Kamis, 19 Mei 2022

TINJAUAN TEORITIS PRODUKTIVITAS KERJA DILIHAT DARI ETOS KERJA GURU

 Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Tugas dan tanggung jawab guru khususnya bukan hanya melaksanakan proses pembelajaran di kelas saja, melainkan berperan utama dalam membuat keputusan mengenai isi dan metode belajar, membimbing, mendorong, merangsang siswa belajar dan membina watak, perilaku, sikap serta moral, sehingga peserta didik benar-benar menjadi manusia berguna.

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai karena melalui proses pembelajaran diusahakan terciptanya nila-nilai baru.

Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan dan setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus, antara lain:

1.     Tanggung jawab moral , yaitu setiap guru harus memiliki kemampuan dalam bentuk kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral  Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.   Tanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap guru harus mampu menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat persiapan mengajar, mampu dan memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi peserta didik, mampu memberikan nasehat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat dan melaksanakan evaluasi serta lain-lainnya.

3.  Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan, yaitu turut serta mensukseskan pembangunan dalam masyarakat, untuk itu guru harus mampu   dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

 4.   Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan yaitu guru selaku ilmuwa bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu terutama yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

                      Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, tidak hanya sekedar mentransfer keilmuan saja tetapi guru harus dapat mewariskan nilai-nilai agama. Berikut ini adalah dasar-dasar pokok pendidikan anak yang tersimpulkan dari berbagai ayat Al Qur'an dan Sunnah Rasul:

1.      Mananamkan nilai "tauhidullah" dengan benar.

  1. Mengajarkan "ta'at al waalidaen" (mentaati kedua orang tua), dalam batas-batas ketaatan kepada Pencipta, sebagai manifestasi kesyukuran seseorang kepada Ilahi.
  2. Mengajarkan "husnul mu'asyarah" (pergaulan yang benar) serta dibangun di atas dasar keyakinan akan hari kebangkitan, sehingga pergaulan tersebut memiliki akar kebenaran dan bukan kepalsuan.
  3. Menanamkan nilai-nilai "Takwallah".
  4. Menumbuhkan kepribadian yang memiliki "Shilah bi Allah" yang kuat (dirikan shalat.
  5. Menumbuhkan dalam diri anak "kepedulian sosial" yang tinggi. (amr ma'ruf-nahi munkar).
  6. Membentuk kejiwaan anak yang kokoh (Shabar).
  7. Menumbuhkan "sifat rendah hati" serta menjauhkan "sifat arogan" .
  8. Mengajarkan "kesopanan" dalam sikap dan ucapannya.

    Kesembilan poin tersebut di atas disimpulkan dari QS. Luqmaan: 12-19

 

 

 

 

 

 

 Guru sebagai pendidik dan pengajar harus mendidik kestabilan emosi, memajukan peserta didik bersikap realitas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai itu guru harus memiliki dan mengasai berbagai jenis bahan pelajaran menguasai kurikulum dan metode pembelajaran.

Guru sebagai anggota masyarakat harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu guru harus menguasai psikologi social, memiliki keterampilan bekerja sama dalam kelompok. Guru sebagai anggota pimpinan harus mampu memimpin. Untuk itu guru perlu memiliki ilmu kepemimpinan, menguasai prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai aspek kegiatan organisasi di yang ada di sekolah. Guru sebagai pelaksana administrasi akan dihadapkan kepada administrasi-administrasi yang harus dikerjakan di sekolah. Guru pengelola pembelajaran harus mampu dan menguasai berbagai metode mengajar dan menguasai situasi pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus ( QS: Al 'Alaq: 1-5. Maksudnya, bahwa dalam menjalani kehidupan dunianya manusia dituntut untuk mengembangkan daya inteletualitasnya dengan suatu catatan bahwa ia harus mempergunakan sarana "khalq" (ciptaan) sebagai object dan "Asma Allah" (ikatan suci dengan Nama Allah/hukumnya).

 

 

Dengan demikian akan memperkaya ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis.Guru harus mampu dan terampil merumuskan tujuan pengajaran, memahami kurikulum da sebagai sumber belajar terampil memberikan informasi kepada siswa. Sebagai pemberi contoh harus mampu membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima memahami serta menguasai ilmu pengetahuan, untuk itu guru harus mampu memotivasi peserta didik.

Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelas agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan social di dalam kelas. Tanggung jawab lain yang penting bagi guru ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari kearah perubahan perilaku. Guru harus mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil optimal. Sebagai pembimbing guru menjadi perantara dalam hubungan antar manusia, sebagai pembimbing guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna  serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran. Demikian pula dalam proses pembelajaran guru hendaknya menjadi seorang penilai yang baik. Penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh melalui penilaian merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses pembelajaran, dan akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya.Dengan kata lain penilaian perlu dilakukan  karena dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan penguasaan peserta didik terhadap pembelajaran serta ketepatan atau keefektifa metode.

Hakikat dan Makna Kinerja Guru

            Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan  waktu. Kinerja guru yang baik jika melaksankan unsure-unsur yang terdiri atas kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah.

            Kinerja guru dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah di tetapkan dicapai dengan baik pula melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan, untuk mengatasi permasalahan globalisasi maka guru perlu menerapkan produktivitas kerja dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut :

1.  Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan peserta didik.

2. Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran

3.   Mendorong lahirnya “Sumber Daya Manusia” yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

4.  Metana pendayagunaan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna

5.   Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses pembelajaran.

6.  Memotivasi peserta didik menghargai dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran

7.     Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi

8.    Meningkatkan perhatian kepada peserta didik  yang berbakat

9.  Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah

10.  Membudayaka sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih demokratis.

11.   Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta didik

12.   Membudayakan sikap kerja keras, produktif, dan disiplin.

Pentingnya Etos Kerja

              Yang dimaksud dengan etos kerja adalah norma atau etika yang menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi disiplin, semangat kerja , konsisten dan memiliki motivasi kerja yang tinggi

              Guru yang memiliki etos kerja mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang etos kerja dalam melaksanakan proses pembelajaran.

              Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran memiliki etos kerja yang berbeda-beda, Oleh karena itu, jika proses pembelajaran ingin berhasil dengan baik maka guru perlu mengembangkan etos kerja, dimana etos kerja merupakan norma atau etika yang menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru yang tidak memiliki etos kerja biasanya dalam bekerja asal-asalan. Jika ada atasan baru giat bekerja tetapi jika tidak ada bekerjanya semaunya. Lemahnya etos kerja bagi guru disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal,yaitu:

1.   Tidak memiliki pengetahuan tentang etos kerja

2.   Kurang memahami akan tujuan adanya etos kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran

3.    Kurang mampu merealisasikan program kerja dalam proses pembelajaran

4. Kurang memahami bagaimana susahnya membangun, membina dan mengembangkan sumber daya manusia, melalui proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah

5.  Tidak adanya perhatian dari kepala sekolah tentang pentingnya etos kerja dalam proses pembelajaran

6.   Kurang mendapat penghargaan bagi gru yang benar-benar melaksanakan etos kerja.

7.   Pengawasan belum berjalan sebagaimana mestinya.

              Pelaksanaan etos kerja merupakan upaya paling dasar dari produktivitas pembelajaran. Agar etos kerja dilaksanakan oleh guru dengan baik, maka guru perlu memiliki pengetahuan tentang etos kerja. Kerja produktif memerluka  etos kerja sesuai dengan isi kerja sehingga menimbulkan penemuuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik. Faktor pendukung terjadinya kerja yang produktif, yaitu :

1.   Kemampuan kerja yang tinggi

2.   Kemampuan kerja sesuai dengan isi kerja

3.   Mendorong guru untuk bekerja secara tertib, tenang, teratur dan nyaman

4. Etos kerja yang dilaksanakan secara merata akan menghilangkan kecemburuan social, tidak saling menyalahkan dan saling mencurigai, karena guru masing-masing sudah mengetahui tugasnya.

5. Pelaksanaan etos kerja yang kompak dan merata akan memudahkan  pelaksanaan pengawasan dan penilaian kerja sebab semua komponen bekerja secara efektif dan efisien.

6.  Menggerakkan dan menerapkan etos kerja merupakan syarat atau langkah pertama dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien

              Etos  kerja merupakan hal yang sangat penting dalam mekanisme kehidupan kerja, karena semakin majunya kehidupan kerja makin kompleks pula kehidupan aktivitasnya serta makin meningkat dan berkembang pula kebutuhan dan tuntutan kerja. Dengan terdapatnya kebutuhan dan tuntutan kerja sudah barang tentu menuntut pula kualitas sumber daya manusia yang mengerjakan tugas dan pekerjaan itu. Untuk itu perlu adanya suatu pelaksanaan etos kerja dalam mendukung peningkatan kualitas kerja.

              Etos kerja bermanfaat dan berguna jika dilaksanakan di tempat dimana guru bekerja, karena etos kerja memberikan kontribusi sebagai berikut :

1.  Memberikan kepuasan batin bagi guru, sebab telah melakukan hal terbaik dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang bertanggung jawab.

2.   Pelaksanaan etos kerja secara kompak menjadikan iklim kerja yang sehat , suasana kerja tenang tentram, dan menyenangkan.

Produktivitas kerja guru

              Guru teladan adalah guru yang produktif dalam melaksanakan dan tugas dan pekerjaannya, kerena produktivitas kerja para guru akan meningkatkan hasil kerja yang lebih baik. Guru mempunyai posisi yang amat sinergis dalam suatu pekerjaan, maka dari itu para guru harus bekerja secara efektif sehingga mempunyai tingkat hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan bahkan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

              Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari pekerjaan, guru harus bekerja dengan produktivitas yang tinggi, sehingga tujuan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik pula, sebab pada dasarnya guru yang produktif memiliki kemampuan kinerja yang sesuai dengan isi kerja, menghasilkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan dan mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis.

              Peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan denagn cara sebagai berikut:

a.       Menyusun kerangka atau rencana kerja sebelum melaksanakan tugas dan pekerjaan,, karena dengan adanya kerangka atau rancangan kerja akan membawa dampak sebagai berikut :

1.      Menambah keyakinan bahwa kerangka dan rancangan kerja dapat memungkinkan hasil kerja yang optimal dengan penggunaan tenaga sedikit mungkin

2.      Menambah kepastian bahwa operasional kerja dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, sehingga pekerjaan yang diharapkan masyarakat benar-benar memuaskan.

b.      Mampu bekerja secara ekeftif dan efisien, karena dengan efisien dan     efektivitas tesebut dapat :

1.      Memeastikan proses kinerja yang lebih baik

2.      Mengurangi jam kerja   akan lebih baik

3.      Memastikan bahwa guru benar-benar terlatuh dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik

4.      Memastikan adanya penanganan dan pengaturan kinerja secara matang

5.      Memastikan pekerjaan yang diharapkan masyarakat hasilnya lebih memuaskan

6.      Memastikan hasil kinerja lebih baik

c.       Mampu melihat hasil kinerja yang produktivitas dan tidak produktif

1.      Tidak menganggap bahwa tanpa bekerja kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga

2.      Tidak ketakutan mengambil keputusan karena ada unsut resiko

3.      Tidak merasa puas karena hasilnya dianggap “good enough” meskipun belum mencapai “excellent”

4.      Tidak memperpanjang tindak konsumtif sampai “esok” dan berhenti “sekarang”

5.      Tidak meng-ia-kan tindakan yang dianggap salah sampai”esok” dan bukan mengkoreksinya” sekarang”

             Produktivitas kerja memberikan sumbangan yang sangat besar dalam menyongsong era millennium baru, sebab kemampuan yang dikembangkan melalui produktivitas kerja guru adalah kemampuan jasmaniah dan kemampuan rohaniah meliputu segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan, nilai-nilai perikehidupan, sikap, dedikasi, dan disiplin. Oleh karena itu maka produktivitas kerja guru merupakan suatu upaya untuk menjawab tantangan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam era millennium baru.

              Produktivitas kerja guru merupakan suatu pola sikap dan pola perilaku serta perbuatan yang sesuai dengan tata aturan atau tata norma yang telah digariskan. Menerapkan produktivitas kerja bagi guru dalam proses pembelajaran diharapkan perilaku guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan mentaati norma-norma dan peraturan yang berlaku, sehingga tujuan dan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dapat dicapai dengan baik. Produktivitas kerja dalam kegiatannya mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, sehingga para guru dapat bertindak dan berfikir. Sebab aktivitas dan kreativitas yang tinggi dapat berjalan dengan baik jika ditopang dengan produktivitas kerja yang baik. Karena pelaksanaan proses pembelajaran yang ditunjang dengan produktivitas kerja akan memberikan arah kepada guru untuk bersifat kreatif, dinamis, dan inovatif. Produktivitas kerja menjadikan kerja sebagai suatu proses produktif.

            Produktivitas kerja merupakan serangkain kegiatan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh guru yang mengutamakan keselamatan kerja dimana jika produktivitas itu tidak dilaksanakan, berarti melanggar suatu nilai atau patokan yang ada, dan menjadikan kerja sebagai kegemaran dan kesenangan, sehingga motivasi kerja muncul dari dalam diri guru itu sendiri yang akhirnya produktivitas kerja meningkat. Dengan demikian ,produktivitas kerja memang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kehidupan kerja dan produktivitas kerja

              Produktivitas kerja mengandung arti adanya perubahan kebiasaan kerja. Perubahan ini mencakup perubahan sikap, nilai dan perilaku tertentu serta struktur organisasi kerja sesuai dengan tuntutan produktivitas kerja, sehingga dengan adanya pekerjaan akan memberikan dampak terhadap guru, baik dampak positif atau negative, sebab guru akan mempelajari aturan-aturan yang sesuai dengan produktivitas kerja untuk mencapai tujuan tanggung jawab utama terhadap pekerjaan pola perilaku yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Website Imas Siti Nurjanah " Pendidikan, Kepramukaan, Materi SMP/MTS, Perangkat Pembelajaran" Kunjungi Youtube kami di Https://bit.ly/YT-ImasSN