PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
A.
A. Sekolah
dan Lingkungan
Mengingat fenoma diatas ,mau tidak mau
kita harus memikirkan perlunya pendidikan moral.Secara teoritis dan
factual,pendidikan moral yang pertama
dan utama adalah di rumah.Dari
orang tua atau yang lainnya,anak-anak pertama kali memperoleh nilai-nilai
moralitas yang digunakan sebagai acuan untuk hidup bersama.Tetapi
harus pula diakui bahwa menyerahkan pendidikan moral sepenuhnya kepada orang tua ternyata tidaklah
memadai.Faktor pertama adalah lingkungan keluarga terlalu sempit sebagai tempat mendapatkan dan
berlatih menerapkan nilai-nilai moral. Yang kedua,Banyak orang tua masa kini hamper tidak punya waktu untuk
mendidik anak-anak.
Ketiga,sering kali
nilai-nilai yang diberikan guru lebih diikuti olah anak-anak dari pada orang
tuanya. Persoalannya adalah bagaimana pendidikan moral tersebut diberikan di
sekolah? Apakah harus menambah pelajaran baru(budi pekerti).atau memasukkan unsur-unsur pendidikan moral ke dalam
berbagai mata pelajaran yangdipandang relevan.Konon kurikulum sekolah kita ini
tergolong terpadat dibandingkan dengan kurikulum di Negara-negara lain.Artinya
,murid-murid kita tergolong manusia-manusia muda yangpaling”tersiksa” dibandingkan
rekan-rekan mereka dari Negara lain akibat beban kurikulum yang amat sarat
tersebut.Pendidikan moral sebaiknya dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan
yang tak tertulis atau yang biasa disebut dengan Hidden Curriculum.Dengan
Hidden Curriculum ini,maka pendidikan moral tidak akan member beban tambahan
bagi murid.
B.Implementasi Hidden
Curriculum
Kehidupan di sekolah bisa disebut
sebagai miniatur kehidupan social di masyarakat.Kehidupan social di
masyarakat memerlukan seperangkat
nilai,yang salah satunya adalah nilai-nilai moral,untuk mengatur kehidupan
bersama agar tidak terjadi chaos.Disamping
mengatur kehidupan bersama,nilai-nilai moral juga diperlukan untuk membangkitkan rasa
kemanusiaan supaya timbul rasa saling
menghormati dan mengasihi antara satu dan lainnya.Merlalui Hidden
Curriculum ini nilai- nilai moral
tersebut di internalisasikan ke dalam system kesadaran murid.
Seperti kehidupan di dalam kelas yang
didalamnya terdapat banyak murid yang
berintraksi satu dengan lainnya.Sebagai salah satu bentuk
kehidupan social ,kelas juga membutuhkan
seperangkat nilai untuk mengatur
hubungan atau interaksi antara murid
dengan murid atau murid dengan guru sehingga tercipta interaksi yang
sehat dan saling menguntungkan.Tidak
saling merugikan. Nilai-nilai yang dimaksud
bersama.Misalnya,didalam kelas saat pelajaran tidak boleh mengaktifkan Hp,ketika ada teman atau
guru yang sedang berbicara yang lain
harus mendengarkan,harus menggunakan pakaian yang sopan,tidak boleh tidur saat
jam pelajaran,menjaga kebersihan kelas
dan dalam pakaian yang sopan,tidak boleh tidur saat jam pelajaran,menjaga
kebersihan kelas dan dalam berbicara pun
harus digunakan adab dan sopan santun
dalam berbicara. Persoalannya sekarang adalah menerapkan aturan-aturan semacam
itu bukanlah hal yang mudah. Sering kali
aturan sudah dibuat,bahkan ditempelkan di beberapa tempat strategi supaya
selalu terbaca oleh murid,namun dalam pelaksanaannya nol.Baik murid maupun
gurunya sama-sama mengabaikan aturan-aturan tersebut.Akhirnya,tata tertib atau
aturan tersebut hanyalah sekedar hiasan
dinding belaka.Untuk menghindari hal semacam itu,maka aturan yang dibuat
haruslah :
1.Masuk akal bagi murid
dengan member penjelasan alasan dari aturan-aturan yang akan ditetapkan.
2.Sekolah atau guru juga
harus member ruang bagi murid untuk beberapa aturan dengan alasan
yang jelas.Dan jika terjadi penolakan,antara sekolah atau guru dan murid
harus melakukan diskusi untuk
membahas item-item yang di tolak.Jika
ternyata murid-murid mampu memberikan argument yang logis dan tidak merugikan pihak lain,maka sekolah atau
guru harus bersedia membatalkan
item-item aturan yang ditolak tersebut. Dengan membuka ruang diskusi semacam
ini akan menyebabkan murid akan benar-benar memahami dan menghayati pentingnya
aturan-aturan untuk ditaati.
3.Contoh Tauladan.Dalam
pelaksanaannya ,guru harus menjadi
pelopor untuk mentaatinya.Misalnya ,kalau sudah disepakati keterlambatan
masuk kelas maksimal 5 menit,maka guru juga
harus taat pada aturan tersebut. Kalau dikatakan bahwa
keterlambatan melebihi 5 menit akan
mengganggu prose akan beras belajar mengajar
dikelas,apalagi kalau gurunya yang terlambat.Tentu sangat
mengganggu dan merugikan kelas. Dalam
kenyataannya,kita masih sering mengamati guru-guru kurang konsisten dalam
mentaati aturan-aturan sekolah.Mereka hanya gembar-gembor tentang aturan dan
nilai-nilai tetapi perilakunya tidak mencerminkan
apa yang terjadi,maka jangan pernah
diharap murid-murid akan memegang aturan atau nilai-nilai yang ada.Justru
sebaiknya yang terjadi .Murid-mirid akan
beranggapan bahwa apa yang dikatakan tidak harus sama dengan apa yang
dilakukan.Maka tidak perlu heran jika saat ini banyak kita dapati orang-orang
munafik,orang-orang yang hanya lihai melantunkan lagu-lagu moralitas,tetapi
perilakunya bejat. Barangkali ini bersumber dari perilaku tidak konsisten dari
para guru.
4.Tolong menolong adalah
salah satu nilai penting dari budaya
kita yang kini mulai luntur.Nilai-nilai ini bisa dibangun didalam kelas,dalam
menumbuhkan benih-benih solidaritas yang akan berkembang di nurani masing-masing
murid.
C.Pendidikan Moral.
Tentu sudah banyak ahli yang menemukan banyak cara atau
teori tentang mendidik dari berbagai aspek atau sudut pandang,untuk membentuk
moral seseorang agar menjadi pribadi yang utuh.
Pada dasarnya pendidikan
moral dalam Negara mempunyai tempat tyersendiri bahkan bersifat
khusus,Artinya dalam lembaga pendidikan
terdapat mata,seperti PKN ,agama.dan lain sebagainya.
Tidak terbatas itu,luar
biasanya pendidikan moral sebagai bentuk perhatian tersebut diperoleh
dalam setiap jenjang pen dan didikan dari tingkat
rendah sampai di perguruan tinggi.Bila dilihat dari aspek kuantitas sebenarnya pendidikan atau
pembelajaran nilai moral ditanamkan secara intensif.Dari waktu
ke waktu lembaga pendidikan membekali
anak didik tentang moralitas yang baik
dan benar sesuai tujuan
dan keinginan bangsa.Boleh dikatakan
bangsa ini mempunyai dan akan menyadarkan tentang
keutamakan –keutamaan yang
membuat kita adil dan berperikemanusiaan. Menyadari krisis moral sebagai persoalan mendasar
dalam republik ini, sudah saat masyarakat dan pemerintah
khususnya meninjau
perjalanan pendidikan formal terlebih terlebih bidang-bidang moral yang hakiki .Harus disadari bahwa persoalan –persoalan seperti kitakadilan dan bentuk
diskriminasi lainnya,akarnya adalah kepincangan moral.
Maka ,pendidikan moral
harus dijalankan secara serius dalam setiap ‘ bidikan- bidikan ‘ proses
pendidikan itu sendiri.Kita menjadi bangsa yang keliru ketika pesoalan mendasar dan utama bangsa adalah moralitas namun mlihatnya dengan sebelah mata apalagi
mengabaikan tingkat efektifitas dan pengaruhnya teristimewa dalam dunia
pendidikan formal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar