
kaki sampai ke Universitas Havana. Meski sudah tua, bangunan universitas
terpelihara baik, bahkan halamannya amat bersih. Pagi-pagi kami melihat petugas
sudah menyapu halaman. Mahasiswa juga sudah berdatangan meski ruang kuliah
belum dibuka. Gedung-gedung fakultas dihiasi dengan berbagai patung-patung para
ilmuwan dan semboyan-semboyan untuk belajar.
Kami
sempat berkunjung ke Fakultas Kimia. Gedung laboratorium ini sudah tua namun
dari gedung inilah dihasilkan karya yang cukup besar yaitu sintesa
oligosakirida yang mampu menggantikan dinding sel bakteri Hemophylus influenza
B. Melalui penemuan ini dapat dibuat vaksin secara sintesis dan penemuan ini
kemudian dikembangkan di pusat Biotek CIGB (Centre for Genetic Engineering and
Biotechnology). Sekarang Kuba telah menghasilkan jutaan vial vaksin H.influenza
B yang digunakan di Kuba dan juga diekspor ke luar negeri. Di laboratorium
kimia ini bekerja 40 orang pakar kimia sebagian besar adalah tenaga paruh
waktu, sebagian lagi adalah karyawan industri biotek yang sedang dalam proses
pendidikan untuk meraih gelar master atau doktor.
Jika
dulu mahasiswa pasca-sarjana Kuba bangga dengan gelar yang mereka peroleh di
negara maju maka sekarang mereka merasa bangga dengan gelar yang mereka dapat
dari Universitas Havana. Meski untuk mendapat gelar tersebut kadang-kadang
mereka perlu juga mendapat pelatihan keterampilan di beberapa negara di Eropa.
Rata-rata usia staf di Universitas Havana masih amat muda. Bahkan kepala
laboratorium ini beserta isterinya yang juga bekerja sebagai pakar kimia di
laboratorium ini juga tampaknya masih muda. Sulit untuk membayangkan di
laboratorium yang tampaknya sederhana ini telah dapat dihasilkan berbagai
penemuan yang bermanfaat bagi masyarakat serta diakui mutunya oleh dunia.
Sebagian
staf juga memperoleh kesempatan untuk bekerja di pusat industri biotek yang
menyebabkan suasana kerja di industri biotek menjadi suasana yang ilmiah. Salah
seorang anggota rombongan kami, Dr Arief Budi Witarto, pakar rekayasa protein
dari LIPI diminta untuk memberikan ceramah di pusat industri biotek CICB,
karena CICB banyak melakukan penelitian produk yang produksinya berdasarkan
teknik rekombinan DNA. Suasana diskusi di pusat biotek ini tak berbeda dengan
pertemuan ilmiah di universitas yang terbuka dan akrab.
Saat
ini Kuba mempunyai sekitar 14 pusat biotek yang tersebar di Havana dan provinsi
lain di Kuba. Jumlah saintis di Kuba mencapai 12 ribu orang dan 1.800 di
antaranya merupakan doktor. Sarjana Kuba mempunyai kemampuan tinggi dan
mempunyai motivasi kuat untuk menyumbangkan kepakarannya kepada masyarakat.
Mutu yang tinggi dan sikap yang mengutamakan masyarakat ini merupakan hasil
pendidikan sejak sekolah dasar. Kuba membuktikan bahwa, meski miskin negara ini
dapat menyelenggarakan pendidikan yang baik. Bagaimana dengan Indonesia?
E. ISU-ISU PENDIDIKAN
E.1. Kondisi Objektif Pendidikan Kuba Tahun
2007
Berikut ini adalah beberapa fakta
yang pada tahun 2007, sebagai berikut:[35]
·
Bahasa
inggris adalah bahasa paling populer untuk murid Bahasa Kuba untuk mengejar
setelah Bahasa Spanyol.
·
Pendidikan
universal di Kuba meliputi biaya pakaian seragam, buku, bimbingan, iuran.
·
Peringkat
melek huruf di Kuba melebihi Kanada dan Amerika Serikat.
·
Rasio
guru kelas di Kuba taraf Sekolah Dasar adalah 1 berbanding 20.
·
Rasio
guru kelas di Kuba taraf Sekolah Menengah adalah 1 berbanding 15.
·
Prosentasi
siswa yang diwisuda untuk murid sekolah menengah adalah 97.5%. (sangat jauh
berbeda dengan 50 kota besa di AS yang
paling besar jumlah wisudanya adalah 52%. Di Detroit ini adalah 25%. Sumber:
CNN 03 April 2008.)
·
Rasio
pegawai terhadap murid dari kelompok anak cacat, baik fisik ataupun mental
adalah 1 berbanding 1.
·
Kalau
dalam satu desa hanya terdapat seorang atau dua orang murid, diperlengkapi
dengan satu sekolah dan guru yang berkualitas.
·
Sekolah
desa di Kuba adalah menggunakan fasilitas "solar system", dengan
pelayanan dua murid oleh satu orang guru.
·
Pendidikan
Kuba yang berada di pegunungan tinggi, sekolah melayani tigabelas murid mulai
dari grade satu sampai grade delapan yang diorganisir oleh dua orang guru.
E.2. Program University for All di Kuba[36]
Kebijakan
menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang mencukupi. Sejak tahun
2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang disebut “University for All.”
Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai “a
nation becomes a university.”
Melalui
program ini seluruh rakyat Kuba (tua-muda, laki-perempuan, sudah berkeluarga
atau bujangan) memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh jenjang
pendidikan universitas. Caranya, pihak universitas bekerjasama dengan Cubavision
and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan melalui televisi.
Perlu diketahui, saat ini media televisi Kuba menyediakan 394 jam untuk program
pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63 persen dari total jam tayang
televisi Kuba. Dalam kerjasama ini, pihak universitas menyediakan paket
kurikulum pendidikan dan tenaga pengajar dan pemikir yang berkualitas. Sebagai
contoh, salah satu mata acara yang disuguhkan adalah sejarah filsafat, yang
diasuh oleh Miguel Limia, seorang profesor filsafat dari institut filsafat.
Demikianlah,
sejak program ini on-air pada 2 Oktober 2000, ada sekitar 775 profesor yang
datang dari universitas-universitas besar di Kuba yang aktif terlibat dalam
program ini.
Hasil
dari komitmen dan kerja keras pemerintah Kuba dalam membangun sektor pendidikan
ini, nampak dari hasil kajian perbandingan yang dilakukan oleh UNESCO, terhadap
siswa dari 13 negara Amerika Latin di bidang matematika dan bahasa. Dari studi
itu diperoleh hasil, prestasi siswa Kuba jauh di atas prestasi siswa dari
negara lainnya yakni, sekitar 350 point. Bandingkan dengan Argentina, Chile,
dan Brazil yang nilainya mendekati 250 poin.
F. KESIMPULAN
1. Pendidikan
di Kuba sebelum revolusi dilaksanakan dalam rangka mencapai dua sasaran, (1) memenuhi
tuntutan sistem sendiri; dan (2) mensosialisasikan penggunaan buruh secara massal.
2. Tujuan
pendidikan di Kuba pasca Revolusi diarahkan untuk menjawab tantangan atas
kebutuhan dan untuk memperoleh buruh-buruh yang punya keterampilan (skilled labor); memberantasan buta
aksara; memotivasi kerja kolektif; menciptakan mobilitasasi dan tujuan
ideologis revolusi.
3. Sistem
pendidikan terbentuk dalam dua kategori: student-workersdan
kelas-kelas parallel. Struktur
sistem pendidikan yang berlaku secara nasional adalah sebagai berikut: a. Pendidikan 12 tingkat atau "grade" dan didahului dengan
pendidikan prasekolah (Taman Kanak-kanak); b. Pendidikan teknik dan kejuruan; c. Pendidikan
guru; d.
Pendidikan
khusus bagi anak cacat, baik cacat fisik maupun yang berkelainan mental; dan e. Pendidikan
orang dewasa.
4. Sistem pendidikan nasional berada di bawah
naungan Kementrian Pendidikan. Sedangkan Lembaga pendidikan tinggi di Kuba
dapat dikategorikan kepada Dua Bentuk: (1) LPT Non Profesi; dan (2) LPT
Profesional.
5. Pendanaan pendidikan pada dua bentuk: (1)
Didanai negara; (2) Didanai bukan oleh negara. Prioritas yang diberikan pada
sector pendidikan berkembang secara konstan naik.
6. Kuba juga merupakan negara dengan tenaga
guru terbesar dan tersukses dalam bidang pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar
dari setiap 20 murid dilayani oleh satu orang pengajar. Untuk tingkat sekolah
menengah, satu orang pengajar melayani 15 murid. Setiap guru di Kuba adalah lulusan
universitas dan memperoleh pelatihan yang sangat intensif dan berkualitas
selama masa karirnya. Kebijakan pendidikan lain ialah program
self-improvement dan pemberian
“sabatikal” kepada guru-guru pendidikan dasar untuk meningkatkan kualifikasi
pendidikan dan keprofesionalannya.
7. Kurikulum dan silabus berlaku secara
nasional untuk semua tingkat pendidikan. Perbaikan dan perubahan kurikulum
dilaksanakan dalam rangka menyesuaikan isis dengan kebutuhan masyarakat yang
selalu berubah.
8. Pada tingkat pendidikan dasar kenaikan kelas
dari grade yang satu ke grade yang lebih tinggi berlangsung secara otomatis.
Murid-murid yang mengalami kesulitan dalam pelajarannya diberikan perlakuan
atau pelayanan khusus tanpa memisahkan mereka dari kelasnya. Untuk meyakinkan
bahwa taraf pengetahuan minimum murid rapat tercapai, pada grade 6, 9 dan 12 di
seluruh negara, ujian negara dilakukan pada tingkat-tingkat itu.
[1]
Disarikan dari http://www.voyagehone.com /EdutoursToCuba/ cuba/ index.html diakses pada 15 Agustus 2008.
[2] Ensiklopedia of Wikipedia,
Kuba, diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kuba pada 16 Agustus 2008.
[3] Prof.
Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA., Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara, Lubuk Agung, Bandung, 2001. Hal. 212.
[4]
Disarikan dari www.voyagehone.com/EdutourToCuba/cuba/cuba_hist.html diakses pada 15 Agustus 2008.
[6] Veri
Nurhansyah Tragistina, Revolusi
Pendidikan, dimuat tanggal 21 Jan, 2008 diakses dari
http://kolumnis.com/2008/01/21/revolusi-pendidikan pada 15 Agustus 2008
[8] Veri Nurhansyah Tragistina, Loc.Cit.
Bandingkan dengan laporan yang menyatakan bahwa menurut laporan Kementerian
Pendidikan Kuba, baru-baru ini, 98 persen penduduk setempat telah mengenal
aksara. Persentasi itu jauh di atas mayoritas negara di kawasan Amerika Latin.
Dengan kata lain, pendidikan di Kuba berada pada level yang sama dengan di
Amerika Serikat dan Eropa (www.liputan06.com). Bandingkan pula dengan
pernyataan bahwa tingkat kebutahurufan (illiteracy) untuk remaja (umur 15-24
tahun) di Latin Amerika dan Karibia mencapai 7%, sementara di Kuba nol persen. Kuba berhasil menekan
tingkat kebutahurufan yang tadinya mencapai 40% menjadi 0% dalam jangka waktu
sepuluh tahun, ini merupakan prestasi yang luar biasa. (http://coenpontoh.wordpress.com/2006/04/01/pendidikan-di-kuba-
a-nation-becomes-a-university; diakses pada 15 Agustus 2008)
[9] Prof.
Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA., Loc.Cit.
[13]
Willy Aditya, Membandingkan Sistem
Pendidikan Indonesia dan Kuba, Diakses dari
http://www.vhrmedia.net/home/index.php?id=print&aid=4864&cid=3&lang=
pada tanggal 16 Agustus 2008.
[14] Idham Chalid, Belajar dari
Kuba, diakses dari http://gp-ansor.org/?p=4320 pada tanggal 16 Agustus 2008.
[20] Ibid. (edited)
[21]
Harian Umum Kompas, 05 Januari 2004, dengan judul: Industri
Biotek di Havana dan Hyderabad, diakses
dari http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0401/05/ inspirasi/ 782337.htm pada
tanggal 20 Agustus 2008.
[22]
Husein Pontoh, Pendidikan di Kuba: a
Nation become a University, diakses dari http://coenpontoh.wordpress.com/2006/04/01/pendidikan-di-kuba-a-nation-becomes-a-university/
tanggal 15 Agustus 2008.
[23] OkeZone.com, Liputan
khusus HUT ke-63 RI (4): Apa pun Ideologinya, Kesejahteraan Rakyat Utamanya, Minggu,
17 Agustus 2008 diakses dari http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/17/217/137589/apa-pun-ideologinya-kesejahteraan-rakyat-utamanya
pada tanggal 19 Agustus 2008.
[26]
Husein Pontoh, Pendidikan di Kuba: a
Nation become a University, diakses dari
http://coenpontoh.wordpress.com/2006/04/01/pendidikan-di-kuba-a-nation-becomes-a-university/
tanggal 15 Agustus 2008.
[27] Idham Chalid, Belajar dari
Kuba, diakses dari http://gp-ansor.org/?p=4320 pada tanggal 16 Agustus 2008
[33]
http://www.republika.co.id/ASP/kolom_detail.asp?id=165540&kat_id=16 diakses
tanggal 20 Agustus 2008.
[35] Diakses dari
http://www.hellocuba.ca/castro_education.php pada 15 Agustus 2008.
[36] Deskripsi ini ditulis oleh
Husein Pontoh, Pendidikan di Kuba: a
Nation become a University, diakses dari
http://coenpontoh.wordpress.com/2006/04/01/pendidikan-di-kuba-a-nation-becomes-a-university/
tanggal 15 Agustus 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar