Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Tugas dan tanggung jawab guru khususnya bukan hanya
melaksanakan proses pembelajaran di kelas saja, melainkan berperan utama dalam
membuat keputusan mengenai isi dan metode belajar, membimbing, mendorong,
merangsang siswa belajar dan membina watak, perilaku, sikap serta moral,
sehingga peserta didik benar-benar menjadi manusia berguna.
Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang
bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung
jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya
sehingga terjadi proses konservasi nilai karena melalui proses pembelajaran
diusahakan terciptanya nila-nilai baru.
Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan dan
setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus,
antara lain:
1. Tanggung jawab moral , yaitu setiap
guru harus memiliki kemampuan dalam bentuk kemampuan menghayati perilaku dan etika
yang sesuai dengan moral Pancasila dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Tanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu
setiap guru harus mampu menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat
persiapan mengajar, mampu dan memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar di
kelas, mampu menjadi model bagi peserta didik, mampu memberikan nasehat,
menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat dan
melaksanakan evaluasi serta lain-lainnya.
3.
Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan, yaitu turut
serta mensukseskan pembangunan dalam masyarakat, untuk itu guru harus
mampu dalam membimbing, mengabdi dan
melayani masyarakat.
4. Tanggung
jawab guru dalam bidang keilmuan yaitu guru selaku ilmuwa bertanggung
jawab dan turut serta memajukan ilmu terutama yang telah menjadi
spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Tugas dan tanggung jawab guru
sebagai pendidik, tidak hanya sekedar mentransfer keilmuan saja tetapi guru
harus dapat mewariskan nilai-nilai agama. Berikut ini adalah dasar-dasar pokok
pendidikan anak yang tersimpulkan dari berbagai ayat Al Qur'an dan Sunnah
Rasul:
1. Mananamkan nilai "tauhidullah" dengan benar.
- Mengajarkan
"ta'at al waalidaen" (mentaati kedua orang tua), dalam
batas-batas ketaatan kepada Pencipta, sebagai manifestasi kesyukuran
seseorang kepada Ilahi.
- Mengajarkan
"husnul mu'asyarah" (pergaulan yang benar) serta dibangun di
atas dasar keyakinan akan hari kebangkitan, sehingga pergaulan tersebut
memiliki akar kebenaran dan bukan kepalsuan.
- Menanamkan
nilai-nilai "Takwallah".
- Menumbuhkan
kepribadian yang memiliki "Shilah bi Allah" yang kuat (dirikan
shalat.
- Menumbuhkan
dalam diri anak "kepedulian sosial" yang tinggi. (amr
ma'ruf-nahi munkar).
- Membentuk
kejiwaan anak yang kokoh (Shabar).
- Menumbuhkan
"sifat rendah hati" serta menjauhkan "sifat arogan" .
- Mengajarkan
"kesopanan" dalam sikap dan ucapannya.
Kesembilan poin tersebut di atas disimpulkan dari QS. Luqmaan: 12-19
Guru sebagai pendidik dan
pengajar harus mendidik kestabilan emosi, memajukan peserta didik
bersikap realitas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan
terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai itu guru harus memiliki dan
mengasai berbagai jenis bahan pelajaran menguasai kurikulum dan metode
pembelajaran.
Guru sebagai anggota masyarakat harus pandai bergaul dengan
masyarakat.
Untuk itu guru harus menguasai psikologi social, memiliki keterampilan bekerja
sama dalam kelompok. Guru sebagai anggota pimpinan harus mampu
memimpin. Untuk itu guru perlu memiliki ilmu kepemimpinan, menguasai
prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai aspek
kegiatan organisasi di yang ada di sekolah. Guru sebagai pelaksana
administrasi akan dihadapkan kepada administrasi-administrasi yang
harus dikerjakan di sekolah. Guru pengelola pembelajaran harus mampu dan
menguasai berbagai metode mengajar dan menguasai situasi pembelajaran di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia
sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus ( QS: Al 'Alaq: 1-5. Maksudnya, bahwa dalam menjalani
kehidupan dunianya manusia dituntut untuk mengembangkan daya inteletualitasnya
dengan suatu catatan bahwa ia harus mempergunakan sarana "khalq"
(ciptaan) sebagai object dan "Asma Allah" (ikatan suci dengan Nama
Allah/hukumnya).
Dengan demikian akan memperkaya ilmu pengetahuan sebagai
bekal dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah sehingga mampu
memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis.Guru harus mampu dan terampil
merumuskan tujuan pengajaran, memahami kurikulum da sebagai sumber belajar
terampil memberikan informasi kepada siswa. Sebagai pemberi contoh harus mampu
membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima memahami serta menguasai ilmu
pengetahuan, untuk itu guru harus mampu memotivasi peserta didik.
Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelas
agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing
proses intelektual dan social di dalam kelas. Tanggung jawab lain yang penting
bagi guru ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari kearah
perubahan perilaku. Guru harus mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif
serta efisien dengan hasil optimal. Sebagai pembimbing guru menjadi perantara
dalam hubungan antar manusia, sebagai pembimbing guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran.
Demikian pula dalam proses pembelajaran guru hendaknya menjadi seorang penilai
yang baik. Penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai peserta didik
setelah melaksanakan proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh melalui
penilaian merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses pembelajaran, dan
akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran selanjutnya.Dengan kata lain penilaian perlu dilakukan karena dapat mengetahui keberhasilan
pencapaian tujuan penguasaan peserta didik terhadap pembelajaran serta ketepatan
atau keefektifa metode.
Hakikat dan Makna Kinerja Guru
Kinerja guru atau prestasi kerja
(performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta penggunaan waktu. Kinerja guru yang baik jika melaksankan
unsure-unsur yang terdiri atas kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas
mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam
mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama
dengan semua warga sekolah.
Kinerja guru dalam proses
pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada
menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah di
tetapkan dicapai dengan baik pula melalui suatu kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan,
untuk mengatasi permasalahan globalisasi maka guru perlu menerapkan
produktivitas kerja dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan peserta didik.
2.
Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran
3. Mendorong lahirnya “Sumber Daya Manusia”
yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Metana pendayagunaan proses pembelajaran
sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna
5. Membina peserta didik yang menghargai
nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses pembelajaran.
6. Memotivasi peserta didik menghargai dan
mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran
7. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan globalisasi
8. Meningkatkan perhatian kepada peserta didik yang berbakat
9. Mengubah peserta didik untuk berorientasi
kepada kekaryaan bukan kepada ijazah
10. Membudayaka sikap kritis dan terbuka sebagai
syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih demokratis.
11. Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas
kepada peserta didik
12. Membudayakan sikap kerja keras, produktif,
dan disiplin.
Pentingnya Etos Kerja
Yang dimaksud dengan etos kerja
adalah norma atau etika yang menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang meliputi disiplin, semangat kerja , konsisten dan
memiliki motivasi kerja yang tinggi
Guru yang memiliki etos kerja
mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil dalam melaksanakan proses
pembelajaran dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang etos kerja dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama dalam melaksanakan
proses pembelajaran memiliki etos kerja yang berbeda-beda, Oleh karena itu,
jika proses pembelajaran ingin berhasil dengan baik maka guru perlu
mengembangkan etos kerja, dimana etos kerja merupakan norma atau etika yang
menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru yang
tidak memiliki etos kerja biasanya dalam bekerja asal-asalan. Jika ada atasan
baru giat bekerja tetapi jika tidak ada bekerjanya semaunya. Lemahnya etos
kerja bagi guru disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun
eksternal,yaitu:
1.
Tidak memiliki pengetahuan tentang etos kerja
2. Kurang memahami akan
tujuan adanya etos kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran
3.
Kurang mampu merealisasikan program kerja dalam proses pembelajaran
4. Kurang memahami bagaimana susahnya membangun, membina dan
mengembangkan sumber daya manusia, melalui proses pembelajaran baik di sekolah
maupun di luar sekolah
5. Tidak adanya
perhatian dari kepala sekolah tentang pentingnya etos kerja dalam proses
pembelajaran
6. Kurang mendapat
penghargaan bagi gru yang benar-benar melaksanakan etos kerja.
7.
Pengawasan belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pelaksanaan
etos kerja merupakan upaya paling dasar dari produktivitas pembelajaran. Agar
etos kerja dilaksanakan oleh guru dengan baik, maka guru perlu memiliki
pengetahuan tentang etos kerja. Kerja produktif memerluka etos kerja sesuai dengan isi kerja sehingga
menimbulkan penemuuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja minimal
mempertahankan cara kerja yang sudah baik. Faktor pendukung terjadinya kerja
yang produktif, yaitu :
1.
Kemampuan kerja yang tinggi
2.
Kemampuan kerja sesuai dengan isi kerja
3.
Mendorong guru untuk bekerja secara tertib, tenang, teratur dan nyaman
4. Etos kerja yang dilaksanakan secara merata akan
menghilangkan kecemburuan social, tidak saling menyalahkan dan saling
mencurigai, karena guru masing-masing sudah mengetahui tugasnya.
5. Pelaksanaan etos kerja yang kompak dan merata akan
memudahkan pelaksanaan pengawasan dan
penilaian kerja sebab semua komponen bekerja secara efektif dan efisien.
6. Menggerakkan dan
menerapkan etos kerja merupakan syarat atau langkah pertama dalam rangka
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien
Etos kerja merupakan hal yang sangat penting dalam
mekanisme kehidupan kerja, karena semakin majunya kehidupan kerja makin
kompleks pula kehidupan aktivitasnya serta makin meningkat dan berkembang pula
kebutuhan dan tuntutan kerja. Dengan terdapatnya kebutuhan dan tuntutan kerja
sudah barang tentu menuntut pula kualitas sumber daya manusia yang mengerjakan
tugas dan pekerjaan itu. Untuk itu perlu adanya suatu pelaksanaan etos kerja
dalam mendukung peningkatan kualitas kerja.
Etos
kerja bermanfaat dan berguna jika dilaksanakan di tempat dimana guru bekerja,
karena etos kerja memberikan kontribusi sebagai berikut :
1. Memberikan
kepuasan batin bagi guru, sebab telah melakukan hal terbaik dalam melaksanakan
pekerjaan sebagai guru yang bertanggung jawab.
2. Pelaksanaan etos
kerja secara kompak menjadikan iklim kerja yang sehat , suasana kerja tenang
tentram, dan menyenangkan.
Produktivitas kerja guru
Guru
teladan adalah guru yang produktif dalam melaksanakan dan tugas dan
pekerjaannya, kerena produktivitas kerja para guru akan meningkatkan hasil
kerja yang lebih baik. Guru mempunyai posisi yang amat sinergis dalam suatu
pekerjaan, maka dari itu para guru harus bekerja secara efektif sehingga
mempunyai tingkat hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan bahkan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari pekerjaan, guru harus bekerja dengan
produktivitas yang tinggi, sehingga tujuan kerja yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan baik pula, sebab pada dasarnya guru yang produktif memiliki
kemampuan kinerja yang sesuai dengan isi kerja, menghasilkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhan dan mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
Peningkatan
produktivitas kerja dapat dilakukan denagn cara sebagai berikut:
a.
Menyusun kerangka atau rencana kerja sebelum melaksanakan
tugas dan pekerjaan,, karena dengan adanya kerangka atau rancangan kerja akan
membawa dampak sebagai berikut :
1. Menambah keyakinan bahwa kerangka dan
rancangan kerja dapat memungkinkan hasil kerja yang optimal dengan penggunaan
tenaga sedikit mungkin
2. Menambah kepastian bahwa operasional
kerja dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan, sehingga
pekerjaan yang diharapkan masyarakat benar-benar memuaskan.
b.
Mampu bekerja secara ekeftif dan efisien, karena dengan
efisien dan efektivitas tesebut dapat
:
1. Memeastikan proses kinerja yang
lebih baik
2. Mengurangi jam kerja akan
lebih baik
3. Memastikan bahwa guru benar-benar
terlatuh dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
4. Memastikan adanya penanganan dan
pengaturan kinerja secara matang
5. Memastikan pekerjaan yang diharapkan
masyarakat hasilnya lebih memuaskan
6. Memastikan hasil kinerja lebih baik
c.
Mampu melihat hasil kinerja yang produktivitas dan tidak
produktif
1. Tidak menganggap bahwa tanpa bekerja
kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga
2. Tidak ketakutan mengambil keputusan
karena ada unsut resiko
3. Tidak merasa puas karena hasilnya
dianggap “good enough” meskipun belum mencapai “excellent”
4. Tidak memperpanjang tindak konsumtif
sampai “esok” dan berhenti “sekarang”
5. Tidak meng-ia-kan tindakan yang
dianggap salah sampai”esok” dan bukan mengkoreksinya” sekarang”
Produktivitas kerja memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
menyongsong era millennium baru, sebab kemampuan yang dikembangkan melalui
produktivitas kerja guru adalah kemampuan jasmaniah dan kemampuan rohaniah
meliputu segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan, nilai-nilai perikehidupan,
sikap, dedikasi, dan disiplin. Oleh karena itu maka produktivitas kerja guru
merupakan suatu upaya untuk menjawab tantangan terhadap masalah-masalah yang
timbul dalam era millennium baru.
Produktivitas
kerja guru merupakan suatu pola sikap dan pola perilaku serta perbuatan yang
sesuai dengan tata aturan atau tata norma yang telah digariskan. Menerapkan
produktivitas kerja bagi guru dalam proses pembelajaran diharapkan perilaku
guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan mentaati norma-norma dan peraturan
yang berlaku, sehingga tujuan dan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
dapat dicapai dengan baik. Produktivitas kerja dalam kegiatannya mampu
meningkatkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, sehingga para guru dapat
bertindak dan berfikir. Sebab aktivitas dan kreativitas yang tinggi dapat
berjalan dengan baik jika ditopang dengan produktivitas kerja yang baik. Karena
pelaksanaan proses pembelajaran yang ditunjang dengan produktivitas kerja akan
memberikan arah kepada guru untuk bersifat kreatif, dinamis, dan inovatif.
Produktivitas kerja menjadikan kerja sebagai suatu proses produktif.
Produktivitas
kerja merupakan serangkain kegiatan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
dilakukan oleh guru yang mengutamakan keselamatan kerja dimana jika
produktivitas itu tidak dilaksanakan, berarti melanggar suatu nilai atau
patokan yang ada, dan menjadikan kerja sebagai kegemaran dan kesenangan,
sehingga motivasi kerja muncul dari dalam diri guru itu sendiri yang akhirnya
produktivitas kerja meningkat. Dengan demikian ,produktivitas kerja memang
harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kehidupan kerja dan produktivitas
kerja
Produktivitas
kerja mengandung arti adanya perubahan kebiasaan kerja. Perubahan ini mencakup
perubahan sikap, nilai dan perilaku tertentu serta struktur organisasi kerja
sesuai dengan tuntutan produktivitas kerja, sehingga dengan adanya pekerjaan
akan memberikan dampak terhadap guru, baik dampak positif atau negative, sebab
guru akan mempelajari aturan-aturan yang sesuai dengan produktivitas kerja
untuk mencapai tujuan tanggung jawab utama terhadap pekerjaan pola perilaku
yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan norma-norma serta
nilai-nilai yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar